Update Kondisi Pilot Smart Air Setelah Jalani Perawatan Selama 4 Hari Usai Ditemukan Selamat
M Yusuf ditemukan dalam kondisi selamat meski mengalami sejumlah luka di tubuhnya.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Pilot Capt M Yusuf korban pesawat Smart Air yang jatuh di Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ditemukan setelah empat hari pencarian, Minggu (10/3/2024) sore.
M Yusuf ditemukan dalam kondisi selamat meski mengalami sejumlah luka di tubuhnya.
Bagaimana kondisinya setelah menjalani perawatan selama 4 hari?
dr.Ronald, Sp.An-TI, FCTA, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr Jusuf SK Tarakan, Kalimantan Utara (tempat M Yusuf dirawat) mengatakan, kondisi M Yusuf berangsur membaik, usai dilakukan perawatan selama empat hari.
Baca juga: Kotak Hitam, ELT dan Dua Korban Berhasil Dievakuasi, Operasi SAR Jatuhnya Pesawat Smart Air Ditutup
Mulai hari ini, M Yusuf sudah bisa menjalani rawat jalan.
Mengutip TribunKaltara.com, Ronald menceritakan awal masuknya Capt M Yusuf di RSUD dr Jusuf SK.
Pilot Smart Air itu tiba di rumah sakit, pukul 17.45 Wita, Minggu (10/3/2024) tak lama usai ditemukan.
Sang pilot kemudian langsung ditangani dokter dan ditempatkan di Ruang Prioritas 1 (P1).
Pada saat pemeriksaan kesadaran, pasien baik, Capt M Yusuf dapat berkomunikasi dengan lancar.
Selanjutnya dokter dan perawat melakukan pemeriksaan mulai dari cek laboratorium, rontgen dan CT scan kepala.
Dalam menangani pemeriksaan terhadap Capt M Yusuf ini diketuai oleh dokter bedah yang terdiri dari dokter bedah saraf dan dokter anastesi.
Hasil pemeriksaan laboratorium semuanya baik.
Begitu pula hasil rontgen tidak ada patah tulang.
Namun dari hasil CT Scan adanya perdarahan minimal dan ditemukan ada luka terbuka di kepala.
Baca juga: Data Recorder Penerbangan Diserahkan ke KNKT, Operasi SAR Pesawat Smart Aviation Selesai
Jadi diputuskan untuk dilakukan tindakan operasi hari itu juga.
Dengan adanya tindakan operasi, maka pasien harus puasa.
Lalu pukul 21.00 Wita baru dilakukan tindakan operasi, dengan pembiusan umum, sampai akhirnya operasi berjalan lancar.
Setelah operasi, pasien kembali dilakukan observasi di ruang intensif care dan kondisi pasien setelah operasi dalam keadaan sadar dan stabil serta tidak memerlukan alat bantuan napas seperti ventilator.
Keesokan harinya, Senin 11 Maret 2024, pasien sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Kondisinya stabil dan sadar.
Secara fisik juga demikian dalam kondisi baik.
RSUD dr Jusuf SK dalam hal ini juga tidak hanya merawat secara fisik tetapi juga dari sisi pemulihan psikis korban yang mengalami trauma pasca kejadian.
Sehingga kondisi psikis juga turut ditangani dimana ada dokter psikiatri yang ikut merawat, karena pasien yang mengalami trauma pasti akan perlu penanganan oleh dokter psikiatri.
Sehingga kata dr.Ronald, pasien ditangani secara maksimal.
"Pagi ini saya baru dari sana kondisi stabil, pasien sadar baik, komunikasi lancar dan ada keluarganya mendampingi. Rencana hari ini sudah boleh dipulangkan, rawat jalan. Berikutnya nanti kontrol, rawat luka. Intinya sudah bisa rawat jalan," jelasnya.
Adapun rawat jalan lanjutnya, bisa juga dilaksanakan pasien di tempat domisili asalnya, Untuk dokter bedah dan dokter bedah saraf memperbolehkan pasien pulang.
Baca juga: Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Smart Air Disambut Isak Tangis Keluarga Saat Tiba di Pangandaran
"Memang rencana hari ini pasien pulang. Jamnya kurang tahu persis," urainya.
Ia melanjutkan luka memang dalam kondisi terbuka di bagian kepala.
Untuk mengurangi risiko infeksi, harus dibersihkan dan dijahit lukanya.
"Lukanya terbuka, pasien beberapa hari di tempat kejadian, kemudian risiko infeksi tinggi sehingga harus dibersihkan dan dijahit," ujarnya.
Ia menambahkan, pasien mengalami cedera kepala ringan.
Untuk penyebab lukanya terkena apa ia tidak tahu.Kesadarannya pasien masih bagus. Komunikasi pasien sudah membaik.
Secara psikis, pasien yang mengalami trauma pasca insiden memerlukan perawatan dokter psikiatri.
Saat ditanya apakah M Yusuf sudah bisa naik pesawat jika benar hari ini berencana pulang?
Ia menjelaskan bahwa kemarin sudah dikonsultasikan ke dokter psikiatri dan sudah berdiskusi dengan pasien dan keluarga pasien.
"Dari pasien sendiri mengatakan siap untuk pulang. Memang keluarganya juga menanyakan hal yang sama terkait penerbangan," ujarnya.
"Tapi pasien bilang siap dan dari dokter psikiatri sudah mendapatkan terapi, kemarin pasien sudah dievaluasi secara mendetail oleh dokter psikiatri, sehingga bisa dinilai kondisi pasien," paparnya.
Sementara itu berkaitan rawat jalan, memang sudah ada indikasi bisa rawat jalan, apalagi pasien sudah stabil.
Dari awal memang pasien kesadaran baik dan bergerak juga baik.
"Kemarin memang saat sampai di IGD penanganan secara holistik, jangan sampai ada yang kelewatan. Sebab luka yang terbuka jika tidak ditangani akan beresiko infeksi," jelasnya.
"Cedera kepala ringan, sadar baik, bisa komunikasi, bisa ceritakan kejadian saat dia di hutan. Menurut saya ini amazing," ujarnya.
Namun pasien untuk saat ini masih dalam observasi dan sebaiknya tidak dilakukan pengulangan pertanyaan terkait kejadian karena secara psikis masih ada trauma.
Lost Contact Jumat
Sebelumnya pesawat PK-SNE milik Smart Air jenis PsC6 Pilatus dengan rute Bandara Tarakan (TRK) – Lapter Binuang (BNG) – Bandara Robert Atty Bessy (LNU) mengalami lost contact pada Jumat (8/2/2024) pukul 11.22 Wita.
Pesawat Smart Air hilang kontak di Nunukan, Kalimantan Utara.
Tim penolong dan Investigator KNKT saat melakukan kajian dokumentasi kepulan asap tanda SOS sesaat sebelum lokasi pesawat jatuh ditemukan dari Bandara Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (9/3/2024).
Pesawat tersebut hilang kontak usai berangkat dari runway Bandara Juwata Tarakan menuju Desa Binuang, Krayan Tengah dan diduga jatuh di tebing gunung wilayah Krayan Tengah.
Pesawat perintis tersebut membawa sembako yang masuk dalam program subsidi ongkos angkut (SOA) barang.
Kapolsek Krayan Selatan, Ipda Andi Irwan mengatakan warga sekitar lokasi kejadian bahwa sempat mendengar dentuman keras di tebing gunung sekira pukul 10.00 Wita.
"Warga yang berladang di sekitar TKP (tempat kejadian perkara) mendengar ada suara dentuman di tebing gunung," kata Andi Irwan kepada TribunKaltara.com.
Awal Mula Ditemukan Korban Pesawat Jatuh
Setelah tiga hari pencarian, korban pesawat Smart Air yang jatuh di Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara akhirnya ditemukan, Minggu (10/3/2024) sore.
Sang pilot, M Yusuf ditemukan dalam kondisi selamat.
Namun sayang, Engineer Deny S ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kedua korban kecelakaan pesawat perintis Smart Aviation tersebut dievakuasi tim penolong dari titik jatuh di Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu sore.
Berikut awal mula ditemukannya dua korban pesawat Smart Air yang jatuh di Krayan Tengah mengutip TribunKaltara.com.
Kondisi kru Smart Air yang selamat sebelumnya sudah diprediksi oleh Danlanud Anang Busra Tarakan, Kolonel Pnb Bambang Sudewo.
Dia menyebut ada tanda asap yang ditemukan oleh kru pesawat penolong.
Kolonel Pnb Bambang Sudewo menduga asap tersebut dibuat oleh kru Smart Air korban kecelakaan.
"Upaya terakhir kemarin di hari kedua akhirnya berbuah hasil, men-take off kan Smart Air yakni PK SND dan alhamdulillah menurut saksi di kru pesawat, saat ini ada titik terang video foto, tanda memungkinkan dugaan kuat kami itu PK SNE milik Smart Air. Kami tandai koordinatnya," terang Kolonel Pnb Bambang Sudewo.
"Harapan kami itu asap yang diberikan tanda dari kru pesawat. Secara logika, 1x24 jam di wilayah itu, tidak pernah ditemui asap. Dengan adanya persaksian kawan-kawan pesawat Smart Air, ada asap mengepul kemudian melihat seperti titik api. Harapannya itu dibuat oleh kru pesawat. Mohon doanya," bebernya.
Dan ternyata dugaan Kolonel Pnb Bambang Sudewo itu benar adanya.
Menurut Dandim 0910 Malinau, Letkol Inf Alisun, saat lokasi kecelakaan ditemukan, korban sempat membuat tanda meminta pertolongan (SOS) dengan membuat kepulan asap di lokasi kecelakaan.
Tanda tersebut sempat dilihat oleh tim yang menyusur lokasi menaiki pesawat Pilatus Smart PK SND yang terbang dari Bandara Malinau satu jam sebelum waktu pencarian berakhir.
Selamatnya satu korban berkat tanda yang dibuat oleh korban di lokasi.
Sehingga penyelamatan cepat bisa dilakukan.
"Kami meyakini ada tanda-tanda baik, saat lokasi ditemukan. Di sana ada api dan ada asap terlihat. Kalau dihitung waktu, tidak mungkin itu api dari kecelakaan. Pasti dibuat oleh kru yang selamat," ujar Dandim 0910 Malinau, Letkol Inf Alisun.
Tanda tersebut dilihat oleh seorang Kru Smart Air yang ikut dalam tim pencarian.
Investigator KNKT, yang ikut dalam rombongan mendokumentasikan titik jatuh untuk dikaji di Posko Bandara Malinau.
Ditemukan Tim Penolong dari Pesawat PK SND
Tim penolong yang pertama kali melihat tanda pertolongan merupakan kru Smart Air yang juga merupakan kolega korban selamat.
Dalam rapat pembahasan pada Sabtu (9/3/2024) sore, kesaksian tersebut dipaparkan dalam rapat bersama tim darurat.
"Kami meyakini itu (api) dibuat. Bisa jadi tanda untuk meminta pertolongan yang dibuat kru selamat," ungkap seorang kru smart air dalam pertemuan tersebut.
Setelah dikaji tim gabungan, Dandim Malinau, Letkol inf Alisun meminta tim penolong untuk kembali ke lokasi sejam sebelum waktu terbang berakhir.
Pria yang berpengalaman tugas di Belantara Perbatasan Papua tersebut memutuskan untuk dropping perbekalan dan menerjunkan tim pertolongan pertama di lokasi.
Saat itu, Tim belum bisa memberikan keterangan resmi untuk menjaga kondisi batin keluarga korban.
Alhasil, sore kemarin, korban selamat yakni pilot M Yusuf dan jenasah satu kru yang meninggal dunia berhasil dievakuasi dari lokasi ke Tarakan.
"Saat ini masih ada rekan kita dari tim yang bertahan di lokasi untuk mengevakuasi korban tadi dan sejumlah kelengkapan pesawat. Insyallah, besok akan dijemput," ungkap Alisun.
Sumber: TribunKaltara.com/Andi Pausiah
Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Sempat Operasi di Bagian Kepala, Kondisi Pilot Smart Air Membaik, Hari Ini Diperbolehkan Pulang