Rekam Jejak Elwizan, Dokter Gadungan PSS Sleman: Pernah Tangani Timnas U-19, Ternyata Kondektur Bus
Elwizan Aminudin (42), dokter gadungan yang pernah menangani sejumlah klub sepak bola Liga Indonesia akhirnya ditangkap. Berikut rekam jejaknya
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
Kemudian, ijazah tersebut diedit.
"Dia download dia edit, dimasukkan diubah nama dan dimasukkan fotonya," ungkap Adrian, dikutip dari Kompas.com.
Bermodalkan ijazah palsu itu, Elwizan melamar ke tim-tim sepak bola yang bermain di Liga Indonesia sebagai dokter tim.
Selama menjadi dokter tim PSS Sleman, Elwizan mendapatkan gaji Rp 15 juta per bulan.
Bahkan, ia juga pernah mendapatkan gaji termasuk bonus saat di PSS Sleman sebesar Rp 25 juta.
Ketika menjadi dokter sejumlah tim sepak bola, Elwizan hanya mengandalkan Google untuk melakukan penanganan medis kepada setiap pemain yang cedera.
Sementara itu, sebelum menjadi dokter gadungan, Elwizan bekerja sebagai seorang kondektur bus dan memiliki usaha warung kelontong.
"Sebelum jadi dokter gadungan di beberapa tim sepak bola, dia juga bekerja sebagai kondektur bus dan ada juga usaha jualan toko kelontong," ungkap Adrian.
Awal Kasus
Kedok Elwizan terbongkar bermula pada bulan Februari 2020. Saat itu, PT PSS membutuhkan dokter untuk klub PSS Sleman.
Elwizan pun dihubungi oleh pihak manajemen untuk menjadi dokter tim PSS Sleman.
Baca juga: Buron Sejak 2021, Dokter Gadungan yang Pernah Tangani Timnas U19 Indonesia Ditangkap Polisi
Setelah itu, Elwizan mengirimkan softcopy ijazah sebagai dokter lulusan Fakultas Kedokteran beserta identitas diri.
Kemudian, Elwizan datang ke PT PSS dan diterima bekerja sebagai dokter dan menandatangani kontrak kerja dengan PT PSS mulai Februari 2020.
Satu bulan berikutnya, tepatnya pada Maret Elwizan mendapatkan gaji sebesar Rp 15 juta hingga Desember 2020 berikut bonus.
Lalu, pada Maret hingga Oktober 2021, Elwizan mendapatkan gaji sebesar Rp 25 juta per bulan berikut bonus.