5 Fakta Kecelakaan KA Argo Semeru Vs Argo Wilis di Kulon Progo: Tak Ada Korban Jiwa, 31 Orang Luka
Berikut sejumlah fakta kecelakaan KA Argo Semeru dan Argo Wilis yang terlibat kecelakaan di Kulon Progo, Selasa (17/10/2023).
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Sri Juliati
Murodah mengaku trauma atas insiden tragis yang dialaminya.
Wanita asal Condongcatur, Depok, Sleman itu mulanya berniat menuju Jakarta untuk menengok anak dan cucu tercinta.
Namun karena insiden kecelakaan kereta itu, Murodah harus mengurungkan niatnya.
"Saya berencana mau ke Jakarta menengok cucu. Terpaksa ya tunda dulu, biar tenang dulu. Sementara trauma, ya namanya kecelakaan bisa dimana saja," terang Murodah, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (17/10/2023).
Ada Asap Putih sebelum Kecelakaan
Baca juga: Perjalanan Kereta Jarak Jauh Dipastikan Terlambat Pasca Insiden Anjlok KA Argo Semeru dan Argo Wilis
Terpisah, saksi mata sekaligus penumpang KA Argo Semeru, Mira Rachmalia Putri (29) mengaku sempat melihat asap putih sebelum kereta api anjlok.
Menurut Mira, KA Argo Semeru terasa seperti menabrak suatu benda.
"Merasa nabrak sesuatu, terus ada asap putih, terus tiba-tiba gerbong keluar jalur. Kursi sebelah saya terjungkal saat anjlok, gerbong juga jadi miring, akhirnya kami susah keluar," jelas Mira, dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/10/2023).
Setelah kecelakaan, Mira sempat kesulitan keluar dari gerbong karena posisi kereta setelah kecelakaan.
Akibat kejadian ini, Mira mengalami luka lebam di sejumlah anggota tubuhnya.
"Saya sedang menyusui, terus kereta anjlok. Saya sedikit lebam-lebam ini, tadi saya menyelamatkan bayi saya terlebih dahulu," jelasnya.
Imbas Kecelakaan KA Argo Semeru
Akibat kecelakaan tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun, Jawa Timur, melakukan rekayasa rute.
Semua kereta jarak jauh yang seharusnya melewati jalur Yogyakarta atau jalur selatan, dialihkan melalui jalur utara atau melewati Semarang.
Baca juga: Penyebab Kecelakaan KA Argo Semeru dan Argo Wilis di Kulon Progo, Diduga karena Kondisi Rel
"KAI melakukan rekayasa pola operasi dengan memutar KA-KA yang seharusnya melalui petak jalan Yogyakarta – Kutoarjo (jalur selatan), dialihkan dengan melalui petak jalan Semarang (jalur utara),” terang Deputi VP 7 Daop 7 Madiun, Irene Margareth Konstantine.
"Begitu juga dengan kereta api dari Jakarta, Bandung menuju ke Madiun, Blitar, Malang, Surabaya, dan Jember juga diarahkan melalui lintas utara."