Kepala BKKBN Kobarkan Semangat Pelayanan KB di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Kepala BKKBN, dokter Hasto, mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting, di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
"Memang lebih bagus pakai susuk, karena sekarang sudah modern, sudah 1 batang. Hari ini pasang susuk nanti diganti setelah tiga tahun," katanya.
Implan 1 batang menurutnya unik karena dapat dipakai sampai tiga tahun. Dapat pula dipasangkan langsung setelah ibu melahirkan. Cara pemasangannya pun mudah, tidak pakai pisau, melainkan menggunakan jarum kecil.
"Ibu Tipung ini bagus jarak anak ke-empatnya umur enam tahun, dan yang ke-limanya satu tahun tujuh bulan. Jadi, bagus karena jaraknya sudah lebih dari tiga tahun. Kurang bagusnya, kebanyakan," ucap dokter Hasto seraya bercanda.
Harapannya edukasi mengenai KB di Kabupaten Mahakam Ulu terus digalakkan. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas SDM.
Sehingga anak akan tumbuh sehat berkualitas apabila jarak kelahiran ibu diatur.
"Khusus Mahakam Ulu, tidak apa anaknya tiga, tapi jaraknya tiga tahun ya bu," ucapnya sambil disambut tawa hadirin.
"Hari ini stunting di Mahakam Ulu angkanya terendah di Kalimantan Timur, karena jumlah penduduknya hanya 38 ribu. Saya yakin stunting betul-betul bisa dicegah. Setahun jumlahnya 650 orang yang hamil di Mahakam Ulu, sebulan 60 lebih sedikit, kira-kira sehari yang melahirkan dua orang," ujar dokter Hasto.
Baca juga: BKKBN Gelar Kegiatan DakDikDuk bahas Stunting di Kampung KB Gandaria Jakarta
Selanjutnya, ia mengarahkan Kepala Dinas Petronella dan satgas stunting untuk membuat WA grup dengan para penyuluh keluarga.
"Dilaporkan panjang badan bayi yang baru dilahirkan toh hanya dua orang sehari. Kalau ada bayi yang panjangnya kurang dari 48 cm, maka segera dilakukan intervensi, di enam bulan pertama harus ASI eksklusif," pungkas dokter Hasto.