Warga Undaan Kudus Plester Kaca Jendela, Sebut Antisipasi sebelum Pawai Sound Horeg
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya persiapan pawai sound horeg yang akan dilakukan saat malam takbiran di Desa Klutuk.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
![Warga Undaan Kudus Plester Kaca Jendela, Sebut Antisipasi sebelum Pawai Sound Horeg](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/warga-kudus-plester-kaca-jendela-asdc-asdc.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah warga di Desa Kutuk, Kacamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sedang bersibuk memplester kaca jendela rumah.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya persiapan pawai sound horeg yang akan dilakukan saat malam takbiran di Desa Klutuk.
"Dilakbani, biar tidak pecah saat horeg nanti pas takbiran. Ya buat antisipasi aja supaya tidak pecah," ucap Revan seorang warga Desa Kutuk.
Revan menambahkan bahwa lakban-lakban tersebut sudah disediakan oleh para panitia.
Revan mengatakan adanya sound horeg ini sudah belangsung selama tahunan.
Sebelumnya diberitakan, tiap malam sebelum lebaran masyarakat di Indonesia melaksanakan takbiran, termasuk di Kabupaten Kudus.
Perayaan malam takbir di Desa Kutuk, Undaan, Kabupaten Kudus pada 2024 ini digelar secara meriah.
Lantaran tiap masjid dan musala di Desa Kutuk telah menyiapkan sound horeg yang didatangkan dari Jawa Timur.
Tidak sedikit rumah-rumah pada jendela warga yang sudah ditempel lakban, agar nantinya saat pawai Sound Horeg kaca dan jendela tidak pecah.
Nantinya sound horeg akan dikumpulkan di lapangan Desa Kutuk pada saat malam takbir. Untuk saat ini, diperkirakan sebanyak 20 sound horeg ikut memeriahkan malam takbir.
"Kami menyewanya tiga harian sampai malam takbir. Ini memang digunakan untuk malam takbir, sound horeg itu perwakilan dari permushala dan masjid untuk dibawa takbir keliling," ujar Muhammad Nuryadi Perwakilan Mushala Rodutuluma, RT 05 RW 1 Desa Kutuk, Senin (8/4/2025).
Untuk harga sewanya mencapai Rp 15juta hingga Rp 50juta.
Tergantung jumlah sound dan lampu-lampunya.
Sebelumnya, Imam telah membayar uang muka pada tahun kemarin, baru dilakukan pelunasan dari dana iuran warga.
"Iuran warga dari pemuda juga para orang tua ikut membayar, kalau masyarakat yang tidak mampu kami tidak bebankan," katanya.
Sementata itu, Kepala Desa Kutuk, Supardiyono saat dihubungi mengatakan malam takbiran menyambut hari raya Idulfitri tahun 2024 ini diperkirakan meriah.
Ada 20 masjid musala akan mengikuti kirab keliling Desa Kutuk pada malam takbiran lusa.
"Rencana kegiatan di Desa Kutuk lebih meriah dibandingkan dengan kemarin, karena kemarin masih ada batasan-batasan karena kendala Covid, untuk tahun ini peserta takbir keliling diikuti oleh 20 masjid musala," ungkap Supardiyono ditemui di lokasi.
Dia mengatakan biaya mendatangkan sound horeg murni dari swadaya masyarakat.
Warga iuran untuk mendatangkan sound yang harganya Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.
"Itu sewanya ada yang Rp 30 juta, ada yang Rp 50 juta, rata-rata Rp 50 jutaan, itu biaya dari swadaya dari iuran pemuda itu sendiri di masing kelompok masjid dan musala," kata dia.
Selain kirab sound horeg dan ogoh-ogoh, kata dia juga ada pesta kembang api.
"Rencana juga ada kembang api malam penyematan pembukaan ada pesta kembang api, kalau kembang api Rp 100 juta dari dermawan di desa ini," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Antisipasi Pecah, Warga Kutuk Kudus Lakban Jendela Kaca Sebelum Pawai Sound Horeg
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.