Polisi Selesai Olah TKP Kematian Dokter Aulia Mahasiswi PPDS dan Periksa Saksi, Begini Hasilnya
Polrestabes Semarang telah selesai melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi terkait kematian dokter Aulia Risma Lestari
Editor: Erik S

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Polisi mengungkapkan telah memeriksa sejumlah saksi terkait tewasnya dr Aulia Risma Lestari (30), mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah.
Aulia Risma Lestari diduga bunuh diri karena perundungan atau bully selama menjadi mahasiswi PPDS.
Selain jam kerja yang sangat berat, ia juga menghadapi perundungan yang diduga dilakukan oleh senior.
Baca juga: Bantahan Undip hingga Reaksi Menkes soal Dugaan Dokter Aulia Risma Akhiri Hidup karena Bullying
"Ada beberapa saksi yang sudah kami mintai keterangan. Kami juga Koordinasi dengan Undip yang mana info dari kampus korban ada permasalahan pribadi," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena, Kamis (15/8/2024).
Dia menyebut, hasil olah tempat kejadian perkara, kamar kos korban terkunci dari dalam.
Polisi juga mempelajari beberapa rekaman kamera CCTV.
"Tubuh korban tidak ada tanda kekerasan, ada bekas suntikan di tubuh korban yang diduga (dilakukan) dari yang bersangkutan," paparnya.
Akibat kematian korban, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong penyelidikan atas kasus kematian korban.
“PB IDI menghormati proses penyelidikan yang masih berlangsung oleh aparat yang berwenang," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Moh. Adib Khumaidi, dalam keterangan tertulis.
Dari kejadian ini, pihaknya menekankan pentingnya dukungan kesehatan mental selama pendidikan.
"Kami mendorong pembentukan Pusat Trauma dan evaluasi kesehatan mental secara berkala untuk memastikan bahwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan," sambungnya.
Dalam keterangan tertulis, Rektor Undip Semarang, Suharmono membantah, kematian korban akibat terjadinya perundungan.
"Almarhumah mempunya problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh," katanya.
Baca juga: Kasus Mahasiswi PPDS Tewas: Kampus Bantah karena Bullying, Kemenkes Bekukan Prodi Anestesi Undip
Dia menjelaskan pula, almarhumah memang sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari program tersebut tetapi terikat beasiswa.
"Korban merupakan penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan pemberi beasiswa," terangnya.
IDI Jateng dukung langkah hukum
Ketua IDI Tlogo Wismo mengatakan IDI Jateng memberikan dukungan dan dorongan kepada polisi mendalami kasus tersebut.
Namun pihaknya meminta PPDS memiliki tim untuk mengevaluasi fisik dan kesehatan mental peserta didik.
"Karena sekolah spesialis itu tekanannya luar biasa baik itu tekanan fisik maupun tekanan psikis," tuturnya, Kamis (15/8/2024).
Baca juga: Sosok Aulia Risma, Dokter PPDS Undip yang Ditemukan Tewas di Kos, Sempat Ingin Resign
Menurutnya, bekerja sebagai dokter itu berhadapan dengan manusia. Terlebih kondisi sakit diperlukan kecepatan dan ketepatan bertindak.
"Pasien datang tidak setiap pagi atau siang. Kadang malam juga. Ketika waktu istirahat ada pasien. Maka harus melakukan kegiatan," ujarnya.
Namun saat ditanya jam kerja PPDS dari pagi sampai malam, IDI tidak bisa menjawab. Hal itu merupakan kewenangan dari Undip.
"IDI tidak bisa menjawab mungkin Undip yang mempunyai kewenangan untuk menjawab," imbuhnya.
Tlogo mengatakan IDI wilayah maupun cabang juga membuka ruang pengaduan. Hingga saat ini pihaknya belum ada aduan.
"Jika ada kami akan membantu sehubungan dengan pekerjaan," tuturnya.
Terkait penghentian program anestesi Undip di Kariadi, kata dia, hanya bersifat sementara hingga selesai permasalahan. Menurutnya jika telah setelah selesai perkara maka surat keputusan Dirjen Yankes akan dicabut.
"Hal ini bertujuan agar segera melayani," tandasnya.(rtp)
Kronologis lengkap
Berikut kronologi kematian dokter muda Aulia Risma Lestari (30) ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
Dokter Risma merupakan dokter RSUD Kardinah Kota Tegal sedang menjalani tugas belajar sebagai peserta PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Baca juga: Kemenkes dan Kemendikbudristek Bina FK Undip Usai Kasus Dugaan Pembulyan Peserta PPDS
Menurut sumber yang meminta namanya disimpan, korban diduga bunuh diri dengan menyuntikkan obat bius jenis Roculax ke tubuhnya sendiri.
“Korban diduga melakukan bunuh diri dengan menyuntikkan Roculax di kamar kosnya,” ujar sumber tersebut kepada Tribun Jateng, Rabu (14/8/2024).
Korban diduga menjadi korban perundungan di lembaga pendidikan.
Sebelumnya dia sempat dikabarkan berniat mengundurkan diri dari program PPDS Anestesi, namun hal tersebut tidak terealisasi.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Saat Jasadnya Ditemukan dr Aulia Mahasiswi PPDS Undip Seolah Tengah Tidur, Ini Hasil Olah TKP Polisi
dan
UPDATE Meninggalnya Dokter PPDS Anestesi Undip, IDI Jateng Dukung Polisi Dalami Kasus
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.