Usir Gajah Pakai Petasan, Kakak Beradik di Aceh Utara Ditendang dan Diinjak Gajah, Begini Kondisinya
Kondisi kakak beradik di Aceh Utara yang diamuk gajah karena usir hewan tersebut pakai petasan, korban sempat diinjak bahkan ditendang gajah.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON – Kakak beradik diamuk seekor gajah di kawasan kebun mereka, Desa Peureupok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Kamis (12/10/2023) sore.
Akibatnya warga Desa Pucok Alue Seuleumak, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara itu mengalami memar bahkan sampai dirawat di Rumah Sakit.
Mukhtaruddin (42), harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia atau RSUCM Aceh Utara karena dadanya diinjak gajah.
Sedangkan adiknya, Baktiar (40) berhasil menyelamatkan diri, setelah sempat ditendang gajah, sehingga memar.
Kronolog Kakak Adik di Aceh Utara Diamuk Gajah
Dua warga Desa Pucok Alue Seuleumak, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, yang merupakan abang dan adik kandung diamuk seekor gajah di kawasan kebun mereka kawasan Desa Peureupok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, Kamis (12/10/2023) sore.
Akibat kejadian itu, Mukhtaruddin (42), harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia atau RSUCM Aceh Utara.
Sedangkan adiknya, Baktiar (40) berhasil menyelamatkan diri, setelah sempat ditendang gajah, sehingga memar.
Keduanya diamuk Poe Meurah, sebutan lain gajah setelah berhasil mengusir kawanan gajah lainnya dari kebun mereka menggunakan petasan karena keberadaan hewan besar ini sudah merusak kebun warga berisi berbagai tanaman, termasuk palawija.
“Selama itu warga di kawasan kami pada malam hari harus bermalam di gubuk yang dibangun di kebunnya masing-masing untuk menjaga masuknya kawanan gajah tersebut,” ujar Mukim Paya Bakong Usman kepada Serambi, Sabtu (14/10).
Sebab, kawanan gajah sudah lama berada di kawasan Kecamatan Paya Bakong.
Bahkan kata Usman, sebelumnya, kawanan gajah tersebut sudah pernah merusak puluhan hektare kebun warga yang ditanami pinang, pisang, dan kelapa sawit.
Kawanan gajah tersebut kemarin masuk lagi ke kebun warga, sudah sempat merusak kebun sejumlah warga di kawasan itu.
Karena itu Muktaruddin bersama adiknya datang lagi ke kebunnya untuk mengusir kawanan gajah menggunakan petasan.
Namun, ternyata, seekor gajah jantan itu balik lagi ke kebun.
Ketika hendak diusir, gajah tersebut ternyata malah menyerang korban, sehingga Muktaruddin harus lari untuk bersembunyi di bawah pohon bersama adiknya.
“Tapi kemudian gajah tersebut menyerang saya lagi, sehingga saya terjatuh ke tanah. Kemudian gajah tersebut menginjak di bagian dada, sehingga terdengar bunyi krak,” cerita Muktaruddin kepada Serambinews.com, Sabtu (14/10/2023).
Kemudian gajah tersebut langsung kabur, tapi sempat menendang adiknya lagi, Baktiar, sehingga korban Bakhtiar mengalami luka memar.
Setelah kejadian itu, Muktaruddin merayap ke tepi sungai sekitar 300 meter dan kemudian dibawa pulang warga menggunakan rakit menyusuri sungai.
“Kemudian saya dijemput dengan sepeda motor dan kemudian dibawa dengan ambulance ke rumah sakit,” ungkap Muktaruddin.
Ia mengaku tidak pingsan, tapi tidak mampu banyak bergerak dan berbicara lagi.
Korban Diinjak Gajah Masih Dirawat di RSUD Cut Meutia Aceh Utara
Satu dari korban adik-abang, yang diamuk seekor gajah hingga, Minggu (15/10/2023) masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara.
Dia adalah Muktaruddin (42), warga Desa Pucok Alue Seuleumak Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.
Pria tersebut selain diserang gajah kemudian diinjak oleh gajah di bagian dadanya, sehingga mengalami sesak nafas.
Sedangkan adiknya, Baktiar (40) yang mengalami luka memar.
Diberitakan sebelumnya, dua warga adik abang asal Desa Pucok Alue Seuleumak Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara diamuk seekor gajah di kawasan kebunnya kawasan Desa Peureupok Kecamatan Paya Bakong, Kamis (12/10/2023) sore.
Akibat kejadian itu, Mukhtaruddin (42), harus dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara.
Sedangkan adiknya, Baktiar (40) berhasil menyelamatkan diri setelah sempat ditendang gajah.
Keduanya diamuk Poe Meurah-sebutan lain gajah setelah berhasil mengusir kawanan gajah lainnya dari kebun mereka dengan menggunakan petasan.
“Ini hari ketiga saya berada di rumah sakit, belum diizinkan pulang oleh dokter,” ujar Muktaruddin kepada Serambinews.com, Minggu (15/10/2023).
Baca juga: Temuan 15 Bangkai Satwa di Taman Nasional Bali Barat, Polisi Telusuri Jejak Pemburu Liar
Disebutkan, dokter sudah memeriksa kembali kondisinya dan menyebutkan masih perlu mendapat perawatan lanjutan.
“Saya sudah tidak betah lagi, minta pulang tadi karena sudah tiga hari di rumah sakit, tapi dokter belum menginzinkan,” ujar Muktaruddin.
Petani itu mengaku masih merasakan sakit di bagian dadanya ketika tertawa dan batuk. Bahkan ketika bangun dari berbaring atau ketika hendak berbaring harus dibantu orang lain.
“Tapi kalau untuk bicara sudah lancar kembali,” ujar Muktaruddin.
Puluhan Hektare Kebun Hancur Diobrak-abrik Gajah
Dua warga yang merupakan kakak beradik menjadi korban amukan kawanan gajah liar saat mencoba mengusir Binatang berbelalai tersebut.
Selain itu, puluhan hektare kebun warga di kawasan Desa Peureupok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, dalam dua pekan terakhir, juga hancur usai dirusak kawanan gajah.
Sebagian warga saat yang kesulitan mengusir gajah sekarang sudah pasrah dan membiarkan kebunnya yang dipenuhi tanaman perkebunan dirusak binatang berbelalai itu.
Kejadian seorang petani yang nekat mengusir gajah bersama adiknya sehingga sempat diserang dan kemudian diinjak di bagian dada itu terjadi pada Kamis (12/10/2023), di kawasan kebun mereka di Desa Peureupok, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.
Korban amukan gajah itu adalah Muktaruddin (42), warga Desa Pucok Alue Seuleumak, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, yang saat ini masih dirawat di RSUD Cut Meutia Aceh Utara.
Sedangkan adiknya Baktiar (40), yang mengalami luka memar karena diserang gajah, tapi tidak dirawat inap.
“Ini kejadian ketiga yang menimpa kami. Sebelumnya kerusakan tanaman tidak separah ini,” ungkap Muktaruddin kepada Serambinews.com, Minggu (15/10/2023).
Disebutkan dia, luas kebunnya mencapai 8 hektare, yang berisi tanaman kelapa sawit dan pinang.
Muktaruddin mengaku saat ini dalam kebunnya tidak banyak lagi yang tersisa kelapa sawit dan pinang, karena sudah dimakan kawanan gajah.
“Bukan kebun saya saja yang dirusak kawanan gajah yang berjumlah puluhan ekor, tapi banyak warga lainnya di Paya Bakong juga mengalaminya,” beber dia.
Bahkan, sebagian warga sudah pasrah karena tidak mampu mengusir kawanan gajah tersebut yang setiap saat masuk ke kebun saat tidak dijaga.
Masyarakat tidak tahu harus menyampaikan kemana lagi persoalan tersebut karena tak kunjung ditangani.
Muktaruddin berharap agar pemerintah segera meninjau Hak Guna Usaha (HGU) sejumlah perusahaan swasta yang mengalihkan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan baru.
Karena sempitnya hutan sekarang menyebabkan kawanan gajah tersebut masuk ke dalam perkebunan Masyarakat untuk mencari makan.
Sementara kebun selama ini menjadi sumber pencaharian warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk biaya pendidikan anak-anak mereka.
Jika itu tak segera ditinjau ulang HGU, kawanan gajah tersebut akan terus merusak kebun warga.
Sementara itu, Imum Mukim Pante, Kecamatan Paya Bakong, Usman kepada Serambinews.com juga menyebutkan hal serupa.
“Selama ini masyarakat siang dan malam menjaga kebunnya, tapi ketika masyarakat sedikit lengah saja, kawanan gajah dengan mudah merusak kebun,” katanya.
Karena itu, ia berharap pemerintah segera mencari solusi atas persoalan tersebut. (tribun network/thf/serambinews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.