Pencarian Pesawat Pilatus PC6 Smart Air yang Hilang di Kaltara Berlanjut, Helikopter Dikerahkan
Pesawat perintis bernama PK SNE type Pilatus PC6 Smart Air dilaporkan berangkat dari runway Bandara Juwata Tarakan menuju Desa Binuang, Krayan Tengah
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN – Pesawat Smart Air penerbangan rute Tarakan - Binuang (Krayan Tengah) dilaporkan hilang kontak.
Pesawat jenis pilatus PK-SNE yang membawa sembako tersebut diduga terjatuh di bukit wilayah Krayan Tengah.
Pesawat itu mulanya lepas landas dari Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kaltara, Jumat (8/3) sekitar pukul 08.25 Wita.
Pesawat tersebut sesuai jadwal, seharusnya tiba di Bandara ST Padan Binuang pada pukul 09.25 Wita (satu jam perjalanan).
Pesawat tersebut berjenis PK SNE type Pilatus PC6, dilaporkan berangkat dari runway Bandara Juwata Tarakan rute Binuang, Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara.
Informasi beredar, maskapai Smart Air yang mengantar sembako dari Tarakan berangkat pukul 08.25 seharusnya tiba pukul 09.25 WITA sampai di Binuang, Krayan Tengah.
Baca juga: Pesawat Angkut Sembako Milik Smart Air yang Hilang Kontak di Kalimantan Utara Diawaki 2 Orang
Namun sampai saat ini pesawat perintis yang diawaki Captain M Yusuf dan Copilot Deni S mengalami lost contact.
Dalam perkembangannya, ada dugaan pesawat jatuh di tebing gunung wilayah Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (8/3/2024).
Pesawat perintis bernama PK SNE type Pilatus PC6 Smart Air yang hilang kontak tersebut, dilaporkan berangkat dari runway Bandara Juwata Tarakan menuju Desa Binuang, Krayan Tengah.
Pesawat perintis tersebut membawa sembako yang masuk dalam program subsidi ongkos angkut (SOA) barang.
Suara Dentuman
Kapolsek Krayan Selatan, Ipda Andi Irwan mengatakan, dirinya mendapat informasi warga sekitar lokasi kejadian bahwa sempat mendengar dentuman keras di tebing gunung sekira pukul 10.00 Wita.
"Warga yang berladang di sekitar TKP (tempat kejadian perkara) mendengar ada suara dentuman di tebing gunung," kata Andi Irwan kepada TribunKaltara.com melalui telepon seluler, Jumat (08/03/2024), pukul 15.00 Wita.
Kendati begitu, Andi Irwan belum mengetahui pasti perihal dentuman yang didengar warga akibat jatuhnya pesawat perintis tersebut.
Dia mengaku telah perintahkan empat personel Polsek Krayan Selatan menuju lokasi kejadian yang dimaksud oleh warga.
"Soal dentuman di tebing gunung sudah biasa warga dengar. Biasa juga karena pohon tumbang. Tapi memang di Krayan Tengah itu pukul 10.00 Wita masih kabut," ucapnya.
Menurut Irwan, jarak perjalanan dari Krayan Tengah menuju lokasi diduga pesawat jatuh sekira enam (6) kilometer.
"Personel Polsek pakai sepeda motor jenis trial karena medan jalan di sana gunung.
Ditambah jaringan internet susah. Begitu juga jaringan telepon.
Hanya titik tertentu saja. Jadi saya masih menunggu laporan dari personel kami yang sedang dalam perjalanan," ujarnya.
Jadi Perhatian Wagub Kaltara
Hilangnya pesawat Smart Air yang mengangkut sembako di daerah Binuang, Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan mengundang perhatian Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Utara (Kaltara) Yansen Tipa Padan.
Mendengar nama Binuang, yang merupakan kampung halamannya, Yansen Tipa Padan pun menghubungi beberapa warga, maupun tokoh masyarakat di desa itu.
"Saya baru saja komunikasi dengan Kepala Desa (Kades) Ba Binuang (Kalvin Daud), yang baru kembali dari pengecekan di Buduk Naret dan Kem Perusahan DMP. Info setelah komunikasi dengan seluruh Karyawan di dua lokasi itu (Buduk Naret dan Kem PT DMP), pesawat kelihatan ada terbang melewati dua titik itu, sekitar jam 09.00 Wita," demikian disampaikan Wagub Yansen TP.
Dari informasi Kades juga, lanjutnya, pesawat yang diduga hilang tersebut, melintas dari arah dari Semamu (Mentarang Hulu-Malinau) melewati Buduk Naret dan sudah lewat dari Kem DMP, menuju Buduk Lopeng/Puncak Gunung Lupeng ke Puneng Bayur.
Perkiraan jarak berdasarkan koordinat yg diberikan oleh Pesawat MAF dari Kem DMP sekitar 4 Kilometer (Km).
Sementara dari Batu Ruyud Fe Milau ke Buduk Lupeng perkiraan sekitar 6 Kilometer.
"Ini informasi awal yang didapat dari informasi Kepala Desa Ba Binuang yg langsung ke Lokasi Buduk Naret dan Kem PT DMP kontraktor pembangunan jalan Malinau ke Krayan," ujarnya.
Malam ini (tadi malam. red), masih kata Wagub, dikabarkan masyarakat Lokasi Ba Binuang sedang rapat persiapan untuk malam ini atau besok pagi- pagi akan menuju ke lokasi yg diduga, tempat jatuhnya pesawat.
"Mohon dukungan doa dari kita semua agar pencarian bisa berhasil menemukan titik jatuh pesawat," imbuhnya.
Lanud Anang Busra Kota Tarakan membeberkan kendala dalam proses pencarian.
Di mana pihak Lanud Anang Busra turut serta melakukan pencarian Pesawat PK SNE yang dinyatakan hilang kontak menuju Binuang.
Dikatakan Komandan Lanud (Danlanud) Anang Busra Kota Tarakan, Kolonel Pnb Bambang Sudewo, personel pencarian begerak berdasarkan pancaran emergency locater transmitter (ELT).
Dengan dasar ELT ada dua signal terpancar lanjutnya.
“Kemudian kami juga melakukan koordinasi dan perhitungan lokasi kemungkinan pancaran tersebut kami usahakan mengerahkan dua pesawat Susi Air dan Smart Air yang memang melewati daerah di sana. Dan saat ini belum ada hasil,” jelasnya.
Kemudian kembali dikerahkan satu unit Heli berisi Tim Rescue dengan harapan bisa menemukan lokasi minimal sehingga diharapkan sampai pukul 18.00 WITA tadi, bisa melakukan blok.
“Itu apabila lokasinya ditemukan dan memungkinkan. Namun jika tidak, kami mencatat dan heli itu didaratkan di Malinau untuk kegiatan pencarian hari ini,” jelas Komandan Lanud (Danlanud) Anang Busra Kota Tarakan, Kolonel Pnb Bambang Sudewo.
Ia menambahkan bahwa mengingat di sana ketinggian 5.900 kaki dan cukup tinggi tempat pancarannya dan menyulitkan personel.
Baca juga: Pesawat PC6 Pilatus Smart Air Hilang Kontak, Dua Pesawat Diterjunkan untuk Operasi Pencarian
Diketahui lanjutnya di wilayah sana sangat jarang penduduk.
“Dan akses di daerah perbukitan tentunya sulit dan selain jaringan, akses darat juga di sana sulit.
Sampai sekarang kami masih menunggu koordinasi dengan pihak terkait di wilayah terutama wilayah sekitar Binuang. Namun sampai pukul 18.00 Wita belum mendapatkan akses berita, gambar dan lainnya,” terangnya.
Sehingga sembari menunggu pihaknya berembuk, karena kondisi cuaca dan waktu lokasi di sana untuk bandaranya hanya bisa didarati secara visual.
“Jadi tidak ada alat navigasi lain, artinya pilot harus melihat bandaranya. Sementara kondisi cuaca menjelang sore, visibility sulit. Apabila tidak bisa mendaratkan, menemukan, maka heli distanbykan mendarat di Malinau untuk kemudian besok pagi semampu mungkin dilanjutlkan jika kondisi cuaca kabut sudah terbuka,” paparnya panjang lebar.
Karena lanjutnya, faktor alam tidak bisa ditolak.
Sekitar pukul 08.00 WITA besok (hari ini. red) baru bisa kembali dimulai pencarian.
“Menunggu cuaca di sana (kabut) terbuka. Karena pendaratan di sana pilot hanya bisa melihat daratan. Safetynya di sana letaknya. Ini saja yang kami sampaikan pergerakan hari ini sembari menunggu heli yang sekarang menuju ke lokassi dan melaporkan melalui bandara Malinau,” tegasnya.
Ia menambahkan rencana untuk penyisiran dari sisi perluasan, besok disampaikan start ketika ada report dari wilayah Binuang saat cuaca sudah mulai bisa diakses atau terbuka.
“Karena percuma langsung masuk ke sana dalam kondisi masih berawan apalagi kabut, itu akan menyulitkan.
Kami harus benar-benar koordinasi antara Long Bawan, kemudian Binuang dan Malinau dan kami koordinasi di sana ketiganya itu similar untuk kondisi cuacanya.
Saat kabut terbuka, baru kita go laksanakan pencarian, rata-rata normalnya pagi pukul 08.00 WITA, mohon doanya,” jelas Kolonel Pnb Bambang Sudewo. (Tribun Kaltara/Edi Nugroho/ Febrianus Felis/Andi Pausiah)