Keluarga Mengira Al Tewas Dibegal, Ternyata Jadi Korban Tawuran saat Antar OTK, Ini Kronologisnya
Awalnya keluarga menduga Al menjadi korban pembegalan. Pasalnya, motor Yamaha N-Max milik korban raib.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Insiden pembacokan yang terjadi di depan SPBU Jalan Raya Parung, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menewaskan Al, warga Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (1/1/2024).
Sementara itu dua korban lainnya mengalami luka-luka dan hingga kini masih menjalani perawatan medis.
Al masih berusia 16 tahun yang duduk di bangku kelas IX SMP.
"Tiga orang, satu meninggal, dua orang luka," ujar Kapolsek Kemang, AKP Muhamad Taufik.
Baca juga: Seorang Polisi Diserang Dua Kelompok Warga yang Tawuran di Menteng, 12 Orang Ditangkap
Awalnya keluarga menduga Al menjadi korban pembegalan.
Pasalnya, motor Yamaha N-Max milik korban raib saat peristiwa pembacokan di depan SPBU Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor itu.
"Motor (hilang) dibawa pelaku, motor Nmax," ujar, Aldo Juandsyah, kakak korban saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (4/1/2024).
Namun setelah ia mencoba mencari tahu ternyata adiknya tewas dibacok.
Menurut Aldo, malam itu sang adik diminta mengantar A, orang yang baru dikenalnya.
"Terus ditelurusin katanya berangkatnya sama A, pas disamperin A juga ternyata kritis katanya, coba cari tau lagi, katanya dua orang kritis," terangnya.
Setelah rekan-rekan korban dikumpulkan, barulah diperoleh keterangan bahwa sang adik terkena sabetan senjata tajam akibat tawuran.
Hingga kini, polisi masih memburu pelaku pembacokan yang menewaskan 1 orang korban dan 2 lainnya luka parah tersebut.
Baca juga: Polisi Ringkus 3 Remaja Pelaku Pembacokan Pelajar SMK Sampai Tewas di Ciampea Bogor
Al Tak Tahu soal Tawuran
Aldo mengungkapkan, adiknya menjadi korban lantaran tidak tahu menahu terkait kejadian tawuran tersebut.
Adiknya hanya diminta oleh seseorang yang juga menjadi korban luka yakni A untuk mengantarnya ke lokasi kejadian untuk tawuran.
"Awalnya almarhum ini sama temen sekolahnya ke Pakansari, status terakhir juga di Pakansari, pas pulang dia (Al) nongkrong ketemu temen-temen di Kampung Hambulu," ujarnya
Aldo juga mengklaim bahwa antara adiknya dengan A tidak saling mengenal sebelumnya.
Baca juga: Kasus Pembacokan Guru di Demak Sudah Direncanakan, Pelaku Kesal Tak Boleh Ikut Ujian Sekolah
Pertemuan Al dengan A merupakan yang pertama kalinya pada malam itu karena di tempat berkumpul tersebut terdapat sesorang yang Al kenal.
"Pas pulang dari Pakansari engga langsung ketemu A, dia engga kenal sama A, jadi temen sekolahnya itu disuruh turun terus si A naik ke motor almarhum, diajaklah ke lokasi ini," ungkapnya.
Ia juga menyebut bahwa A yang meminta korban untuk mengantarnya itu sempat terlibat tawuran sebelumnya.
Namun nahas pada saat Al datang dengan ketidaktahuannya justru menjadi korban akibat kejadian ini.
"Kata saksi mata kejadian itu berkali-kali kejadian berantem, sebelum itu dia udah pada berantem di malem itu. Mungkin namanya almarhum masih anak kecil ya, jadi dia mah engga tau apa-apa diajak 'ayo anter gua kesana' ikut aja dia, karena Al ini punya motor jadi numpang," katanya.
Tahun Baru Jadi Malam Terakhir
Sementara itu Aam, ibu Al tak menyangka jika malam tahun baru menjadi hari terakhir pertemuannya dengan anak bungsunya itu.
Remaja berusia 16 tahun itu diantar pulang ke rumah, tapi dalam kondisi tak bernyawa.
Tangis Aam langsung pecah saat mendengar kabar si bungsu tewas mengenaskan.
Ia tak menyangka, anak keduanya tersebut pergi begitu cepat.
Ibunda Al kini hanya berusaha tegar dan berusaha mengikhlaskan putra bungsunya tersebut.
Baca juga: Polisi Tangkap 3 Pelaku Tawuran yang Menewaskan Seorang Remaja, Kini Buru Pelaku Lainnya
Menurut Aam, anak keduanya tersebut jarang sekali keluar malam.
Di malam tahun baru itu buah hatinya pamit untuk menjadi juru parkir.
"Dia (almarhum) kalau malam Minggu parkir, waktu mau berangkatnya juga bilangnya mau parkir pas malam tahun baru," ujar ibu korban saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (4/1/2024).
Ternyata itu adalah terakhir kalinya Al pamit kepada sang ibunda.
Keesokan harinya tepat tanggal 1 Januari 2024, perempuan 39 tahun itu mendapatkan kabar jika anaknya meninggal dunia.
Menurut Aam, pagi hari usai ia salat subuh tak melihat putranya di kamar.
Ia pun langsung menghubungi ponsel anaknya itu.
Namun, saat tersambung ternyata yang menjawab ponsel anaknya adalah anggota kepolisian.
Saat itu, ia diminta untuk datang ke kantor polisi.
"Pas dateng sama keponakan, tapi engga dijelasin ke saya, ke keponakan aja ngasih taunya, keponakan dijelasin pindah ngobrolnya, setelah itu keponakan laporan juga ke saya," terangnya.
Usai mendapat kabar sebenarnya yang terjadi pada anaknya, Aam pun langsung menangis histeris di kantor polisi.
"Saya langsung syok, jerit-jerit kalap," ungkapnya.
Aksi Terekam CCTV
Aksi pembacokan itu terjadi di depan salah satu SPBU di Jalan Raya Parung, Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (1/1/2024) sekira pukul 04.00 WIB.
Aksi pembacokan itu terekam kamera pengawas yang berada di SPBU tersebut.
Dalam rekaman cctv, terlihat sepeda motor yang dikendarai korban sempat berhenti di depan SPBU.
Tak lama kemudian datang sekelompok orang menyerang korban.
Saat itu korban tak sempat melarikan diri hingga kendaraan yang ditumpanginya terjatuh di tengah jalan.
Sekelompok orang itu terus menyerang korban secara brutal.
Akibat kejadian ini satu orang meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.
Sumber: TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pamit Terakhir Korban Pembacokan di Kemang Bogor, Ibunda Histeris Dengar si Bungsu Tewas: Saya Kalap
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.