Nahasnya Nasib Korban Banjir Lahar Dingin di Agam, Warung Tersapu Banjir hingga Mobilnya Hanyut
Ia mengelilingi rumahnya dan rumah warga lain, untuk memastikan dimana bangunan warung semi permanen itu terbawa air.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang lahar dingin di Sumatera Barat merusak bangunan di sejumlah titik.
Salah satunya di Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat.
Seorang warga setempat, Martis, menceritakan apa yang dialaminya.
Warung milik martis diketahui sudah hancur rata dengan tanah setelah diterjang banjir bandang.
Ia bahkan masih bolak-balik menyisir setiap bagian bangunan warung miliknya yang tidak tersisa tanpa jejak, Senin (13/5/2024) pagi.
Ia mengelilingi rumahnya dan rumah warga lain, untuk memastikan dimana bangunan warung semi permanen itu terbawa air.
"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya, melihat lokasi sekitar tempat kira-kira bangunan warungnya tersangkut.
Banjir Datang Tanpa Aba-aba
Sejak dialihkannya hulu sungai yang biasanya mengaliri nagari Koto Tuo beberapa waktu terakhir, volume air sungai menurun drastis.
Warga hanya mendapat informasi bahwa air dialihkan oleh masyarakat hulu ke Pakan Sanayan.
Akibat pengalihan air ini, sejumlah material kayu, batu dan sampah dari Gunung Singgalang tidak mengalir lagi.
Sehingga saat material sudah terlalu banyak tersangkut dan debit air makin tinggi di hulu, banjir besar datang.
"Ini bukan kiriman dari lahar dingin, tapi galodo. Bisa jadi dari Talago Dewi Gunung Singgalang," ujarnya.
Banjir besar ini, terjadi sekira pukul 22.15 WIB, Sabtu (12/5/1024). Banjir dibuka dengan bunyi bebatuan dan pohon yang keras menyisir sungai di Koto Tuo.
Pembukaan banjir dengan batu dan pohon ini langsung disertai air yang sangat besar dan amat keruh.
Warga setempat tanpa persiapan apapun hanya bisa pasrah menunggu galodo itu mendatangi rumah mereka masing-masing.
"Airnya sangat besar, sehingga meluas kemana-mana," ujarnya.
Air yang meluas dengan batu hampir sebesar mobil dan motor menerobos dinding-dinding rumah warga.
Warung Hanyut, Mobil Terhantam Batu
Di rumah Martis, air menghanyutkan kedai harian semi permanennya dan mobil merek X-Pander.
Kedai itu hanyut beserta isinya yang tidak terlihat lagi puing material dan isi kedainya.
"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya.
Beruntung fisik mobilnya masih terlihat meski sudah hampir setengah penyok, menahan batu besar yang terbawa banjir.
Nasib mujur rumahnya masih berdiri, meski kaca-kaca pecah dan bagian dalamnya dipenuhi lumpur.
Sekarang ia dan keluarga hanya menyisakan pakaian di badan dan basah terendam banjir. Stok makanan sudah hampir habis.
"Pemerintah sempat ke sini, lihat-lihat jauh saja. Bantuan belum ada," ujarnya.
Hanya saja BPBD, TNI dan Polri sudah banyak datang untuk membantu pembersihan material banjir.
Ia bersama warga lainnya berharap adanya tindakan tegas dari pemerintah terkait bencana ini, semisal bantuan makanan, pakaian dan serta keringanan pembangunan infrastruktur.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Pilu Martis Korban Banjir Bandang Agam: Mobil Hanyut, Warung Tak Bersisa Disapu Banjir