Guru Supriyani Baru Sekali Mengajar Anak Aipda WH, Korban Sempat Mengaku Tak Dianiaya
Guru honorer Supriyani di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengaku baru sekali mengajar D, anak Aipda WH, di Kelas 1A.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti

TRIBUNNEWS.COM - Guru honorer Supriyani di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengaku baru sekali mengajar D, anak Aipda WH, di Kelas 1A.
Supriyani saat ini didakwa telah melakukan pemukulan terhadap anak Aipda WH menggunakan sapu.
Dalam laporannya, Aipda WH mengklaim dugaan pemukulan terhadap anaknya itu terjadi pada Rabu, 24 April 2024, di ruang kelas korban.
Namun, pada hari itu Supriyani tidak mengajar di Kelas 1A, tetapi Kelas 1B.
Dia mengklaim baru sekali mengajar di kelas korban, yakni pada hari Jumat, 26 April 2024.
"Pernah sekali mengajar di kelasnya siswa D di bulan April. Sebelumnya awal Januari pernah (korban belum jadi siswa)," kata Supriyani, Kamis, (7/11/2024), dikutip dari Tribun Sultra.
Supriyani berujar D atau korban masuk ke dalam kelas seperti murid lainnya dan tak mengeluhkan sakit.
"Ada (korban di kelas), di hari itu dia biasa saja tidak ada apa-apa."
Menurut Supriyani, D baru menjadi siswa di sekolahnya selama 6 bulan.

D sempat mengaku tak dipukul, tapi jatuh
D sempat mengaku bahwa luka yang dialaminya muncul karena dia jatuh di sawah.
Baca juga: Mengungkap Luka Anak Aipda WH dalam Kasus Supriyani
Hal itu disampaikan Lilis, guru yang menjadi wali kelas korban, saat diperiksa oleh Propam Polda Sultra hari Rabu, (6/11/2024).
Lilis mendapat belasan pertanyaan tentang keberadaannya peristiwa dugaan pemukulan itu terjadi.
"Jadi ada 16 pertanyaan penyidik soal waktu kejadian hari Rabu itu," katanya.
Dia menegaskan tidak ada peristiwa pemukulan oleh Supriyani terhadap korban.
Lilis mengatakan pada hari itu dia mengajar di kelas hingga jam pulang sehingga dia membantah bahwa Supriyani masuk ke kelasnya dan memukul korban.
"Sampai anak-anak pulang jam 10 tidak ada kejadian itu, ibu Supriyani juga mengajar di Kelas 1B," katanya.
Lilis mengaku sempat dihubungi lewat sambungan telepon oleh orang tua korban pada tanggal 26 April 2024.
Dia mengatakan tanggal tersebut merupakan momen ketika dia baru mengetahui adanya peristiwa pemukulan yang dituduhkan kepada Supriyani.
Dalam komunikasi itu orang tua korban sempat melapor bahwa anaknya telah dipukul oleh Supriyani.
Akan tetapi, Lilis mengatakan korban justru mengaku kepada dia bahwa luka yang diderita itu akibat jatuh di sawah.
"Orang tua D bilang anaknya dipukuli sama ibu Supriyani. Terus saya tanya waktu pakai baju apa, Pak Bowo jawab baju batik," kata Lilis.
"Terus saya bilang kalau baju batik hari Rabu sama Kamis. Terus saya tanya lagi ke anaknya kamu luka karena apa, dia jawab jatuh di sawah. Saya tanya lagi mengenai lukanya, HP sudah ditarik oleh Pak Bowo," katanya.
Dokter: Bukan karena pukulan sapu
Baca juga: Nasib Pilu Supriyani, Guru Bergaji Rp300 Ribu Diminta Uang Damai hingga Disomasi Bupati Konsel
Dokter forensik Raja Al Fath Widya Iswara yang hadir sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus Supriyani meyakini luka pada korban tidak disebabkan oleh pukulan sapu.
oleh guru Supriyani di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), hari Kamis, (7/11/2024).
Raja menyebut ada dua kemungkinan penyebab luka pada anak didik Supriyani yang disebut-sebut akibat dipukul oleh Supriyani dengan sapu.
Pertama, luka itu tampak disebabkan oleh benda berpermukaan kasar, bukan oleh benda tumpul seperti sapu.
Dokter forensik itu berujar jika luka disebabkan oleh benda tumpul, luka tersebut tak akan tampak seperti foto luka korban yang diperlihatkan saat persidangan.
"Jadi, kemungkinan penyebab luka ini bukan dari sapu yang dibawa sebagai barang bukti. Tidak ada," kata Raja di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Konawe Selatan, hari Kamis, (7/11/2024).
"Ini seperti luka memar, tapi melihat garisnya juga seperti luka terkena gesekan dengan permukaan benda yang cenderung kasar."
"Benda permukaan kasar itu bisa batu, bisa macam-macam. Bukan seperti sapu yang permukaannya halus."
Kemungkinan kedua ialah luka itu disebabkan oleh hal lain, misalnya serangga.
Raja dihadirkan oleh pihak Supriyani guna mengetahui penyebab pasti luka korban. Pihak Supriyani meyakini luka itu tidak disebabkan oleh pukulan Supriyani dengan sapu.

Sebagian artikel telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Supriyani Ungkap Sempat Mengajar di Kelas Anak Aipda WH pada Hari Jumat Sebelum Dilaporkan ke Polisi
(Tribunnews/Febri/Mohay/Tribun Sultra/Desi Triana/La Ode Ahlun/Samsul)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.