Buntut Kasus Bullying di Subang, Kepala Sekolah Dinonaktifkan, Pj Bupati: Harusnya Ini Tak Terjadi
Pj Bupati Subang, Imran merasa terpukul atas meninggalnya ARO yang diduga jadi korban bullying yang dilakukan oleh kakak kelasnya.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie
Diketahui, Albi masuk rumah sakit karena diduga jadi korban bullying yang dilakukan oleh tiga kakak kelasnya.
Siswa SD di Kecamatan Blanakan ini pun dirawat selama tiga hari di ICU RSUD Subang.
"Sejak masuk RSUD Subang 3 hari lalu, korban langsung di ICU, kami pihak Rumah Sakit belum bisa memeriksa korban saat itu karena kondisi tidak stabil dan tak sadarkan diri," kata dr. Syamsul Riza selaku wakil Direktur RSUD Subang.
Sebelum dirawat di rumah sakit, korban mengeluh sakit kepala dan perut hingga alami muntah-muntah.
Demikian yang diungkapkan oleh Sarti, saudara korban.
Sarti menuturkan, pihak keluarga baru mengetahui hal ini ketika kondisi AR sudah memburuk.
"Dua hari itu dia muntah terus, kalau makan muntah, makan muntah, perutnya sakit, sama uwa-nya enggak cerita karena takut, kata saya kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya, dibenerin (diurut) abis diurut enggak muntah lagi," ujar Sarti, dikutip dari Kompas.com.
Ia juga menceritakan, AR sempat masuk sekolah namun kondisinya makin memburuk.
AR bahkan kesulitan membuka mata hingga berjalan dengan cara merangkak.
Setelah ditanya, AR mengaku bahwa kepalanya dibenturkan ke tembok oleh tiga orang kakak kelasnya.
Tiga orang tersebut berinisial M, D, dan O yang duduk di bangku kelas 4 dan 5 di sekolah yang sama.
Baca juga: Siswa SD di Subang Mengaku Dipukuli Tiga Kakak Kelasnya Sebelum Tewas , Ogah Kasih Uang Saat Dipalak
Korban dirundung karena korban enggan memberikan uang kepada tiga orang tersebut.
"Waktu dia mau drop mau berangkat ke rumah sakit, saya tanya kamu kenapa kepalanya sakit, melek enggak bisa, jalan susah, katanya dijedotin ke tembok, ditajong (tendang) pengakuan AR sama tiga orang itu," ujar Sarti.
Kini, AR terbaring di rumah sakit dengan kondisi koma.