Tinjau Kawasan Simantipal Kaltara, Tim BNPP Arungi Jeram Menembus Belukar Gunung Kanji
BNPP kembali melakukan ekspedisi menuju kawasan Simantipal di Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) kembali melakukan ekspedisi menuju kawasan Simantipal di Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Kunjungan kerja di kawasan bekas sengketa dengan Malaysia ini dilakukan pada 13-14 November 2024, untuk memastikan pengembangan kawasan tersebut dapat segera dilaksanakan.
Unit kerja BNPP yang tergabung dalam tim Asisten Deputi (Asdep) Penataan Ruang Kawasan Perbatasan (PRKP) BNPP tiba di Bandara Juwata, Tarakan usai melakukan penerbangan kurang lebih 3 jam dari Jakarta.
Dari bandara tersebut perjalanan diteruskan menuju Pelabuhan Tengkayu.
Perjalanan dari Pelabuhan Tengkayu, diteruskan dengan menyusuri Sungai Kayan yang lebar dan berarus kencang, selama kurang lebih hampir 5 jam dengan speedboat berkekuatan 250 Paardenkracht atau PK.
Dari Demaga Tengkayu, tim ekspedisi PRKP BNPP, berganti perahu di Dermaga Daapiton, Mensalong, menyusuri Sungai Sembakung menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang dengan long boat.
Perjalanan menguji mental dimulai. Setibanya di cabang jalur Sungai Pansiangan dan Sungai Simantipal, puluhan jeram dengan tingkat kesulitan grade III dan IV menunggu para tim.
Jeram Garuda adalah salah satu jeram beringas di Sungai Pansiangan.
Jeram ini bisa berubah menjadi grade 5 saat sungai yang berhulu di Kinabalu, Malaysia meluap.
Jika meluap, pelintas antar negara atau masyarakat perbatasan yang menggantungkan hidup dengan moda perahu, lebih memilih mengurungkan niatnya ketimbang bertaruh maut.
Dalam perjalanan melewati Sungai Pansiangan, juru mudi speedboat harus meliuk ke kiri dan kenan mengikuti petunjuk dari 'Juru Batu', sebutan penunjuk arah perahu speed boat untuk mencari celah sungai untuk bisa dilewati untuk menghindari perahu terhempas jeram dan menabrak batu atau sisa bongkahan kayu.
Jalur sungai dipilih karena tak ada setapak jalur darat yang bisa ditempuh pada aliran sungai yang membelah punggung-punggung gunung yang memisahkan Indonesia dengan Malaysia tersebut.
Atas dasar kesamaan kekerabatan masyarakat kedua negara sudah terbiasa saling tolong menolong untuk mencari pemenuhan kebutuhan.
Tiba di PLBN Labang, tim PRKP BNPP, berhenti untuk bermalam dan mengatur ulang perbekalan untuk mendaki Gunung Kanji, di Desa Labang yang menjadi rumah untuk menata hidup bagi suku Dayak Agabag, Dayak Tahol dan Dayak Okolod.
Tim PRKP BNPP memulai perjalanan mendaki Gunung Kanji dari Kantor Kecamatan Pansiangan.
Dari sini tim harus berjalan menembus belukar selama kurang lebih hampir 2 jam lebih untuk tiba di puncak gunung.
Harris Fadhly pemimpin tim kerja mengatakan, kunjungan kerja lapangan ini untuk melakukan verifikasi lapangan terhadap Rencana Aksi (Renaksi) yang berkaitan dengan relokasi perumahan bagi 500 kepala keluarga dan rencana trase jalan akses perbatasan di Gunung Kanji.
Menurutnya, data yang diambil pada kunjungan lapangan kali ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Dalam Negeri selaku (Mendagri) Tito Karnavian selalu Kepala BNPP.
Mendagri mengarahkan percepatan pengembangan kawasan Simantipal atas pembangunan infrastruktur permukiman dan percepatan akses jalan perbatasan negara untuk membuka keterisolasian.
Nantinya, rencana akses jalan dari Gunung Kanji, Desa Labang yang bersisian dengan Sungai Pansiangan, akan menjadi jalan Utama di perbatasan negara yang menghubungkan wilayah Pos Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) yang dijaga personel TNI.
Dari pos ini akan diproyeksikan jalan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang yang nantinya juga tersambung dengan Simantipal.
Dengan terbuka jalan, sambungnya, diharapkan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pengembangan ekonomi masyarakat Simantipal dan desa-desa lainnya yang selama ini terisolir dan hanya terhubung melalui akses sungai.
Harris kembali menjelaskan, Kecamatan Lumbis Pansiangan memiliki 7 dari total 13 desa yang beririsan dengan segmen Simantipal.
Secara keseluruhan ke-13 desa di Kecamatan Lumbis Pansiangan tersebut yakni, Bokok, Bulu Laun Hilir, Kuyo, Labang, Langgason. Lagas, Nantukidan, Tantalujuk, Ngawaol, Panas, Sumantipal, Sumentobol dan Tembalang Hulu.
Untuk diketahui, wilayah Simantipal di Kecamatan Lumbis Pansiangan seluas kurang lebih 5.700 hektare sebelumnya berstatus Outstanding Boundary Problem (OBP) atau wilayah sengketa Indonesia dengan Malaysia.
Simantipal resmi menjadi bagian NKRI, pada pertemuan ke-43 JMI/JIM RI- Malaysia di Kuala Lumpur, yang menyepakati penandatangan Memorandum Of Understanding (MoU) RI - Malaysia No.22 dan peta lampiran no.32 yang memuat penyelesaian OBP Simantipal.
Dalam kunjungan lapangan di Desa Labang, Asdep PRKP BNPP turut dibantu dan didampingi personel Satgas Pamtas dari Yon Armed 11 Kostrad, pejabat PLBN Labang, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kaltara,Bappedalitbang dan Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Kabupaten Nunukan.
Selain itu, turut mendampingi Camat di Lumbis Pansiangan dan masyarakat adat yang menjadi penunjuk jalan.