Nasib 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang, Ngaku Keluarga Pemilik Yayasan, 6 Bulan Tak Sekolah
Video 3 siswa berprestasi dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Kabupaten Pandeglang, Banten, viral lewat media sosial.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Video 3 siswa berprestasi dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Kabupaten Pandeglang, Banten, viral lewat media sosial.
Pada rekaman yang diunggah akun Instagram @infopandeglang, tampak ketiga siswa itu diantar menggunakan mobil ke rumahnya.
Belakangan terungkap, 3 siswa dipulangkan secara paksa karena menunggak Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sebanyak Rp 42 juta.
Sedangkan hingga Senin (28/10/2024), video ini sudah ditonton ribuan kali oleh warganet.
Mereka meramaikan dengan berbagai komentarnya. Termasuk menyangkan sikap pihak sekolah yang memaksa memulangkan siswanya.
Ngaku keluarga pemilik yayasan
Defi Fitriani, ibu ketiga siswa membenarkan anaknya dipulangkan secara paksa.
Nama siswa ini, yakni Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7) yang bersekolah di Yayasan Islamic Centre Herwansyah (ICH), Pandeglang.
Ketiganya dipulangkan secara paksa hari pertama masuk sekolah usai libur Idul Fitri 2024 pada bulan April 2024 lalu.
Defi dalam kesempatannya juga menjelaskan terkait tunggakan pembiayaan sekolah sebanyak Rp 42 juta.
Ia menguraikan, tunggakan tersebut tidak hanya SPP. Namun, juga terkait uang pembangunan, seragam, hingga buku-buku pelajaran.
Baca juga: 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang, Nunggak SPP Rp 42 Juta, Ternyata Keluarga Pemilik Yayasan
Sedangkan biaya SPP per bulan, anak pertama sebanyak Rp 350 ribu, anak kedua sebanyak Rp 300 ribu, dan anak terakhir Rp 250 ribu.
Defi mengaku awalnya ketiga anaknya tidak dikenai biaya karena masih keluarga pemilik yayasan.
"Sudah lama tunggakannya karena memang dulu saya aktif di yayasan tersebut, saya juga dari keluarga punya yayasan. Setelah konflik keluarga dimunculkan tagihan."
"Komitmen (awal) itu tidak ada (pembayaran) pembiayaan untuk anak-anak saya."
"Setelah konflik keluarga, diterbitkan penagihan itu. Anak-anak saya jadi korban," urainya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (28/10/2024).
Nasib 6 bulan tidak bersekolah
Defi membeberkan, kondisi dari ketiga anaknya saat ini.
Diketahui mereka sedih lantaran sudah tidak masuk sekolah selama 6 bulan lamanya.
Meskipun demikian, Defi dan suaminya terus memberikan dukungan agar anak-anaknya tetap semangat belajar.
Defi rela belajar dari TikTok dan YouTuber mengenai penerapan pembelajaran Kurikulum Mereka agar bisa mengajar anaknya di rumah.
"Saya memberikan pembelajaran di rumah," tegasnya.
Mediasi berujung buntu
Defi membeberkan, dia dan suami sudah berjuang mencari keadilan.
Ia sudah meminta bantuan ke Dinas Pendidikan, Kepemudaan & Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang.
Pihak Dindikpora memfasilitasi mediasi antara Defi dengan pihak yayasan. Akan tetapi, hasil mediasi berujung buntu.
Defi harus tetap membayar tagihan sebanyak Rp 42 juta.
Anak-anaknya juga belum bisa dipindahkan ke sekolah lain karena data Data Pokok Pendidikan (Dapodik) belum dicabut dari sekolah lama.
Baca juga: Dokter ASN di Pandeglang Dilaporkan ke Polisi Karena Diduga Paksa Pacarnya Aborsi
"Kami ini orang tua tidak diam, cari keadilan, kami tempuh, minta tolong Dindik Pandeglang untuk dimediasi, sempat dimediasi satu kali."
"Dari yayasan tidak datang diwakilkan kepala sekolah, akhirnya tidak mendapatkan jawaban," tegasnya.
Defi terakhir berharap, kejadian yang menimpa anaknya segera selesai.
Ia ingin ketiga anaknya bisa melanjutkan sekolah.
Apalagi ketiga siswa memiliki prestasi dalam menghafal Al-Quran dan prestasi-pretasi lainnya.
Ditangah anak yang tertua sudah kelas enam dan hendak ujian kelulusan untuk lanjut ke SMP.
"Anak-anak bisa sekolah lagi sesegera mungkin, harapan pindah sekolah aja," tegasnya.
(Tribunnews.com/Endra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.