Korban Galodo Sumatera Barat Berharap Pemerintah Perbaiki Rumah yang Rusak
Warga harap pemerintah pusat bantu memperbaiki rumah yang rusak, hanyut terbawa banjir bandang lahar dingin atau galodo.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BUKITTINGGI - Kerugian materi akibat banjir lahar dingin atau disebut galodo dirasakan para korban di Sumatera Barat.
Mereka berharap pemerintah pusat membantu memperbaiki rumah yang rusak berat pasca diterjang banjir bandang Gunung Singgalang dan lahar dingin Gunung Marapi.
Warga Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Ernita mengaku tidak bisa lagi membiayai renovasi rumahnya karena kondisi ekonomi.
Rumahnya kini sudah hancur dan barang-barang berharga ikut hanyut terbawa banjir bandang.
“Saya sangat berharap pemerintah pusat membantu merenovasi setelah proses evakuasi dan pembersihan lumpur selesai,” ungkapnya kepada Tribun, Rabu (15/4/2024).
Hingga saat ini Ernita masih tidak tahu kapan akan kembali ke rumahnya.
Rasa trauma pun masih belum bisa hilang.
Sumber pendapatannya hanya dari kedai makanan dan minuman yang tidak akan dapat mencukupi biaya perbaikan rumah.
“Alhamdulillah saat ini masih dapat bantuan makanan yang disediakan di posko tapi itu pun tidak tahu sampai kapan,” ungkapnya.
Baca juga: Penampakan Surau Selamat dari Banjir Lahar Dingin Marapi dan Cafe Paling Romantis yang Porak Poranda
Sementara Zubaidah warga Nagari Koto Tuo, Kabupaten Agam juga berharap pemerintah memperbaiki rumahnya yang dihantam banjir bandang dua meter.
Jalanan di depan rumahnya ikut hancur.
Bantuan perbaikan rumah dan jalanan sangat dinantikan bagi seluruh korban galodo.
“Saya sudah tidak punya tabungan kalau untuk renovasi,” katanya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan opsi merelokasi rumah yang rusak akibat galodo atau banjir bandang di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Relokasi rumah itu terutama yang berada di dekat aliran sungai.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyatakan rumah yang mengalami kerusakan akan diberikan bantuan stimulan dengan rincian nilai di antaranya Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
“Relokasi sedang asesmen, kami sudah memberikan rekomendasi di tahap transisi rehabilitasi rekonstruksi apakah ada relokasi, kalau ada relokasi maka pemerintah daerah menyiapkan lahan dan pemerintah pusat yang akan bangun,” ucap Suharyanto.
Tetapi bila tidak direlokasi akan siapkan opsi lain seperti perbaikan.
BNPB saat ini melakukan upaya-upaya percepatan penanganan darurat yang dilakukan oleh pemerintah bersama para stakeholder terkait agar masyarakat dapat kembali memulai kehidupan dan penghidupannya sesegera mungkin.
Pengerahan alat berat pun dilakukan guna membantu menormalisasi kondisi dan pembersihan material banjir dan longsor di area pemukiman.
“BNPB akan melakukan pendataan kerusakan mulai dari rumah, fasos, fasum agar bisa segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,” tambah Suharyanto.