Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu Hamil di Luwu Ditandu Warga Sejauh 5 Km, Lewati Bukit dan Hutan Sagu untuk Melahirkan di Klinik

Seorang ibu hamil di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa ditandu warga untuk menuju ke klinik bersalin, Selasa (11/6/2024).

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Ibu Hamil di Luwu Ditandu Warga Sejauh 5 Km, Lewati Bukit dan Hutan Sagu untuk Melahirkan di Klinik
KOMPAS.COM/MUH. AMRAN AMIR
Seorang ibu yang hendak melahirkan di Dusun Pambulungan, Desa Buntu Awo, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Selasa (11/6/2024) lalu terpaksa harus ditandu oleh warga menuju klinik bersalin lantaran akses jalan belum memadai. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu hamil di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), terpaksa ditandu warga untuk menuju ke klinik bersalin, Selasa (11/6/2024).

Hal tersebut, dilakukan warga lantaran akses jalan yang tidak memadai di Dusun Pambulungan, Desa Buntu Awo, Kecamatan Walenrang Utara.

Ibu hamil bernama Novitasari (32) ditandu dari rumahnya melewati jalan tanah berkerikil sejauh 5 kilometer untuk melahirkan buah hatinya.

Warga membuat tandu darurat dengan dua bilah bambu yang dirakit dengan alas sarung untuk mengangkut Novitasari.

Mereka melewati bukit, hutan pohon sagu hingga menyeberangi jembatan gantung.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Dusun Pambulangan, Desa Buntu Awo, Naccin (35).

“Sejauh 2 kilometer dari rumah di kampung Labanan melewati jalan tanah, naik turun bukit dan melewati hutan sagu. Kemudian melalui jembatan gantung lalu melewati jalan berkerikil sejauh 3 kilometer," kata Naccin saat dikonfirmasi TribunTimur.com, Jumat (14/6/2024).

BERITA REKOMENDASI

"Kemudian naik mobil melewati Desa Siteba menuju ke klinik bersalin di ibu kota Kecamatan Walenrang Utara,” tambahnya.

Kata Naccin, setiba di klinik bersalin, sang ibu hamil sempat dirawat selama dua hari sebelum akhirnya melahirkan.

"Alhamdulillah, ibu dengan anak selamat. Menurut tenaga medis, bayi juga dalam kondisi sehat," terangnya.

Baca juga: Warga Nganjuk Bikin Sayembara Tangkap Maling Berhadiah Rp1 Juta, Diduga Nyamar jadi Pegawai Koperasi

Bukan pertama kali

Naccin menambahkan, pada tahun 2024, sudah 3 kali warganya ditandu menuju klinik bersalin.

"Kalau bidan desa sudah mengatakan harus ditangani medis di luar, maka kami secara gotong royong akan memandu ibu hamil itu," akunya.

Tak hanya ibu hamil, sambung Naccin, kondisi serupa juga terjadi jika ada warganya yang sakit.

"Begitu juga warga sakit atau meninggal dunia. Kami tandu juga keluar biasa pakai bambu dengan sarung," keluhnya.

Diakui Naccin, kondisi infrastruktur kurang mendapat perhatian Pemda Luwu.

Sebab, akses jalan bahkan belum bisa dilalui kendaraan roda empat.

Selama ini, kata dia, jalan Dusun Pambulangan dibuat atas inisiatif pemerintah desa.

Kendati demikian, akses jalan tersebut hanya dalam bentuk jalan tanah.

"Saya tidak tahu kenapa pemerintah tidak memperhatikan kampung ini. Padahal kami selalu mengusulkan ke dusun, desa bahkan ke kecamatan," tandas Naccin.

Baca juga: Viral Tulisan Petugas Haji Pungut Tarif Kursi Roda ke Jemaah, Jubir Kementerian Agama: Itu Fitnah

Terpisah, istri Camata Walenrang Utara, Herlina mengaku, jembatan biasa dilalui mobil saat ini roboh karena dilewati kendaraan roda empat.

"Baru-baru ini ada orang meninggal, dia lewat situ. Lewat Desa Limbong kemudian terus saja dapat jembatan langsung tembus Dusun Pambulangan. Cuman lewat alat berat, jadi roboh jembatan," katanya.

Herlina membenarkan, akses jalan menuju rumah ibu hamil tersebut hanya bisa dilalui roda dua.

"Prihatin ki juga. Karena di situ memang masih tanah. Belum ada pengerasan pakai kerikil. Jalanan kebun, jadi kalau hujan, becek juga," ucapnya.

Serba terbatas

Mengutip Kompas.com, warga bernama Winda (30) mengatakan, tak hanya akses jalan yang membutuhkan perhatian.

Namun, jaringan komunikasi dan listrik di dusun tersebut belum tersedia sehingga warga kesulitan untuk melakukan aksesibilitas.

“Untuk jaringan komunikasi menggunakan telepon seluler itu belum ada, tidak ada jaringan. Anak-anak sekolah atau mahasiswa kalau mengerjakan tugas berhubungan dengan internet harus ke atas buklit mencari jaringan,” terang Winda.

Dia menambahkan, listrik yang ada saat ini hanya mengandalkan listrik dari turbin atau tenaga mikrohydro.

Namun, meski demikian belum bisa memenuhi kebutuhan elektronik warga.

“Listrik sudah ada tapi dari tenaga mikrohydro, penggunaannya terbatas. Kalau kami menyalakan semua alat listrik pasti redup bahkan padam, cukup 3 bola lampu. Kalau dengan menggunakan alat elektronik lainnya seperti Kulkas atau pemanas nasi sudah pasti padam,” tambah Winda.

Dia berharap pemerintah memperhatikan kampung Dusun Pambulungan agar jalannya bisa dilalui kendaraan roda empat dan adanya jaringan internet serta aliran listrik PLN.

“Semoga kedepan pemerintah memperhatikan kampung kami yang masih serba terbatas,” harap Winda.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLuwu.com dengan judul Akses Jalan Tak Layak, Ibu Hamil Asal Walenrang Luwu Sulsel Ditandu Warga Sejauh 5 Kilometer

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunLuwu.com/Muh. Sauki Maulana, Kompas.com/Muh. Amran Amir)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas