Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Tewasnya Wanita L di Rumah Teman Pria, Sosok Pemilik Rumah & 2 Dugaan Penyebab Korban Tewas

Wanita tersebut mengalami luka parah akibat benturan di bagian kepala. Ada dugaan korban dianiaya oleh teman prianya itu.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Misteri Tewasnya Wanita L di Rumah Teman Pria, Sosok Pemilik Rumah & 2 Dugaan Penyebab Korban Tewas
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Kondisi rumah di Jalan Ngaglik II, Surabaya, yang menjadi lokasi penemuan jasad wanita berinisial L bersimbah darah. Tampak tali batas polisi warna kurning terpasang di pagarnya, Senin (18/11/2024). Kini polisi masih menyelidikan penyebab tewasnya korban L. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Dua hari sejak penemuan mayat perempuan berinisial L (55), penyebab meninggalnya korban hingga saat ini belum diketahui.

Polisi masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait kejadian itu.

Sebelumnya, wanita berinisial L ditemukan tergeletak bersimbah darah di rumah kawasan Jalan Ngaglik II, Genteng, Surabaya, Minggu (17/11/2024) malam. 

Rumah itu adalah rumah teman pria korban berinisial AN.

Baca juga: Ciri-ciri Mayat Wanita Ditemukan di Hotel Semarang: Ada Tato dan Diperkiraan Berumur 30-an Tahun

L saat itu sedang bertamu di rumah tersebut.
 
Wanita tersebut mengalami luka parah akibat benturan di bagian kepala. 

Ada dugaan korban dianiaya oleh teman prianya itu.

Namun mencuat pula dugaan lain bahwa korban terjatuh saat hendak mematikan saklar listrik di dekat kamar mandi. 

Berita Rekomendasi

Lalu, kepalanya terbentur tabung elpiji berukuran 12 kg lawas yang sudah tidak terpakai. 

Hal ini sesuai keterangan dari anak korban.

Kini polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya korban.

Kejadian itu pertama kali diketahui oleh petugas kedaruratan melalui Command Center 112 dan Anggota Polsek Genteng sekitar pukul 20.45 WIB. 

Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Bayu Halim Nugroho masih melakukan penyelidikan atas penemuan mayat wanita di dalam sebuah rumah tersebut. 

"Di dalam rumah. Korban bersimbah darah, ada pelapornya juga. Dari situ kami olah TKP. Untuk mendalami materi. Kira-kira, dia sakit atau terjatuh atau dugaan lain. Masih kami dalami," ujar Kompol Bayu Halim dikutip dari TribunJatim.com, Senin (18/11/2024). 

Baca juga: Wanita 21 Tahun Tega Bunuh Bayinya di Balikpapan, Sembunyikan Mayat Korban dalam Lemari

Namun, diketahui sosok korban L itu merupakan tamu dari pemilik rumah. Sedangkan pemilik rumah berjenis kelamin laki-laki.

Menurut Bayu, AN pemilik rumah itu menjadi pelapor pertama atas temuan kondisi korban yang saat itu bersimbah darah. 

"Bukan yang punya rumah. Dia tamu. Tamu dari yang punya rumah. Kami masih kejar peranan yang punya rumah ini. Mau kami cocokkan dengan data di lapangan dan informasi yang ada," katanya. 

"Sampai saat ini. Pada saat dia kasih laporan, dia jadi saksi. Dan sampai saat ini sebagai saksi. Makanya kami dalami, hasil olah TKP juga masih kami dalami, belum bisa bilang," tambahnya. 

Rumah di Jalan Ngaglik II, Surabaya, lokasi penemuan mayat wanita bersimbah darah pada Minggu malam, 17 November 2024. Polisi kini memasang police line di lokasi kejadian.
Rumah di Jalan Ngaglik II, Surabaya, lokasi penemuan mayat wanita bersimbah darah pada Minggu malam, 17 November 2024. Polisi kini memasang police line di lokasi kejadian. (Tribun Jatim/Luhur Pambudi)

Kini, sosok AN pemilik rumah yang juga menjadi pelapor kejadian tersebut sedang menjalani pemeriksaan oleh penyidik Anggota Reskrim Polsek Genteng Polrestabes Surabaya

Status hukum dari pelapor tersebut masih sebagai saksi. 

Selain memeriksa pelapor, penyidik juga memeriksa keterangan ahli dari Tim Inafis Polrestabes Surabaya

Oleh karena itu, Halim mengaku masih menunggu hasil penyelidikan terhadap beberapa pihak tersebut guna menentukan konstruksi hukum penanganan kejadian tersebut. 

"Betul (penyidik kedepankan scientific crime investigation). Maka kami belum bisa sampai ini; apakah betul jatuh, atau ada dugaan lain. Karena ada hasil screening, ada beberapa ya dugaan-dugaan. Makanya ini harus kami cocokkan," pungkasnya. 

Pemilik Rumah Disebut Kondisi Kejiwaannya Tak Stabil

Siapa AN (51), teman pria dari korban L?

Mengutip TribunJatim.com, kakak kandung AN, berinisial SS mengatakan, AN diduga mengalami kondisi kejiwaan tak stabil. 

AN mengalami kondisi keguncangan psikis sebulan terakhir. 

SS mengatakan, adiknya itu pernah berkeluh kesah kepadanya bahwa kepalanya kerap mengalami pusing dan susah untuk berkonsentrasi selama bekerja. 

AN selama ini diketahui bekerja sebagai marketing sebuah gudang toko elektronik di kawasan Jalan Bronggalan, Surabaya.

Setelah mencoba memeriksakan diri ke Puskesmas Tambakrejo Surabaya beberapa kali, ternyata adiknya direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan psikologi ke RSUD dr Soewandhi Surabaya. 

Hasil tes psikologi, adiknya itu mengalami kecenderungan gangguan mental depresi. 

Oleh psikiater rumah sakit, AN harus menjalani terapi pengobatan yang harus dikonsumsi secara rutin dan melakukan pemeriksaan kejiwaan secara berkala sepekan sekali. 

"Sudah sebulan ini, sudah konsultasi ke RSUD dr Soewandhi Surabaya, sampai ke psikotes, kayaknya ada semacam depresi. Dan masih konsultasi ke situ. Minggu ini harusnya kembali. Setiap Minggu konsultasi. Kurang lebih sebulan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, Senin (18/11/2024). 

Namun, saat ditanyai mengenai faktor penyebab kondisi kejiwaan itu, SS mengaku, belum mengetahui hal tersebut.

Dia juga belum pernah menanyakan hal itu kepada sang adik secara langsung. 

"Nah itu saya enggak tahu jelas. Awalnya dia kepala pusing, tidak konsentrasi, katanya begitu," katanya. 

Selama sebulan terakhir, adiknya harus terus mengonsumsi obat yang diberikan oleh psikiater. 

Bahkan, pola konsumsi obat harus dilakukan secara berkala.

Dalam kurun waktu 24 jam, adiknya harus mengonsumsi obat dari psikiater tersebut pada jam-jam tertentu. 

Saksi SS sempat merasa khawatir adiknya terlambat mengonsumsi obat-obatan tersebut, selama menjalani proses penyelidikan kepolisian di Mapolsek Genteng. 

"Tadi saya kirim adik saya (adik ke-4), untuk ke Polsek Genteng untuk ambil kunci rumah. Karena adik saya (adik ke-3 atau AN) sebetulnya sedang sakit. Dia harus minum obat. Obatnya di dalam rumah," ujarnya.

Jika terlambat mengonsumsi obat-obatan resep psikiater tersebut, adiknya bisa berperilaku aneh. Seperti berperilaku cenderung pasif. 

Bahkan, tak jarang, pada kondisi tertentu, kalau telanjur terlambat mengonsumsi obat, adiknya bisa kesulitan diajak berkomunikasi. 

"Soalnya, adik saya kalau enggak minum obat, itu jadi kayak robot, enggak kooperatif. Misalkan kooperatif pun, kalau ditanya A, jawabnya bisa C dan E," pungkasnya. 

Polisi Periksa 3 Saksi Termasuk AN Pemilik Rumah

Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya, Kompol Bayu Halim Nugroho mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap AN sebagai teman dari korban L. 

"Kami masih melakukan penyelidikan," ujarnya.

Pihaknya tetap mengedepankan metode scientific crime investigation (SCI) untuk menyelidiki kasus tersebut, sehingga ia tak ingin gegabah melansir informasi berkaitan dengan penyelidikan ini. 

Namun diakuinya sudah ada tiga orang saksi yang sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Genteng Polrestabes Surabaya.

Salah satu saksinya itu, adalah pemilik rumah yakni AN. 

Mengenai penyebab kematian korban L, ia menegaskan, masih menunggu hasil penyelidikan, termasuk autopsi.

"Masih penyelidikan. Penyebab kematian menunggu autopsi. Ada beberapa ya saksinya. Sekitar 3 orang. Bisa bertambah sesuai pengembangan kami. Olah TKP masih berlangsung. Opsnal bekerja," pungkasnya. 

Dua Versi Penyebab Tewasnya Korban 

SS, kakak kandung AN menceritakan kronologis penemuan mayat L.

Informasinya, korban wanita berinisial L merupakan tamu di rumah kawasan Jalan Ngaglik II, Genteng, Surabaya, tempat penemuan jenazah korban.

Sedangkan, pemilik rumah yang juga teman pria dari korban berinisial AN (51).

SS mengaku dirinya baru mengetahui adanya penemuan jasad L setelah diberitahu oleh istrinya, pukul 21.30 WIB. 

Istri SS melihat banyak orang berada di depan rumah adik ipar yang juga ditinggali oleh ibu mertuanya itu. 

Beberapa orang di antaranya tampak lalu lalang keluar masuk rumah. 

Juga ada sebuah mobil ambulans terparkir tepat di depan pagar teralis besi pipih berwarna putih itu. 

Saat saksi SS mendekati rumah ibundanya yang berjarak tak lebih dari 15 meter ke sisi selatan dari rumahnya, dia melihat adiknya dibawa dengan pengawalan anggota kepolisian. 

SS sempat bertanya kepada sang adik mengenai kejadian malam itu. Ternyata adiknya itu, tidak menjawab apa-apa. 

"Istri saya bilang kok rumah sana ada ambulans dan polisi banyak. Lalu saya ke sana. Jam 21.30 WIB, adik saya dibawa dan saya tanya; ada apa ndro. Tapi enggak dijawab," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, Senin (18/11/2024). 

Saksi SS mengaku sama sekali tidak mengetahui perihal insiden yang terjadi di rumah ibundanya itu, hingga menyeret-nyeret adiknya dan terdapat jasad wanita di dalam rumah. 

Rumah tersebut dihuni oleh ibundanya dan adik ke-3 yakni AN. 

Namun, sejak beberapa hari lalu, ibundanya sedang menginap di rumah kerabat di luar Kota Surabaya. 

"AN sama ibu saya. Kebetulan ibu saya sedang keluar menginap di saudara. Besok mau pulang," katanya. 

SS mengaku dari informasi yang didengarnya dari beberapa anggota kepolisian di lokasi, tewasnya korban diduga akibat penganiayaan berupa pemukulan. 

Namun, berdasarkan cerita dari anak korban L yang sempat didengarnya langsung, saksi SS mengungkapkan, anak korban menerima telepon dari AN bahwa ibundanya terjatuh di kamar mandi dan mengalami pendarahan. 

"Gak jelas. Menurut versi Polisi sebelum police line ditutup, katanya terjadi pemukulan, gitu. Tapi kalau kata AN ke anak korban; jatuh terus pendarahan," jelasnya. 

Setelah menyaksikan kondisi korban di dalam rumah, anak korban L kemudian berinisiatif menelepon petugas kepolisian dan pihak kedaruratan. 

"Nah, kalau versi anak korban, AN ini telepon ke anak korban; mamamu jatuh di kamar mandi. Lalu dia datang kok pendarahan. Kok gak bernyawa, maka lapor polisi. Itu saya diceritain anaknya," katanya. 

Bagaimana Kondisi Korban?

Saksi SS mengaku tidak mengetahui pasti bagaimana kondisi korban L saat ditemukan.

Sebab dirinya baru diperkenankan oleh petugas kepolisian memasuki rumah, setelah mayat tersebut berhasil dievakuasi dan proses olah TKP rampung. 

Namun, berdasarkan informasi yang diketahuinya, mayat korban berada di dekat kamar mandi.

Sementara bercak darah yang dilihatnya tampak berada di dekat pintu masuk menuju kamar mandi. 

"Iya dekat ruang kamar mandi. Darahnya mau mendekati ke kamar mandi," ungkapnya. 

Saksi SS menduga, korban diperkirakan terjatuh saat hendak mematikan saklar listrik di dekat kamar mandi. 

Lalu, kepalanya terbentur tabung elpiji berukuran 12 kg lawas yang sudah tidak terpakai dan sengaja di simpan dekat lokasi tersebut. 

"Kok mendekati saklar kamar mandi, terus mau matikan (lampu) lalu kepeleset, jatuh kena tabung elpiji di situ, yang lama 12 kg," katanya. 

"Arah tubuhnya, enggak tahu jelas saya. Iya pokoknya ada di luar kamar mandi. Kalau menurut polisi, kayaknya pakai busana, karena tidak ada yang aneh-aneh itu. Gak ada baju yang dilepas," pungkasnya. 

Sumber: (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 2 Versi Kronologi Penemuan Wanita Tewas di Rumah Teman di Surabaya, Saksi Singgung Kamar Mandi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas