Apa itu Minyak Makan Merah yang Diklaim Jokowi Lebih Murah Dibanding Minyak Goreng Lain di Pasaran?
Jokowi menilai, minyak goreng yang diproduksi pertama kali oleh PTPN II di Indonesia ini bisa bersaing dengan produk lainnya.
Penulis: Dewi Agustina
Selain harganya murah, keunggulan minyak ini kata Jokowi adalah vitaminnya tidak hilang meski mengalami proses pengolahan.
Di dalamnya disebut ada vitamin A, vitamin E dan beberapa nutrisi lainnya.
"Yang kedua, vitaminnya tidak menghilang. Di sini vitamin A, vitamin E dan nutrian yang lain itu masih berada di dalam minyak yang dipakai untuk menggoreng apapun," ujar Jokowi.
Jokowi menerangkan, Indonesia memiliki 15,3 juta hektar kebun kelapa sawit dan 40,5 persen dimiliki petani.
Sekitar 6,2 juta hektar perkebunan dikelola petani.
Dengan demikian adanya pabrik ini dianggap menjadi nilai tambah.
Presiden mengimbau masyarakat agar membeli produk minyak makan yang baru saja diresmikan agar pemasaran tak perlu kemana-mana lagi.
Dalam sehari, pabrik ini menghasilkan 10 ton Crude Palm Oil (CPO) dan menghasilkan minyak makan merah sebanyak 7 ton.
Jokowi berpesan kepada petani supaya tidak menjual Tandan Buah Segar (TBS), CPO dan diminta mengolah menjadi barang jadi.
"Artinya memang harus banyak yang beli, ada yang beli sehingga kita harapkan memberikan nilai tambah yang baik. Ketiga, inilah yang namanya hilirisasi. Jangan TBS, jangan jual CPO. Kalau bisa jadikan barang-barang jadi seperti ini, ini bagus sekali," kata Jokowi.
Berapa Harga Minyak Makan Merah?
Diketahui minyak makan merah sebagai alternatif minyak goreng akan diproduksi massal mulai Januari 2023.
Mengutip Kompas.com, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan harga minyak makan merah diperkirakan Rp 9.000 per liter.
"Tetapi kan pasti mengikuti fluktuasi crude palm oil (CPO), tandan buah segar (TBS)," kata teten dalam konferensi pers, Selasa (4/10/2022).
Ia menyebut harga minyak makan merah yang Rp 9.000 tidak akan menekan pendapatan petani sawit.