Dari Perca Menjadi Asa, Perjalanan Lintang Kejora Antar Kain Jumputan Solo ke Panggung Dunia
Produk-produk Lintang Kejora kini telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali dan Kalimantan Selatan bahkan hingga dunia
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
Perjalanan adaptasi ini tak lepas dari peran Rumah BUMN Solo, sebuah inisiatif yang didirikan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membina UMKM.
Di sana, Rina mengikuti berbagai pelatihan tentang digital marketing, manajemen keuangan, hingga cara membuat katalog produk yang menarik.
Hasilnya, bukan hanya bisnisnya yang bertahan, tetapi juga berkembang pesat. Bahkan, Lintang Kejora meraih penghargaan dalam kompetisi BRILianpreneur dan Startup4Industry pada 2021.
Produk-produk Lintang Kejora kini telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali dan Kalimantan Selatan.
Lebih membanggakan lagi, produk ini juga berhasil menembus pasar internasional, khususnya di Singapura.
Berawal dari tas dan dompet berbahan kain jumputan, kini produk seperti celemek dan perlengkapan dapur lainnya menjadi favorit pelanggan luar negeri.
Rina mengaku, keberhasilan ini berkat pemasaran digital yang ia pelajari dari Rumah BUMN.
“Saya belajar bagaimana cara membuat produk yang sesuai dengan standar internasional. Mulai dari desain, pengemasan, hingga pengiriman. Semua itu saya pelajari dari pelatihan,” katanya.
Dalam mengelola bisnisnya, Rina juga mengandalkan teknologi perbankan digital.
Ia menggunakan aplikasi BRImo dari BRI untuk semua kebutuhan transaksi, mulai dari transfer hingga pembayaran melalui QRIS.
“BRImo sangat membantu saya, terutama saat ikut pameran. Semua transaksi bisa selesai hanya dengan satu aplikasi. Ini benar-benar memudahkan,” katanya.
Perjalanan Lintang Kejora adalah bukti bahwa ketekunan dan kemauan untuk terus belajar bisa mengubah sesuatu yang sederhana menjadi luar biasa.
Dari rumah kecil di Kampung Baru, Rina Sulistyaningsih membawa kain jumputan khas Solo ke panggung dunia.
Kisah ini tak hanya menginspirasi banyak pelaku UMKM lain, tetapi juga menjadi bukti bahwa produk lokal memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global.