Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu Hamil dan Bayinya Tewas di RSU Sylvani Binjai Sumut, Korban Disuruh Sujud Karena Bayi Sungsang

RSU Sylvani Binjai Sumatra Utara didugat keluarga pasien terkait dugaan malapraktik. Istri dan anak pelapor meninggal di rumah sakit tersebut.

Editor: Erik S
zoom-in Ibu Hamil dan Bayinya Tewas di RSU Sylvani Binjai Sumut, Korban Disuruh Sujud Karena Bayi Sungsang
minnlawyer.com
Ilustrasi - Indra Buana Putra (31) menggugat RSU Sylvani dan empat dokter karena dugaan malapraktik. 

TRIBUNNEWS.COM, BINJAI -  Indra Buana Putra (31) menggugat RSU Sylvani dan empat dokter karena dugaan malapraktik.

Indra mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Binjai, Sumatra Utara.  Hal ini dilakukan karena istrinya Putri Afriliza (31) dan anak ketiganya meninggal di RSU Sylvani Binjai pada Selasa (17/9/2024).

Ibu dan anak itu tewas diduga akibat dari kelalaian atau menjadi korban malapraktik oknum dokter di rumah sakit swasta tersebut.

Baca juga: Ibu Muda di Bogor Mengaku Jadi Korban Malapraktik: Kulitnya Terbakar Usai Melahirkan

Kuasa hukum korban, Risma Situmorang menjelaskan korban merupakan pasien di RSU Sylvani dan pasien rutin dr Sugianto spesialis dokter obgyn. Kejadian tersebut terjadi ketika korban hendak melahirkan anak ketiganya.

Menurut Risma, korban selalu periksa di RSU Sylvani. Kehamilan anak pertama dan kedua ditangani dr Faisal Fahmi. Anak pertama dan kedua dilahirkan secara caesar.

Sementara kehamilan anak ketiga ditangani dr Sugianto karena masalah jadwal.

"Tapi pada kehamilan ketiga karena waktu jadwal konsultasi lebih pas dengan dr Sugianto, maka ganti dokter, itu tidak masalah. Masuk 8 bulan (dalam kandungan), selalu rutin konsultasi dengan dr Sugianto, tapi aneh juga, dr Sugianto tidak pernah membuat jadwal tanggal per tanggal," ujar Risma di Pengadilan Negeri Binjai, Kamis (5/12/2024).

Berita Rekomendasi

Atas hal itu, korban dan keluarga pun yang berinisiatif datang berkonsultasi. 

"Jadi inisiatif itu (membuat jadwal), datang dari mereka (keluarga korban) ketika sudah masuk 1 bulan datang berkonsultasi. Saat masuk 8 bulan diketahui dari USG, bayi almarhumah Putri ini sungsang. Nah untuk mengatasi itu dari bulan ketujuh, dr Sugianto menyarankan almarhumah itu untuk sujud, seperti orang salat, dengan harapan bisa kembali normal," ujar Risma. 

Lanjut Risma, dokter membuat perencanaan dan jadwal kelahiran bayi. Tapi tidak mempercepat jadwal konsultasi, misalnya per 3 minggu atau 2 minggu. 

"Sampai Senin (16/9/2024), almarhumah ada merasakan kandungannya kontraksi dan (saat itu) hari merah Maulid Nabi. Nah, ibunya (yang bernama (Ely Suryningsih) dan almarhum dengan suami pergi ke RSU Sylvani, ternyata tidak ada dokter kandungan, baik dr Sugianto maupun dokter lainnya. Kita gak tau ada berapa dokter kandungan di sana. Karena gak ada, mereka (keluarga korban) mencari sendiri lah dokter-dokter di sekitar situ," kata Risma.

Baca juga: Soal Dugaan Malapraktik di Palembang yang Buat Pasien Buta, Polisi Sebut Oknum Bidan Tak Punya Izin

Karena tidak ada dokter, Risma menyebut, keluarga korban balik ke rumahnya di Desa Karang Rejo, Stabat, Langkat sembari mencari bidan untuk menghilangkan rasa sakit. 

Namun, upaya mereka tidak membuahkan hasil hingga akhirnya balik kembali ke RSU Sylvani lantaran kontraksinya semakin kencang pada Selasa (17/9/2024) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Mereka diterima dan ditangani oleh dokter jaga, dr Siti Fatimah. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas