Yoris Kecewa Danu Bungkam Selama Dua Tahun, Ungkap Motif Danu Terlibat Kasus Pembunuhan di Subang
Dalam pra rekonstruksi, Danu memperagakan adegan menyeret jasad korban ke dalam mobil. Yoris meminta masa tahanan Danu tak dikurangi.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Setelah dua tahun berlalu, kasus pembunuhan terhadap Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu mulai menemui titik terang.
Ibu dan anak di Subang, Jawa Barat tersebut dibunuh di rumahnya pada 18 Agustus 2021.
Polda Jabar telah melakukan pra rekonstruksi di lokasi pembunuhan dan menghadirkan tersangka Danu.
Empat tersangka lain yakni Yosep, Mimin, Arighi dan Abi tidak mengikuti pra rekonstruksi dan digantikan pemeran pengganti.
Anak Yosep dari pernikahan dengan Tuti, Yoris Raja Amarullah mengaku kecewa terhadap Danu yang bungkam selama dua tahun.
Baca juga: Ada 95 Adegan Kasus Subang, Dari Curhat Yosep ke Danu Hingga Esksekusi Tuti dan Amel
Danu dalam kasus pembunuhan ini bukanlah eksekutor, namun Danu ikut menyeret jasad Tuti dari kamar mandi ke dalam mobil Alphard.
Yoris tidak ingin polisi mengurangi masa tahanan Danu meski sudah membantu mengungkap kasus pembunuhan.
Kuasa hukum Yoris, Leni Anggraeni menyatakan kliennya tak mempermasalahkan jika Danu dijadikan justice collaborator.
"Setuju aja kalau jadi JC selama ini untuk membuka kebenaran dan keadilan buat Bu Tuti dan Amel."
"Tapi tidak setuju kalau hukuman dikurangin terlalu banyak," ungkapnya, Jumat (3/11/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Leni Anggraeni menambahkan sebelum kasus pembunuhan terjadi, Danu dan Yoris sering bertemu.
Namun, Danu tak pernah menceritakan adanya rencana pembunuhan terhadap Tuti dan Amalia.
Baca juga: Polda Jabar Gelar Pra Rekonstruksi Kasus Subang, Danu dan Yoris Dihadirkan untuk Bantu Penyidik
"Kemana aja dua tahun ini dan kenapa begitu teganya melakukan itu padahal sama Yoris juga sering ngobrol. Kenapa waktu itu gak cerita lebih awal mungkin bisa dicegah pembunuhan ini," ucapnya.
Terkait motif Danu terlibat pembunuhan, diduga karena Danu sering menjadi korban bully yang dilakukan Tuti.
Danu merupakan keponakan Tuti dan ditugaskan sebagai staf yayasan.
"Danu itu sering dimarahin emang sama Bu Tuti.”
“Maksudnya bukan dimarahin, tapi di-bully gitu. Danu kan sering di warnet," bebernya.
Selain itu, Danu sempat meminta sepeda motor ke Tuti karena telah bekerja membantu yayasan.
Baca juga: Dua Tahun Kasus Subang Belum Terungkap, Kuasa Hukum Danu Sebut Pelaku Rekayasa Pembunuhan
Namun, permintaan tersebut tidak disetujui oleh Tuti.
"Mungkin ke situ niatnya karena Danu kan kasihan mungkin capek sana sini tapi mau motor aja susah minta bu Tuti sementara Amel dibeliin mobil Yaris," pungkasnya.
Anak Mulyana Bantah Terlibat
Setelah proses pra rekonstruksi, terungkap ada seorang bantuan polisi (banpol) dan oknum polisi yang diduga ikut terlibat dalam perusakan tempat kejadian perkara.
Keponakan Yosep yang bernama Arif Lukman Nurhakim diduga sebagai oknum polisi yang terlibat dalam kasus pembunuhan dua tahun silam.
Arif Lukman merupakan anak dari Mulyana, adik kandung Yosep.
Baca juga: Peran 5 Tersangka Kasus Subang: Yosep Bopong Jasad Amalia ke Mobil, Mimin di TKP saat Eksekusi
Dalam keterangannya, Arif Lukman membantah terlibat dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
"Tentang uang yang disebutkan yang katanya saya meminta, justru saya tidak tahu persis. Namun, ceritanya begini, saat setelah menjemput Yoris dari TKP untuk ikut perwakilan autopsi, sesampainya di polsek saya dihampiri Pak Mulyana, ayah saya," ungkapnya, Sabtu (4/11/2023).
Ia menyatakan menyerahkan uang kepada Ace tanpa mengetahui maksud dan tujuannya lantaran diperintah oleh ayahnya, Mulyana.
"Yang saya tahu di pom bensin Ciater, dua mobil ambulans dan satu mobil unit polsek berhenti untuk beli bensin dan Saudara Ace turun menghampiri petugas pom dan para sopir ambulans. Jadi tidak ada saya meminta kepada Saudara Yoris," lanjutnya.
Arif Lukman juga membantah mendatangi lokasi pembunuhan dan mengambil mobil Yaris milik Amalia.
Ia hanya diminta mengambil kucing yang ada di TKP dan mobil Yaris yang terparkir di sana.
Baca juga: Sempat Bantah Terlibat, Yosep Ternyata yang Gotong Jasad Anaknya ke Dalam Bagasi Mobil Alphard
"Saya bantah hal itu. Yang sebenarnya ialah sore setelah asar sekitar jam 17.00 WIB kurang, ada penyidik Reskrim Polres Subang mengobrol dengan keluarga yang berada di polsek. Saat itu kebetulan saya pun di sana. Ada Yosep, Yoris, Mulyana, dan ada Mas G dan kerabat juga Saudara A."
"Di sana kami diminta untuk mengambil kucing, takut mati, dan mobil Yaris yang saat itu mereka bilang enggak ada keterkaitannya. Semua yang ikut mendengarkan setuju," bebernya.
Arif Lukman mengaku tidak mengetahui mobil Yaris tersebut dibawa kemana dan oleh siapa.
"Jadi apa tujuannya bilang kalau saya yang menyuruh ambil? Lalu setelah itu penyerahan kunci juga dari pihak penyidik polres kepada keluarga utama (Yosep dan Yoris), lalu semuanya mengobrolkan mobil itu mau disimpan di mana."
"Pak Kades Jalan Cagak juga ada kok saat itu. Yang jelas saya hanya ikut berkata mau disimpan di mana pun mobil itu (di Yoris, kediaman nenek, di saya atau di Mulyana) yang penting hati-hati di jalannya," jelasnya.
Baca juga: Pra Rekonstruksi Kasus Subang Kembali Digelar, Yosep Bertemu Danu di Warung Pecel Sebelum Membunuh
Rumah Yoris dan Mulyana Digeledah
Polda Jabar melakukan penggeledahan di 4 rumah untuk mencari barang bukti kasus pembunuhan terhadap Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, Selasa (31/10/2023).
Rumah yang digeledah yakni milik Yoris, Mulyana (adik Yosep), anggota bantuan polisi (banpol) dan seorang perwira polisi.
Anggota banpol dan oknum perwira polisi ikut membersihkan lokasi pembunuhan yang terjadi dua tahun lalu.
Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan mengatakan, penggeledahan dilakukan untuk mencari benda yang digunakan untuk melakukan pembunuhan.
Dari penggeledahan ini sejumlah barang diamankan mulai telepon genggam, memory card, laptop, stik golf, dan golok.
Baca juga: Polisi Geledah Rumah Yoris, Mulyana dan Yayasan yang Didirikan Yosep, Tersangka Danu Dihadirkan
"Kita amankan untuk dilakukan pemeriksaan ulang. Kita cek dan uji swab ulang lagi manakala ada DNA korban di situ nanti," tuturnya, Rabu (1/11/2023).
Kombes Pol Surawan menerangkan, 4 orang yang digeledah rumahnya sempat masuk TKP pembunuhan yang terjadi pada 18 Agustus 2021 silam.
"Mereka itu orang-orang yang datang pada saat TKP awal. Jadi, mereka ada yang diperintahkan untuk membersihkan kamar mandi, kemudian mengambil barang-barang di sana termasuk juga mobil," terangnya.
Selain melakukan penggeledahan, Polda Jabar juga memeriksa anggota banpol dan oknum perwira polisi yang masuk TKP.
"Kita ingin mendapatkan keterangan yang pasti dari mereka, siapa yang memerintahkan kemudian tujuan utamanya apa," bebernya.
Keduanya berstatus saksi dan petugas masih mendalami keterlibatan mereka.
"Ini yang kita dalami, kita periksa semua dan kita mintai keterangan supaya kita lebih jelas lagi," tandasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman/Hilda Rubiah/Rheina Sukmawati/Salma Digna)