Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Populer Regional: Kompolnas Sentil Eks Wakapolri Oegroseno - Anak dan Istri Bunuh Suami di Bekasi

Berita populer regional dimulai dari Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto sentil eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in 5 Populer Regional: Kompolnas Sentil Eks Wakapolri Oegroseno - Anak dan Istri Bunuh Suami di Bekasi
Kolase Tribunnews.com
Berita populer regional dimulai dari Kompolnas sentil eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno soal kasus Vina Cirebon hingga kasus anak dan istri bunuh suami di Bekasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto sentil eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno.

Sebelumnya, Oegroseno menduga ada mafia di balik kasus kematian Vina Cirebon.

Benny dalam kesempatannya berharap para pengamat bisa memberikan pernyataan yang lebih bijak sehingga dapat mengedukasi masyarakat.

Berita selanjutnya ada kasus anak dan ibu bunuh bunuh suami di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pelakunya sendiri yakni istrinya, Juhariah alias J, anak kandungnya, Silvia Nuralfiani alias SNA, dan kekasih SNA yang bernama Hagistiko Pramada alias HP.

Sementara korbannya seorang pria bernama Asep Saepudin alias AS (43).

Motif kasus ini dilatarbelakangi motif utang dan restu nikah.

BERITA REKOMENDASI

Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya di Tribunnews.com selama 24 jam:

1. Kompolnas Sentil Eks Wakapolri Oegroseno yang Sebut Ada Mafia di Kasus Vina Cirebon: Omong Kosong!

Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Benny Jozua Mamoto.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Benny Jozua Mamoto. (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Kompolnas menyentil pernyataan yang menyebut ada mafia di kasus Vina Cirebon.

Menurut Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto pernyataan itu membuat publik semakin bingung dan hanya omong kosong.

"Banyak pengamat yang selalu memulai statementnya 'mungkin, seandainya, kalau'," kata Benny Mamoto dikutip dari Youtube tvOneNews, Selasa (23/7/2024).

"Ujungnya nanti kalau kita dicermati betul statement itu tidak ada nilainya, tapi sudah membentuk atau memframraming," jelas dia.


Kemudian ia pun memberi contoh pengamat yang memberikan pernyataan omong kosong itu.

"Contoh, di balik ini ada mafia. kita semua tahu mafia itu apa sih," jelas dia.

Menyoal mafia, Benny Mamoto menyidir eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno.

Benny Mamoto memang tak menyebutkan nama Oegroseno secara jelas.

Namun ia menyinggung soal pengamat yang bicara ada mafia di kasus Vina Cirebon.

Pernyataan soal mafia itu sebelumnya disampaikan oleh Oegroseno.

Benny Mamoto pun berharap para pengamat bisa memberikan pernyataan yang lebih bijak.

"Perlu para pengamat ini sedikit bijak dalam mengeluarkan statement, analiasa, lebih bagus yang mengedukasi publik," tandasnya.

Baca selengkapnya.

2. Respons Tak Terduga Saka Tatal Dengar Pengakuan Dede Riswanto, Singgung Soal Risiko Bicara Jujur

Mantan Terpidana Saka Tatal (kanan), dan kuasa hukumnya, Titin Prialianti (kiri) saat diwawancarai secara khusus oleh News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat di Studio Tribun Network, Senin (22/7/2024) malam. Dalam wawancaranya, Saka Tatal mengungkapkan kesiapannya menjalani Sidang Peninjuan Kembali (PK) terkait kasus tewasnya Vina Cirebon. TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE
Mantan Terpidana Saka Tatal (kanan), dan kuasa hukumnya, Titin Prialianti (kiri) saat diwawancarai secara khusus oleh News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat di Studio Tribun Network, Senin (22/7/2024) malam. Dalam wawancaranya, Saka Tatal mengungkapkan kesiapannya menjalani Sidang Peninjuan Kembali (PK) terkait kasus tewasnya Vina Cirebon. TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE (TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA)

Saka Tatal, mantan terpidana kasus Vina Cirebon merespon pernyataan Dede yang mengaku diarahkan Iptu Rudiana dan Aep agar mengaku melihat Vina dan Eky dikejar, dilempar batu dan bambu.

Saka menilai pengakuan Dede jadi harapan baru bagi 8 terpidana lainnya setelah pengakuan Dede yang diharapkan dapat memberikan titik terang dalam kasus yang menjerat mereka.

Saka mengungkapkan bahwa kejujuran Dede membawa angin segar bagi mereka yang masih berada di dalam penjara.

"Soal pengakuan Dede, ya Alhamdulillah, ada titik terang juga," ujar Saka, Selasa (23/7/2024).

Saka ingat masa-masa ketika Aep dan Dede tidak pernah muncul di persidangan.

Meski mengenal mereka dari wajah karena sering melihat mereka di showroom mobil tempat keduanya bekerja, Saka tidak pernah mendengar nama mereka disebutkan secara langsung di pengadilan.

"Waktu dulu kan, Aep sama Dede kan di persidangan gak pernah muncul sama sekali.

Tahu mah tahu (wajah Aep dan Dede), karena dulu kan waktu sekolah, Saka suka lewat situ (showroom mobil tempat kerja Aep dan Dede) kalau sekolah," ucapnya.

Meskipun hanya mendengar nama Dede, ia merasa kejujuran Dede memberikan harapan baru bagi mereka yang terjerat kasus ini.

Baca selengkapnya.

3. Fakta Baru Kasus Terbakarnya Wartawan di Sumatra Utara, Bukti Chat Oknum TNI Dibongkar

Bebas Ginting, otak pembakaran rumah wartawan di Karo Sumatera Utara menjalani rekonstruksi kejadian di lokasi kejadian, Jumat (19/7/2024).
Bebas Ginting, otak pembakaran rumah wartawan di Karo Sumatera Utara menjalani rekonstruksi kejadian di lokasi kejadian, Jumat (19/7/2024). (Tribunmedan.com/ nasrul)

Inilah kabar terbaru soal kasus pembunuhan terhadap jurnalis Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya di Karo, Sumatra Utara.

Meski sudah ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka, namun kasus ini masih menyisakan tanda tanya.

Pasalnya, ada dugaan orang lain yang terlibat dalam kasus pembunuhan ini.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan menemukan sejumlah fakta baru.

Direktur LBH Medan, Irvan Syaputra, mengatakan pihaknya menemukan bukti isi percakapan antara anggota TNI berinisial Koptu HB dengan Pimpinan Redaksi (Pimred) atasan korban.

Bukti chat atau obrolan tersebut terjadi saat sebelum kejadian pembakaran rumah Rico

Dikutip dari Tribun-Medan.com, dalam percakapan tersebut, Koptu HB meminta ke atasan korban agar berita yang ditulis Rico tentang aktivitas judi dihapus.

Irvan menduga, kasus pembakaran ini dilatarbelakangi oleh berita lapak perjudian milik Koptu HB yang ditulis oleh korban.

"Fakta yang ditemukan oleh kawan-kawan adalah, kami memaparkan tentang percakapan Koptu HB dan Pimred korban, untuk melihat rangkaian adanya dugaan tindak pidana pembunuhan berencana ini," kata Irvan, Selasa (23/7/2024).

Ini isi percakapan lengkapnya:

"SS (Screenshot) kan bang, kalau sudah di tarik beritanya. Saya bagus selama ini sama si Pasaribu (korban) itu bang. Tapi kenapa dibikin seperti itu," tulis Koptu HB dalam pesan WhatsApp nya.

Lalu, atasan korban meminta agar Koptu HB berkoordinasi langsung dengan anggotanya tersebut.

Baca selengkapnya.

4. Nasib Anggota Ormas yang Viral Intimidasi Wali Murid di Kebumen, Polisi akan Panggil Para Oknum

Tangkap layar viral video anggota ormas yang intimidasi wali murid dan anggota LSM di Kebumen. Video tersebut berawal dari laporan dugaan pungli yang dilaporkan.
Tangkap layar viral video anggota ormas yang intimidasi wali murid dan anggota LSM di Kebumen. Video tersebut berawal dari laporan dugaan pungli yang dilaporkan. (Kolase Tribunnews.com)

Polisi dari jajaran Polres Kebumen turun tangan terkait viralnya video oknum anggota ormas yang mengintimidasi wali murid di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Kapolres Kebumen AKBP Recky melalui Kasatreskrim Polres Kebumen AKP La Ode Arwansyah, mengungkapkan kejadian tersebut sedang ditangani pihaknya.

Ia mengaku, bergerak cepat akan melakukan pemanggilan kepada siapa saja yang terlibat dalam video viral tersebut guna dimintai keterangan.

"Polres Kebumen akan melakukan pemanggilan kepada para pihak yang terlibat pada video tersebut."

"Kami akan memintai keterangan satu persatu," ungkap La Ode Arwansyah dikutip dari Instagram @polreskebumen, Rabu (24/7/2024).

Dari video unggahan tersebut, menurutnya ada dua pokok permasalahan dan saat ini telah dilaporkan ke kepolisian.

Yang pertama dugaan intimidasi, selanjutnya persoalan pungutan liar di salah satu SD Negeri yang ada di Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Sejak awal video tersebut, diunggah dan menjadi perhatian publik, Polres Kebumen telah bergerak mengumpulkan sejumlah bukti dan keterangan.

Termasuk akan melakukan pemanggilan terhadap pihak yang melakukan intimidasi ataupun pemaksaan, seperti yang terlihat pada video.

Untuk kasus pungli, menurut AKP La Ode, sudah ditangani Unit Tipidkor Satreskrim Polres Kebumen.

"Unit Tipidkor Satreskrim Polres Kebumen telah menerima laporan terkait dugaan pungli, dan melakukan pemeriksaan serta permintaan dokumen kepada pihak-pihak yang terkait," ungkap La Ode.

AKP La Ode memastikan kasus ini ditangani serius oleh Polres Kebumen, dan akan diinformasikan perkembangannya sebagai transparansi publik.

Baca selengkapnya.

5. Fakta Anak dan Istri Bunuh Suami di Bekasi: Masalah Utang hingga Restu Nikah Jadi Motif

Seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri di wilayah Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Alasannya, karena kesal hubungannya dengan sang pacar tidak direstui ketika ingin menikah. -
Seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri di wilayah Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Alasannya, karena kesal hubungannya dengan sang pacar tidak direstui ketika ingin menikah. - (Wartakotalive.com)

Seorang pria bernama Asep Saepudin alias AS (43) dibunuh oleh anggota keluarganya sendiri.

Ia dibunuh di rumahnya di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pelakunya sendiri yakni istrinya, Juhariah alias J, anak kandungnya, Silvia Nuralfiani alias SNA, dan kekasih SNA yang bernama Hagistiko Pramada alias HP.

Ternyata, tiga pelaku tersebut sudah merencanakan pembunuhan sejak Juni 2024 lalu.

Kini, tiga orang tersebut sudah ditangkap dan terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Berikut ini beberapa fakta soal kematian Asep Saepudin yang dirangkum Tribunnews dari TribunBekasi.com:

Makam Dibongkar

Kasus ini muncul setelah makam dari AS dibongkar kembali atau ekshumasi oleh pihak kepolisian.

Polisi membongkar makam korban lantaran adik korban, Yudi, curiga ada sejumlah luka di tubuh korban.

Yudi juga telah membuat laporan ke Polsek Setu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Metro Bekasi, Kombes Twedi Aditya Bennyahdi.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas