Musdalifah Bikin Batik Eco Print Berbahan Sutra Terkenal Hingga Inggris dan Kanada
Musdalifah awalnya hanya memproduksi sebatas benang sutra saja untuk dijadikan sarung.
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Sebuah daerah yang berjarak 160 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan mendadak masyhur. Kampung Sabbeta begitulah namanya berada di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan terkenal hingga ke mancanegara karena tangan dingin seorang warganya bernama Musdalifah Riwayati.
Baca juga: Singapura Izinkan Warganya Konsumsi 16 Jenis Serangga, Termasuk Jangkrik, Belalang, dan Ulat Sutra
Musdalifah yang tinggal di desa penghasil sutra dari tanaman murbai serta ulat sutra ini awalnya hanya memproduksi sebatas benang dan kain sutra saja untuk dijadikan sarung. Kemudian pada tahun 2018 berubah menjadi penghasil kain batik motif eco print berbahan sutra.
Ide Musdalifah tersebut berbuah hasil. Ia pun terkenal hinga ke dunia internasional. ”Awalnya saya mempunyai ide bagaimana menciptakan motif kain sutra yang beda dari produksi yang biasanya, yaitu dibordir atau dibuat menjadi sarung, saya pun mencari referensi dari internet, akhirnya saya tertarik dan penasaran dengan tekhnik pewarnaan kain dengan menggunakan bahan dari alam (eco print),” kata nasabah Mekaar ini, Jumat(12/7/2024).
Baca juga: Suami Istri Nekat Resign Kerja Kantoran Demi Usaha Batik Tulis, Ini Kisahnya
Musdalifah memproduksi kain batik eco print tersebut dengan belajar secara otodidak. Setelah berulang kali gagal, ia akhirnya berhasil menghasilkan batik ecoprint yang cantik.
”Saya perlihatkan motif kain tersebut ke Ketua Dekranasda waktu itu, dan gayung bersambut disitulah awal ecoprint diperkenalkan di Soppeng,” kata dia.
Kondisi perekonomian masyarakat di kampung Sabbeta meningkat berkat usaha batik eco print inisiasi Musdalifah.
Terutama ibu – ibu yang sebelumnya berprofesi hanya sebagai Ibu Rumah Tangga(IRT), saat ini memiliki penghasilan sendiri dengan membuat pola kain batik motif eco print dan mendapat tambahan uang untuk keluarga.
”Sekarang brand ecoprint Kampung Sabbeta sudah mendapatkan pembeli dari luar negeri seperti, Malaysia, Jepang, Inggris, dan Kanada. Juga telah bekerja sama dengan Fashion House Malaysia,” papar Musdalifah penuh semangat.
Baca juga: Bantah Korupsi, SYL Nangis Curhat Rumahnya di Makassar Masih Kerap Kebanjiran
Saat ini Musdalifah merasa senang dan bahagia, bukan saja dari meningkatnya pendapatan tapi rasa bangga bisa menjadi salah satu UMKM unggulan yang mengharumkan nama daerah kabupaten Soppeng dan Sulsel secara meluas.
Ia berharap industri kreatif kain ecoprint bisa mendunia. ”Kami mengusung konsep sustainable fashion dan ramah lingkungan, serta bisa memperkenalkan sutra ke masyarakat luas,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Jadi Primadona Hingga Mancanegara'