Kondisi Pengungsi Gempa Gunung Salak: Alami Trauma hingga Mulai Diserang Penyakit
Warga yang mengungsi di Kampung Pasir Masigit bahkan rasakan trauma karena tiap hari merasakan gempa.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Febri Prasetyo
"Yang akhirnya kaya tadi ada mobil lewat, warga langsung ketakutan, karena memang udah seminggu ini gitu tiap hari," ujarnya.
Ia menambahkan dalam sehari rata-rata bisa terjadi tiga hingga lima kali gempa skala kecil.
Baca juga: Gempa Terkini M 4,6 Guncang Sukabumi Pagi Ini, BMKG: Dirasakan di Bogor, Ciputat dan Tangerang
Rasakan Sakit
Warga terdampak gempa bumi di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeteuy, ada sekitar 50 orang.
Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena banyak rumah yang alami kerusakan parah.
Seorang pengungsi, Aan (34), menceritakan warga mulai rasakan gatal hingga batuk pilek. Bahkan, ada anak kecil yang diare.
"Anak kecil ada yang muntah-muntah. Karena mungkin cuaca, kalau malam dingin banget, kalau siang panas banget," ujar Aan kepada Tribunjabar.id di tenda pengungsian, Kamis (14/12/2023).
Aan berharap pemerintah bisa segera membuat keputusan soal korban terdampak gempa bumi.
"Pengen segera ada keputusan, dibuatin rumah yang layak ditinggalin, ditempatin di tempat yang aman. Kepengennya kayak begitu, nggak seperti sekarang."
"Kan di sini kalau lama-lama kasian anak-anak juga, sekolah terganggu," kata Aan.
Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri mengatakan pihaknya datangkan tim kesehatan di lokasi untuk menangani masalah kesehatan warga.
Baca juga: Warga Bogor Dengar Suara Gemuruh Sebelum Terjadi Gempa Bumi 4,6 Magnitudo
"Kami upayakan bahwa kesehatan harus hadir membantu. Kemudian nanti Pak Kades memfasilitasi agar ketika yang dihuninya kurang bagus kita carikan tempat atau geser ke rumah saudaranya," ucap Iyos.
Pihaknya pun kini tengah berfokus untuk mengkaji rencana relokasi warga pengungsi.
"Prioritas kita hari ini adalah mengkaji ya, apakah mereka memungkinkan tidaknya untuk relokasi."