Nasib Puluhan Anggota KPPS di Cilacap yang Keracunan setelah Santap Makanan dari Bimtek
Ada 40 anggota KPPS yang keracunan setelah menyantap makanan dan snack saat acara Bimbingan Teknis (Bimtek) KPPS, Sabtu (27/1/2024).
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Majingklak, Kecamatan Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah alami keracunan massal.
Ada 40 anggota KPPS yang keracunan setelah menyantap makanan dan snack saat acara Bimbingan Teknis (Bimtek) KPPS, Sabtu (27/1/2024).
Hal tersebut dikonfirmasi Kapolsek Wanareja, AKP Jarkoni.
Ia menuturkan, ada 40 orang yang alami gejala seperi pusing, muntah, hingga diare setelah Bimtek.
"Memang ada kejadian di Desa Majingklak, setelah melaksanakan Bimtek itu salah satu makanannya ada yang diduga mengandung racun, sehingga masyarakat yang mengikuti Bimtek itu pun keracunan," ujar Jarkoni, Selasa (30/1/2024).
Mengutip Tribun-Pantura.com, korban pun langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Dari 40 orang tersebut, 16 di antaranya dirawat di Puskesmas dan rumah sakit.
"Kemarin ada 40 orang. Sebagian ada yang rawat jalan, yang dirawat di Puskesmas Wanareja 1 ada 9 orang, sisanya di fasilitas kesehatan lain," kata Jarkoni.
Ia menambahkan, pihak Reskrim Polsek Wanareja juga melakukan pengecekan ke lokasi pembuatan makanan.
Sampel makanan juga diambil dan diuji di laboratorium oleh Dinas Kesehatan Cilacap.
Baca juga: Viral Anggota KPPS Acungkan 2 Jari dan Sebut Nama Prabowo, Bawaslu Pangandaran: Melanggar Kode Etik
"Masih dalam penyelidikan karena sampelnya masih di cek di Dinkes, nanti setelah di cek oleh Dinkes baru tahu hasilnya apa, apakah ada racunnya atau tidak," ungkapnya.
Pihaknya pun menyampaikan kepada penyelenggara untuk memastikan fasilitas yang disediakan harus sesuai standar.
"Karena ini kejadian luar biasa dan kejadian ini di luar prediksi. Sehingga kami sampaikan kepada penyelenggara untuk lebih memastikan fasilitas yang disediakan dan tentunya harus sesuai standar," terang Mughni.
Polisi Selidiki Kasus Keracunan
Wakapolres Cilacap, AKBP Arief Fajar Satria pun membesuk korban keracunan massal yang dirawat di Puskesmas Wanareja 1, Selasa (30/1/2024) malam.
Ia menceritakan bahwa korban mulai merasakan keracunan pada keesokan harinya.
"Namun pada hari Minggu para petugas yang mengikuti kegiatan Bimtek tersebut mulai merasakan gejala-gejala seperti nyeri, mual, mules serta diare," kata AKBP Arief, dikutip dari Tribun-Pantura.com.
Pihak kepolisian pun kini tengah melakukan pendalaman terkait kasus ini.
"Kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Dinas Kesehatan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui penyebab pasti keracunan ini," ujarnya.
Arief menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah tegas apabila ditemukan untuk kesengajaan.
"Kami akan memastikan bahwa jika ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa ini akan diambil tindakan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tegasnya.
Anggota KPPS di Sumbar Dapat Makanan Diduga Tak Layak
Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pasaman Barat, Sumatera Barat mendapatkan makan siang yang dianggap tak layak.
Makan siang yang dianggap tak layak tersebut dialami KPPS di Kecamatan Luhak Nan Duo, Pasaman Barat.
Baca juga: Sosok Helmi Hermawati, Anggota KPPS di Pangandaran yang Dipecat karena Video Acungkan 2 Jari
Seorang anggota KPPS di Kecamatan Luhak Nan Duo yang tidak bersedia disebutkan namanya menuturkan, porsi makan siang yang diterima tak wajar dan tak layak. Porsinya sedikit dan lauknya kecil.
Bahkan, beberapa anggota KPPS harus membeli makanan dari luar.
“Nasinya memang nasi kotak, namun porsinya sangat sedikit. Menurut saya kalau porsi segitu hanya seharga Rp10 ribu, karena di sini juga ada harga Rp15 ribu yang porsinya jauh lebih banyak dan lengkap,” ungkapnya kepada TribunPadang.com, Selasa (30/1/2024).
Ia menilai, makanan tersebut tak layak. Sebab Bimtek KPPS berlangsung dari siang hingga sore hari.
“Kalau untuk makan dengan kegiatan satu hari, itu tidak pantas. Hingga sebagian dari kami terpaksa membeli nasi kembali dari luar untuk tambah, karena memang porsi nasi itu tidak cukup untuk kami makan siang,” ujarnya.
Selain itu pemberian makanan juga terlambat. Mereka mendapatkan makanan siang pada pukul 14.00 WIB.
“Sudah porsinya sedikit, ditambah waktu makannya juga jauh terlambat. Menurut kami hal ini perlu menjadi perhatian, karena nantinya kami akan bekerja penuh pada hari pencoblosan, tentu kesehatan kami juga perlu diperhatikan,” ucapnya.
Sementara Sekretaris KPU Pasaman Barat, Zaidi mengatakan, pihaknya tak ikut dalam pengadaan konsumsi Bimtek tersebut.
“Kami dari KPU hanya membuatkan RAB untuk masing-masing kecamatan. Sementara untuk pengadaannya kami serahkan sepenuhnya kepada PPK dan PPS di masing-masing Kecamatan,” kata Zaidi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Pantura.com dengan judul Polisi Selidiki Kasus Keracunan Massal Makanan 40 Petugas KPPS Desa Majingklak Cilacap Saat Bimtek
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Pantura.com, Pingky Setiyo Anggraeni)(TribunPadang.id, Ahmad Romi)