Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Tabiat Meita Irianty: Aniaya Bayi, Tak Ucapkan Maaf dan Perlakukan Guru Seperti ART

Meita Irianty ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan balita. Saat konferensi pers, Meita tak ucapkan maaf ke keluarga korban.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in 3 Tabiat Meita Irianty: Aniaya Bayi, Tak Ucapkan Maaf dan Perlakukan Guru Seperti ART
Kolase Tribunnews.com
(Kiri) Meita Irianty, tersangka kasus penganiayaan 2 balita di Depok saat dihadirkan di kantor polisi dan (Kanan) Tangkap layar video viral saat Meita Irianty aniaya kedua korban. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang balita berinisial MK (2) dan bayi berusia 9 bulan menjadi korban penganiayaan saat dititipkan di daycare Wensen School Indonesia di Depok, Jawa Barat.

Kasus penganiayaan yang terjadi pada Senin (10/6/2024) terungkap setelah karyawan daycare melapor ke orang tua korban dan menunjukkan rekaman CCTV.

Dalam rekaman CCTV terlihat pemilik daycare, Meita Irianty menganiaya kedua korban di waktu yang berbeda.

Akibat penganiayaan tersebut, MK mengalami trauma, sedangkan bayi 9 bulan mengalami dislokasi kaki.

Bayi tersebut sempat ditarik hingga dibanting Meita Irianty.

Dalam konferensi pers di Mapolres Metro Depok, Meita Irianty dihadirkan meski sedang hamil 4 bulan.

Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana, mengatakan Meita Irianty ditangkap di rumahnya pada Rabu (31/7/2024).

Berita Rekomendasi

"Kami sudah memeriksa empat orang saksi tadi, terus kita juga sudah mendapatkan keterangan yang cukup, yang valid, berdasarkan bukti-bukti yang cukup juga maka tadi jam 22.00 WIB kita sudah melakukan penangkapan terhadap yang bersangkutan," bebernya, Kamis (1/8/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.

Saat diperiksa, Meita Irianty yang juga seorang influencer parenting mengakui perbuatannya.

"Yang terpenting adalah bahwa yang bersangkutan mengakui dalam CCTV itu adalah dirinya. Jadi tidak menyangkal melakukan kekerasan terhadap balita ini," lanjutnya.

Motif penganiayaan ini lantaran tersangka khilaf dan penyidik mendalami kemungkinan motif lain.

Baca juga: Hanya Terdaftar Sebagai Kelompok Bermain, Wensen School Depok Milik Meita Irianty Tidak Punya Izin

"Kalau motif sementara kami sudah tanyakan, yang bersangkutan menyatakan khilaf."

"Kami akan dalami saat pemeriksaan, termasuk nanti yang bersangkutan akan kami periksa dari psikologinya," tuturnya.

Dalam konferensi pers, Meita Irianty tak mengucapkan sepatah katapun.

Ketika wartawan memintanya meminta maaf ke orang tua korban, Meita Irianty masih bungkam.

Sebelumnya, guru daycare yang bernama Ririn (nama samaran) mengaku selama bekerja hanya mendapat gaji Rp250 ribu per minggu.

Menurutnya, gaji yang didapatkan terlalu rendah lantaran beban pekerjaan sangat banyak.

Selain diberi tugas mengasuh dan menjaga anak-anak, Ririn sering diminta menjadi asisten rumah tangga (ART).

Baca juga: Temukan Unsur Pidana, Polisi Tingkatkan Kasus Kematian Wanita Diduga Akibat Sedot Lemak di Depok

“Ke guru-guru, ya kami diperlakukan selayaknya pembantu sih ya. Kenapa kami bilangnya selayaknya diperlakukan pembantu, karena tidak sesuai dengan jobdesk kami.” 

“Pada saat interview kerja, jobdesk kami sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART dia pribadi. Tapi, kami dilingkupi ART pribadinya dan ART di sekolah,” ujarnya.

Fakta Wensen School

Wensen School Indonesia yang membuka kelas TK, PAUD, hingga daycare tutup setelah kasus penganiayaan balita viral di media sosial.

Dalam akun Instagram @wensenschoolindonesia terlihat sejumlah kegiatan yang baru dilakukan seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hingga Fun Cooking.

Wensen School Indonesia memiliki 53 ribu pengikut di Instagram.

Pekerja bengkel yang berada di samping Wensen School Indonesia, Slamet, mengaku masih melihat aktivitas belajar pada Selasa (30/7/2024).

Namun, pada Rabu pagi tak ada aktivitas sama sekali dan ia baru mengetahui adanya kasus penganiayaan balita.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Balita di Daycare Depok, KemenPPPA Pastikan Anak Korban Dapat Perlindungan

Menurut Slamet, jasa daycare yang ada di Wensen School baru dibuka 6 bulan lalu.

"Baru sekira 6 bulan beroperasi, anak-anak yang dititipkan di sini sekira 8 orang," terangnya, Rabu, dikutip dari TribunJakarta.com.

Slamet sering mendengar suara tangisan balita dan bayi dalam 3 bulan terakhir.

"Anak-anak di situ memang sering menangis histeris, kayaknya nangis yang tidak sewajarnya," ucapnya.

Ia tak pernah curiga dengan suara tangisan anak-anak dan menganggap hal tersebut wajar.

Rasa penasaran Slamet terjawab usai petugas kepolisian mendatangi Wensen School untuk penyelidikan kasus penganiayaan anak.

"Tadi pagi saya kaget waktu ada banyak wartawan di sini. Setelah mengetahui kasus ini dari wartawan, rasa penasaran saya soal tangisan anak-anak terjawab," katanya.

Baca juga: Nasib Pemilik Daycare yang Aniaya Balita di Depok: Resmi Jadi Tersangka, Ditahan meski Hamil 4 Bulan

Hal yang sama diungkapkan pemilik bengkel, Pur, yang baru mengetahui adanya kasus penganiayaan anak.

"Selama ini anak-anak yang bekerja di bengkel sering mendengar tangisan anak-anak dari dalam Wensen Daycare," paparnya.

Awalnya ia menduga pelaku penganiayaan merupakan para pengasuh daycare.

"Semoga diproses secara hukum agar jadi pembelajaran dan tidak terulang lagi. Kasihan masa depan anak-anak itu, psikologisnya hancur," sambungnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Akui Siksa Balita ke Polisi, Influencer Parenting Meita Irianty Pilih Bungkam saat Ditanya Wartawan

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Siti Nawiroh) (TribunnewsDepok.com/Ramadhan LQ)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas