Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Pengungsi Gempa Gunung Salak: Alami Trauma hingga Mulai Diserang Penyakit

Warga yang mengungsi di Kampung Pasir Masigit bahkan rasakan trauma karena tiap hari merasakan gempa.

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Kondisi Pengungsi Gempa Gunung Salak: Alami Trauma hingga Mulai Diserang Penyakit
instagram@bmkg
Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi 

TRIBUNNEWS.COM - Gempa bermagnitudo 4,0 pada Jumat (8/12/2023) di wilayah Gunung Salak merusak puluhan rumah.

Bahkan, gempa dirasakan di hampir tiap wilayah di kaki Gunung Salak dan warga harus mengungsi karena rumahnya rusak.

Warga kaki Gunung Salak di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, turut merasakannya.

Bahkan, warga yang mengungsi di Kampung Pasir Masigit mengalami trauma karena tiap hari merasakan gempa.

Termasuk gempa bermagnitudo 4,6 pada Kamis (14/12/2023) pagi.

Baca juga: Gempa Sukabumi-Bogor Terkait Aktivitas Vulkanik Gunung Salak, BMKG-PVMBG Saling Koordinasi

Mengutip TribunJabar.id, suara mobil yang dihidupkan pun membuat pengungsi terbayang gempa bumi.

Warga serentak beristigfar ketika mendengar mobil truk BPBD dihidupkan, Kamis (14/12/2023).

Berita Rekomendasi

"Astgafirullah," ucap ibu-ibu di pengungsian saat mendengar suara mobil truk.

Ucih (47), seorang warga, mengaku mengalami trauma, terlebih saat Kamis pagi ia sedang berada di rumah.

"Pas di rumah, guncangan gak kaya kemarin, tadi mah beda, lebih besar dari kemaren, lama. Panik lah, malam tidur di sini (tenda), tadi lagi di kamar mandi lagi siap-siap, mau berangkat kerja, lagi di dapur masak, tadi saya lari keluar, bapak loncat," kata Ucih di tenda pengungsian.

Trauma yang dialami Ucih belum hilang lantaran dalam sehari tempatnya diguncang gempa tiga hingga lima kali.

"Kadang-kadang gempanya pagi, kadang sore ke tendanya, kalau malam pasti ke tenda. Masih trauma, barusan di tes darah naik," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cipeuteuy Purnama Wijaya mengatakan hampir semua warga mengalami trauma akibat gempa Gunung Salak.

"Masyarakat merasa trauma, terus ketakutan, malam itu ketakutan, karena gempanya ini datangnya jam 2 malam, kalau nggak jam 7 pagi, udah rutin aja itu, setelah tadi pagi gempa besar itu ada susulannya kecil-kecil."

"Yang akhirnya kaya tadi ada mobil lewat, warga langsung ketakutan, karena memang udah seminggu ini gitu tiap hari," ujarnya.

Ia menambahkan dalam sehari rata-rata bisa terjadi tiga hingga lima kali gempa skala kecil.

Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi
Rumah yang dindingnya roboh dampak gempa bumi 4,6 SM di Sukabumi, Kamis (14/12/2023) pagi (instagram@bmkg)

Baca juga: Gempa Terkini M 4,6 Guncang Sukabumi Pagi Ini, BMKG: Dirasakan di Bogor, Ciputat dan Tangerang

Rasakan Sakit

Warga terdampak gempa bumi di Kampung Pasir Masigit, Desa Cipeteuy, ada sekitar 50 orang.

Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena banyak rumah yang alami kerusakan parah.

Seorang pengungsi, Aan (34), menceritakan warga mulai rasakan gatal hingga batuk pilek. Bahkan, ada anak kecil yang diare.

"Anak kecil ada yang muntah-muntah. Karena mungkin cuaca, kalau malam dingin banget, kalau siang panas banget," ujar Aan kepada Tribunjabar.id di tenda pengungsian, Kamis (14/12/2023).

Aan berharap pemerintah bisa segera membuat keputusan soal korban terdampak gempa bumi.

"Pengen segera ada keputusan, dibuatin rumah yang layak ditinggalin, ditempatin di tempat yang aman. Kepengennya kayak begitu, nggak seperti sekarang."

"Kan di sini kalau lama-lama kasian anak-anak juga, sekolah terganggu," kata Aan.

Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri mengatakan pihaknya datangkan tim kesehatan di lokasi untuk menangani masalah kesehatan warga.

Baca juga: Warga Bogor Dengar Suara Gemuruh Sebelum Terjadi Gempa Bumi 4,6 Magnitudo

"Kami upayakan bahwa kesehatan harus hadir membantu. Kemudian nanti Pak Kades memfasilitasi agar ketika yang dihuninya kurang bagus kita carikan tempat atau geser ke rumah saudaranya," ucap Iyos.

Pihaknya pun kini tengah berfokus untuk mengkaji rencana relokasi warga pengungsi.

"Prioritas kita hari ini adalah mengkaji ya, apakah mereka memungkinkan tidaknya untuk relokasi."

"Kemudian ketika itu sudah terjadi harus relokasi apabila harus relokasi kita akan segera proses relokasi, di samping itu tadi yang kedaruratan," katanya.

Soal bantuan, Iyos memastikan telah memberikannya melalui Dinas Sosial dan BPBD setempat.

"Kami berikan bantuan Pemda melalui BPBD dan Dinsos, makanya nanti dikelola oleh Pak Kades untuk disalurkan ke masing-masing yang terdampak," kata Iyos.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Warga Kaki Gunung Salak Trauma, Suara Mobil Dikira Gempa, Istigfar Terdengar di Kabandungan Sukabumi

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, M Rizal jalaludin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas