Keluarga Korban Penembakan Siswa SMK Semarang oleh Polisi Bungkam, LBH Curiga ada yang Ditutupi
Para tetangga menyebut, AD tinggal di Semarang bersama neneknya, sedangkan orangtuanya di Magelang.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
"Saya punya penilaian seperti itu (terkesan menutupi) padahal saya hanya mau melakukan pendampingan dan investigasi supaya kasus ini terang," ujarnya.
Pernyataan Zainal dibantah Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto.
"Kami transparan, (buktinya) pra rekontruksi kami membawa media meliput. Sama Komnas HAM juga terbuka," klaimnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota Satresnakorba Polda Jateng Aipda RZ menembak sampai tewas pelajar SMK N 4 Semarang GRO (17).
Dua korban lainnya yakni AD (17) dan SA (16) alami luka tembak di tangan dan dada.
Mereka berdua selamat. Peristiwa ini terjadi di depan Alfamart Jalan Candu Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) dini hari.
Pengakuan Korban Selamat
AD sempat buka suara saat proses pra-rekontruksi kasus ini di dekat perumahan Paramount Semarang.
AD dalam keterangannya mengaku,berboncengan motor bertiga termasuk dengan korban GRO.
Mereka awalnya berkumpul dari kamar kos di belakang PLN Krapyak.
Lantas bertolak ke Gunungpati untuk melakukan tawuran.
Ketika ke tempat lokasi, AD mengaku mereka membawa senjata tajam.
"Tempat ngumpul di PLN Krapyak itu tidak tahu (kamar kos) siapa," bebernya, Selasa (26/11/2024).
Pengakuannya, korban GRO awalnya tidak mau tawuran tapi karena lawan tawuran membawa alat akhirnya GRO ikut turun untuk menakut- nakuti lawan.