Profil Prof Zulfiadi Zulhan, Dosen ITB Viral Ciptakan Reaktor Plasma, Berhasil Ubah Tanah Jadi Logam
Berikut profil Prof Zulfiadi Zulhan, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang viral. Ciptakan reaktor plasma hidrogen untuk ubah tanah jadi logam
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Bobby Wiratama
![Profil Prof Zulfiadi Zulhan, Dosen ITB Viral Ciptakan Reaktor Plasma, Berhasil Ubah Tanah Jadi Logam](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Profil-Prof-Zulfiadi-Zulhan-Dosen-ITB-Viral-Ciptakan-Reaktor-Plasma-Berhasil-Ubah-Tanah-Jadi-Logam.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Nama Prof Zulfiadi Zulhan, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang menjadi bahan perbincangan warganet.
Video yang memperlihatkan reaktor plasma hidrogen yang bisa ubah tanah menjadi logam viral setelah pertama kali diunggah oleh Instagram @material.raaaqil pada 2 Oktober 2024 kemarin.
Pada awal rekaman terlihat Zulfiadi Zulhan sedang memperagakan penggunaan reaktor plasma hidrogen ciptaannya.
Ia menaruh bongkahan tanah berwarna coklat ke dalam reaktor plasma hidrogen.
Reaktor kemudian dihidupkan untuk menyinari tanah tersebut.
Setelah 2 menit, alat mirip di film Iron Man itu dibuka.
Tampak bongkahan tanah menjadi logam berwarna keperakan.
"Ini seperti tanah, kita masukkan ke dalam reaktor. Kemudian diproses dalam waktu kurang dari 2 menit menjadi logam," kata Zulfiadi Zulhan.
Baca juga: Laksdya TNI Purn. Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., IPU., ASEAN.Eng.
Profil Prof Zulfiadi Zulhan
![Penampakan reaktor plasma yang berhasil ubah tanah jadi logam.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Reaktor-Plasma-Berhasil-Ubah-Tanah-Jadi-Logam.jpg)
Dikutip dari itbpress.id, Prof Zulfiadi Zulhan diketahui lahir di Aceh Utara pada 28 Januari 1973.
Ia kini berusia telah berusia 51 tahun.
Zulfiadi Zulhan menghabiskan masa kecil di tanah kelahirannya.
Memasuki usia dewasa, ia merantau untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung.
Dirinya pernah mencicipi pendidikan di Jerman.
Berikut riwayat pendidikan selengkapnya:
- SD Negeri Meunasah Dayah, Peusangan, Bireuen, Aceh (1979-1985)
- SMP Negeri 1, Matangglumpang Dua, Bireuen, Aceh (1985-1988)
- SMA Negeri 1, Bireuen, Aceh (1988-1991)
- Sarjana, Teknik Pertambangan, Opsi Metalurgi, Institut Teknologi Bandung (1991-1996)
- Magister, Rekayasa Pertambangan, Rekayasa Korosi, Institut Teknologi Bandung (1997-2000)
- Deutsche Sprachprüfung für den Hochschulgangausländischer Studienbewerer (DSH), Goethe Institut, Jakarta dan Mannheim, Jerman (2001-2002)
- Doktor, Institut für Eisenhüttenkunde (Institute for Ferrous Metallurgy), RWTH Aachen University, Jerman (2002-2006).
- Insinyur, Program Profesi Insinyur, Institut Teknologi Bandung (2020-2021).
Karier Dosen
Zulfiadi Zulhan sudah menjadi dosen sejak tahun 1998 silam.
Selain jadi pengajar, dia juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pirometalurgi dan Ketua Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi.
Dirinya juga dipercaya sebagai Anggota Senat Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) dan Anggota Senat Akademik ITB
Informasi tambahan, sejak 1 Agustus 2023 Zulfiadi Zulhan sudah menjadi Guru Besar dengan golongan kepangkatan Pembina (IV/a).
Baca juga: Mayjen TNI Assc. Prof. Dr. Budi Pramono, S.IP., M.M., M.A., GSC., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR.
Kegiatan Penelitian:
![Reaktor plasma hidrogen pertama di Indonesia ada di Teknik Metalurgi ITB.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Berhasil-Ubah-Tanah-Jadi-Logam.jpg)
- Desulfurisasi lelehan baja dengan injeksi bubuk dalam Ruhrstahl Heraeus (RH Degasser), Technometal GmbH, Jerman, 2012
- Pemisahan arsen dan antimon dalam konsentrat timah melalui proses pemanggangan oksidasi-reduksi dan klorinasi, PT Timah, 2014
- Pengembangan teknologi pengolahan dan peleburan pasir besi serta bijih besi laterit menjadi produk besi spon atau pig iron/hot metal sebagai bahan baku pembuatan baja di Indonesia, Insentif Riset Nasional, 2014 Pemisahan besi logam dan oksida dari pelet/briket pasir besi menggunakan reduktor bed batubara pada temperatur 1400 C: pengujian laboratorium dan aplikasi di industri. Penelitian kompetitif nasional, Skema Ipteks, 2015-2016
- Studi simulasi pengembusan oksigen di ladle, PT Antam, 2017
- Studi reduksi bijih nikel laterit dengan reduktor batubara dan penambahan katalis, PT Antam, 2017
- Studi defosforisasi HC-feronikel pada kondisi reduktif menggunakan tanur induksi, PT Antam, 2018
- Pemanfaatan terak tembaga sebagai bahan baku pembuatan paduan ferro- manganese-silicon. P3MI - ITB, 2019
- Studi ekstraksi logam magnesium dan ferroalloy dari slag feronikel, MINDID, 2019
- Penggunaan konsentrat pasir besi dalam pengembangan produksi besi dan baja: karakterisasi dan percobaan skala laboratorium, PT Krakatau Steel, 2021
Orasi Ilmiah Zulfiadi Zulhan
![Zulfiadi Zulhan saat melakukan orasi ilmiahnya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Zulfiadi-Zulhan-saat-melakukan-orasi-ilmiahnya.jpg)
Jauh sebelum videonya viral, Zulfiadi Zulhan juga menggelar orasi ilmiah terkait reaktor plasma hidrogen ciptaan dirinya dan tim pada Sabtu (12/10/2024).
Orasi tersebut bertajuk “Reaktor Plasma Hidrogen untuk Produksi Logam yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”.
Zulfiadi Zulhan dalam kesempatannya menjelaskan bahwa logam yang ada di muka bumi berasal dari meteor.
Logam tersebut kemudian bereaksi dengan air dan oksigen sehingga berkarat dan menjadi bijih. Keberadaan bijih akan dipetakan oleh kegiatan eksplorasi teknik geologi dan teknik geofisika.
Selanjutnya, proses penambangan bijih dilakukan oleh teknik pertambangan. Hingga akhirnya sampai di pabrik pengolahan yang menjadi tanggung jawab teknik metalurgi.
Bijih yang sudah masuk ke pabrik pengolahan akan melalui berbagai proses hingga akhirnya menjadi logam. Proses tersebut yaitu kominusi, konsentrasi, ekstraksi, dan pemurnian.
Tidak hanya mengolah logam, teknik metalurgi juga berperan dalam mendaur ulang logam yang sudah tidak terpakai menjadi logam baru lagi.
Baca juga: Profil Prof Bagong Suyanto, Disorot usai Bekukan BEM FISIP Unair Buntut Karangan Bunga Presiden
Zulfiadi menyoroti kenaikan temperatur muka bumi yang sudah mencapai angka 1,58 derajat..
Salah satu kontributornya adalah industri pengolahan logam menggunakan blast furnace yang menghasilkan emisi CO cukup banyak.
Masalah ini harus segera diatasi sebelum menyebabkan risiko kekeringan, gelombang panas, juga curah hujan yang tidak teratur.
Dalam upaya memproduksi logam yang tidak meninggalkan jejak karbon, Prof. Zulfiadi mengenalkan reaktor plasma hidrogen yang memanfaatkan hidrogen sebagai reduktornya.
Sampai saat ini, telah dilakukan berbagai percobaan dalam skala laboratorium untuk memproduksi logam menggunakan reaktor plasma hidrogen.
“Reaktor plasma hidrogen menggunakan green hidrogen dan sumber listrik EBT merupakan alternatif produksi logam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mari kita realisasikan pengolahan logam yang greener, cleaner, faster, smarter bersama,” tuturnya, dikutip dari itb.ac.id.
(Tribunnews.com/Endra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.