Apa Itu Skizofrenia? Diidap Ibu yang Bunuh Anak Kandungnya di Bekasi
SNF (26), ibu di Bekasi yang tega membunuh anak kandungnya berusia 5 tahun ternyata mengidap skizofrenia.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - SNF (26), ibu di Kota Bekasi, Jawa Barat, yang tega menghabisi nyawa anak kandungnya, AAMS (5), mengidap skizofrenia.
Kondisi yang dialami SNF itu diketahui dari hasil pemeriksaan psikolog.
Demikian disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus.
"Hasil dari pemeriksaan terhadap tersangka, kalau dari hasil psikologi, tersangka ini terindikasi skizofrenia," katanya di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat (8/3/2024), dilansir Kompas.com.
Lantas apa itu skizofrenia?
Dilansir sumbarprov.go.id, skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia.
Tak hanya itu, skizofrenia juga mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional, dan tingah laku.
Penderita skizofrenia umumnya mengalami kesulitan dalam membedakan khalayan dan realita.
Adapun ciri-ciri paling lazim dari penderita skizofrenia adalah hilangnya perasan afektif atau respons emosional.
Penderita skizofrenia juga menarik diri dari hubungan antarpribadi normal.
Sering kali penderita skizofrenia juga mengalami delusi atau keyakinan yang salah serta halusinasi.
Baca juga: Awal Kasus Pembunuhan Bocah di Bekasi Terungkap, Baju Ibu Berlumuran Darah, Pisau Sempat Dicuci
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia (lansia).
Gejala awal skizofrenia pada umumnya muncul di masa remaja dan dewasa yakni usia 16-25 tahun.
Usia remaja dan dewasa berisiko tinggi mengalami skizofrenia karena tahap kehidupan ini penuh stresor.
Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Sementara itu, gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat.
Gejala ini meliputi: halusinasi, delusi, kacau dalam berpikir dan berbicara.
2 Gejala positif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita.
Gejala negatif dapat berlangsung beberapa tahun sebelum penderita mengalami gejala awal.
Gejala ini umumnya muncul bertahap dan memburuk seiring waktu.
Adapun gejalanya meliputi: ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah atau monoton, sulit merasa senang, enggam bersosialisasi, kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas.
Lalu, pola tidur berubah, tidak nyaman berada di dekat orang lain, dan tidak peduli pada penampilan dan kebersihan.
SNF Tertawa saat Diperiksa
Sebelumnya, sikap janggal memang ditunjukkan SNF saat menjalani pemeriksaan.
SNF tak menunjukkan rasa bersalah meski telah menghabisi nyawa anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun.
Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satrya Triputra mangatakan, pelaku tertawa saat diperiksa polisi.
"Kondisi yang bersangkutan masih stabil dan mohon maaf tadi pada saat diambil keterangan sedikit agak tertawa," ungkap Wira dalam keterangannya, Jumat (8/3/2024), dilansir Kompas.com.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian, mengatakan tidak melihat adanya ekspresi sedih dari SNF.
Novrian mengungkapkan, pelaku berekspresi datar selama dimintai keterangan.
"Kami lihat mungkin karena dia lelah juga. Kalau sedih tidak lihat adanya kesedihan sebenarnya."
"Itu yang nanti perlu digali lebih dalam kenapa ekspresi itu tidak muncul," ungkap Novrian di Mapolres Bekasi Kota, Kamis.
Selain itu, Novrian juga tidak melihat ekspresi penyesalan dari SNF yang telah membunuh darah dagingnya sendiri.
"Dari ekspresi tidak, dari pernyataannya pun ini butuh pendalaman ya."
"Kayak misalkan dia menganggap bahwa anaknya masih ada, itu pun masih jadi pertanyaan," jelas dia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku mendapat bisikan gaib hingga akhirnya membunuh anak kandungnya.
"Hasil wawancara sementara bahwa pelaku mendapatkan bisikan gaib," jelas Wira.
Kronologi Pembunuhan
Terungkapnya kasus ini bermula saat seorang tamu datang ke rumah korban yang berada di Perumahan Burgundy, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Kamis (7/3/2024).
Baca juga: Kronologis Terungkapnya Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, Darah Korban di Baju Pelaku Jadi Petunjuk
Tamu yang masih kerabat ayah korban itu tidak diperbolehkan masuk. Namun, ia terus memaksa.
Setelah masuk, dia terkejut melihat baju yang dikenakan ibu korban sudah bersimbah darah.
Kasus itu lantas dilaporkan ke polisi, melansir Wartakotalive.com.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, AAMS dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri saat tengah tertidur di rumahnya.
"Dari hasil pengakuan (SNF bunuh anaknya) pada saat (korban) tidur," kata Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satrya Triputra kepada wartawan, Kamis.
Dikatakan Wira, korban yang sedang tidur ditusuk sebanyak 20 kali oleh pelaku menggunakan pisau dapur.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Ibu Kandung Bunuh Anak Sendiri Saat Lagi Tidur di Bekasi, Diduga Ditusuk Pisau 20 Kali
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Abdi Ryanda Shakti, Wartakotalive.com/Ramadhan L Q, Kompas.com/Firda Janati)