Derita Siswi SMP di Sumbar Sebulan Hidup dengan Kondisi Proyektil Bersarang di Perutnya
Kondisi siswi SMP korban peluru nyasar memprihatinkan, sudah sebulan ini proyektil tak bisa dikeluarkan sehingga masih bersarang di perutnya.
Editor: Theresia Felisiani
Pada Jumat (26/2/2024), Bela menjalani operasi, tetapi proyektil yang bersarang di perutnya gagal dikeluarkan.
"Kata dokter, posisinya (peluru) berpindah-pindah. Sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujar Leni, ibu Bela.
Dokter sempat meminta persetujuan pada Lena untuk melanjutkan operasi dengan risiko akan terjadi pendarahan pada Bela.
Persetujuan itu tak diaminkan oleh Leni dan meminta saran dokter agar anak gadisnya selamat.
Dokter pun memilih tak melanjutkan operasi dan luka tembak di perut bagian kiri Bela ditutup kembali.
Sudah Sebulan Peluru Masih Bersarang di Perut, Bela Trauma, Terus Kesakitan
Selama lima hari pertama dengan peluru di perut, Bela tak bisa bergerak sedikit pun dan hanya berbaring di atas kasur.
Semua aktivitas makan, minum, buang air besar dan buang air kecil dilakukan dalam kondisi terlentang.
Setelah enam hari lebih, Bela memberanikan diri untuk bangun, walau masih belum bisa beraktivitas normal.
"Beberapa hari masih menahan sakit, sebelum akhirnya ia bisa beradaptasi dan beraktivitas, meski hanya aktivitas ringan," jelas Leni.
Selama di rumah sakit, menurut Leni, anaknya terus mengeluh demam dan pusing.
Hanya saja ia tak tahu apakah keluhan itu dampak dari proyektil yang ada di perutnya. Meski sudah pulang ke rumah, dua minggu sekali Bela tetap harus kontrol ke RSUD Pariaman ditemani ibu dan pamannya.
Sekali kontrol, Leni harus mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk biaya transportasi.
Kondisi keuangan yang pas-pasan membuat ibu rumah tangga itu harus meminjam ke tetangga dan sanak saudara.
"Saya mau anak saya lekas sembuh, meski harus minjam sana sini tidak masalah yang penting sembuh," ujar ibu rumah tangga itu.