Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Muhammad Agus, Kades di Bogor yang Warganya Nangis Minta Makan, Tegur Petugas Kemensos

Sosok Muhammad Agus, Kades Rawapanjang di Bogor yang warganya, Gibran viral menangis kelaparan. Ia menegur petugas Kemensos yang beri Gibran bantuan.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sosok Muhammad Agus, Kades di Bogor yang Warganya Nangis Minta Makan, Tegur Petugas Kemensos
Kolase Tribunnews.com
Sosok Muhammad Agus (kiri), Kades Rawapanjang di Bogor yang warganya, Gibran (kanan) viral karena menangis kelaparan. Muhammad Agus menegur petugas Kemensos yang beri bantuan pada Gibran. 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok Muhammad Agus, Kepala Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Muhammad Agus memiliki seorang warga bernama Gibran yang viral, belakangan ini.

Bocah 6 tahun itu terekam kamera menangis meminta makan pada sang ibu karena kelaparan.

Kisah pilu yang dialami Gibran tersebut memantik sejumlah kalangan, termasuk Kementerian Sosial (Kemensos) ikut memberikan assessment.

Tim Kemensos mendatangi rumah Gibran untuk memberikan bantuan kepada sang ayah, Hamzah yang kemudian diterima baik.

Namun, niat Kemensos itu berujung pada teguran yang dilayangkan Muhammad Agus, Kepala Desa Rawapanjang.

Muhammad Agus menegur petugas Kemensos yang memberikan bantuan tanpa seizin perangkat desa.

Berita Rekomendasi

Lantas, siapakah Muhammad Agus? Ini sosoknya.

Muhammad Agus, Kepala Desa Rawapanjang
Muhammad Agus, Kepala Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Muhammad Agus menjabat sebagai Kepala Desa Rawapanjang sejak tahun 2020.

Ia meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Rawapanjang dengan mengalahkan tiga kandidat lain.

Muhammad Agus diketahui lahir di Jakarta pada 24 Agustus 1968. Sehingga saat ini, usianya 55 tahun.

Rumahnya berada di Perum Aneka Gas RT 01 RW 23, Desa Rawapanjang.

Ia memiliki seorang istri bernama Djuhana yang berprofesi sebagai Kepala SDIT Mawaddah-Depok.

Muhammad Agus diketahui memiliki seorang anak laki-laki bernama Rahmad Abdullah Muhajir.

Sebelum menjadi kepala desa, Muhammad Agus telah dua kali menjadi Ketua RW.

Pertama, pada 2007-2008, ia menjadi Ketua RW 17 Desa Rawapanjang. Kedua, pada 2008-2020, ia kembali jadi Ketua RW 23 Desa Rawapanjang.

Selain itu, ia juga menjadi Ketua Silat Sibunder pada 2019 hingga sekarang.

Muhammad Agus tercatat bekerja sebagai pengelola SDIT Mawaddah tahun 2006 hingga sekarang di bawah pembina Yayasan KH Asman Umar.

Ia juga menjadi pembina Yayasan Daarul Nada Izati (PAUD, TPA, Yatim-Dhuafa Baitul Ilmi) tahun 2016 sampai sekarang.

Saat mencalonkan diri menjadi kepala desa, Muhammad Agus memiliki misi mewujudkan desa yang bersih, kuat ekonomi, sosial dan kesehatan, serta sejahtera.

Ia memiliki sejumlah program kerja di antaranya membangun kantor desa modern, desa wisata, desa bebas banjir, dan lainnya.

Biodata Kades Rawapanjang, Mohammad Agus:

Nama: Mohammad Agus

Alamat: Perumahan Aneka Gas RT 1/23, Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Agama: Islam

Istri: Djuhana SPd (Kepala SDIT Mawaddah Depok)

Organisasi Kemasyarakatan:

  • Ketua RW 17 Desa Rawapanjang Tahun 2007-2008
  • Ketua RW 23 Desa Rawapanjang Tahun 2008-2020
  • Ketua Silat Sibunder Tahun 2019 - sekarang

Riwayat Pekerjaan:

  • Pengelola SDIT Mawaddah Tahun 2006-sekarang
  • Pembina Yayasan Daarul Nada Izati Tahun 2016-sekarang.

Tegur Petugas Kemensos


Petugas Kemensos RI dan Kepala Desa Rawapanjang (peci hitam) sempat bersitegang di depan rumah bocah yang viral karena lapar di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Selasa (7/5/2024).
Petugas Kemensos RI dan Kepala Desa Rawapanjang (peci hitam) sempat bersitegang di depan rumah bocah yang viral karena lapar di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Selasa (7/5/2024). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Momen Mohammad Agus menegur petugas Kemensos terjadi setelah pemberian bantuan pada Gibran dan ayahnya, Hamzah, Selasa (7/5/2024).

Saat itu, petugas Kemensos masih berada di depan rumah Gibran sambil berbincang dengan tim lainnya.

Tiba-tiba Mohammad Agus bersama jajarannya datang menghampiri.

Mohammad Agus pun menanyakan maksud dan tujuan dari kedatangan petugas Kemensos di tempat tersebut.

"Kenapa diarahkan ke sini? Siapa yang mengarahkan ke sini?" tanya Mohammad Agus kepada petugas Kemensos dengan raut wajah kurang bersahabat.

Petugas Kemensos pun menjelaskan bahwa timnya belum sempat mendatangi kantor desa sehingga langsung mendatangi lokasi.

Dengan lemah lembut, petugas itu menerangkan, mendapat instruksi untuk menindaklanjuti video yang viral tersebut.

"Begini Pak, kita kan dapat laporan yang viral itu dari pusat Kemensos, kita disuruh untuk menindaklanjuti, makanya kita langsung ke sini belum sempat ke Pak Lurah, mohon maaf kalau memang ini agak kurang berkenan," kata petugas Kemensos.

Kepala desa itupun memberikan jawaban monohok. Ia tidak berkenan dengan kehadiran petugas yang datang langsung ke lokasi.

Ia mengatakan bagi siapapun yang ingin berkomunikasi dengan keluarga Gibran, maka harus melalui pengurus wilayah setempat.

Hal itu kata dia berdasarkan kesepakatan bersama pihak-pihak terkait dan lingkungan sekitar.

"Yang pasti iya pak tidak berkenan. Bapak enggak tau kan masalah inti di dalamnya? Bapak cuma melihat kulitnya doang kan. Jadi kita sudah musyawarahkan tempat ini kita close untuk siapapun, kalau memang mau nyari informasi di kantor kami," tegasnya.

Ia pun berkilah langkah bijaksana yang diambil itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman kepada kelurga Gibran dan juga menghindari kesenjangan sosial di wilayah setempat.

"Bukannya kita tidak menghormati dan tidak berterimakasih atas perhatiannya, kita ingin menjaga hak keluarga. Kita yang mengatur Pak, karena dengan begini akan ada kecemburuan sosial, begini 'kok yang diperhatikan dia doang, padahal kan masih banyak rakyat kita yang butuh perhatian'," katanya.

Setelah berbincang saling menjelaskan maksud dan tujuannya, suasana di lokasi itupun pun kembali cair.

Selain itu, Mohammad Agus juga sempat menegur Ahmad Saugi, warganet yang pertama kali mengunggah kisah pilu Gibran ke media sosial.

Sang kades menyebut, Ahmad Saugi sudah melanggar aturan karena memviralkan Gibran.

Karenanya pihak Desa Rawapanjang pun meminta Ahmad Saugi untuk membuat permohonan maaf dan menghapus video tersebut.

"Yang jelas si pelaku itu tidak ada izin, udah jelas itu ya bilamana tidak berizin sudah jelas melanggar," ujar Mohammad Agus kepada awak media, Selasa (7/5/2024).

Salah satu alasan kenapa Agus menyebut Saugi telah melanggar hukum terkait konten Gibran karena menampilkan wajah Gibran di media sosial.

"Kenapa si Tiktokers itu (Ahmad Saugi) men-takedown, karena ada gambar anak itu, enggak boleh gambar anak diviralkan. Artinya ada banyak hal pelanggaran-pelanggaran atas apa yang dilakukan oleh si orang yang memviralkan itu," kata Mohammad Agus.

Atas aksi tersebut, Mohammad Agus menyebut sempat ingin menjebloskan Saugi ke jalur hukum. Namun akhirnya kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kalau saya bilang pada saat itu dia akan dijeblokan, jebloskan. Kita masih ada rasa kemanusiaan tadi, mungkin ada kesalahan yang tidak diketahui," pungkas Mohammad Agus.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pantas TikToker Hapus Konten Bocah Kelaparan di Bojonggede, Ternyata Ada Ancaman, Kemensos Bertindak

(Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunnewsBogor.com/Khairunnisa/Muamarrudin Irfani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas