Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Alasan Ibu Mahasiswi Turut Campur Soal Jadwal Piket Berujung Penganiayaan Dokter Koas di Sumsel

Orangtua turut mendatangi M Lutfhi, dokter koas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang terkait jadwal piket anaknya.

Editor: Erik S
zoom-in Ini Alasan Ibu Mahasiswi Turut Campur Soal Jadwal Piket Berujung Penganiayaan Dokter Koas di Sumsel
TribunSumsel.com
Dokter Koas FK Unsri Dianiaya oleh Pria Berbaju Merah di Cafe di Kota Palembang. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- Kasus penganiayaan dokter koas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatra Selatan, turut melibatkan orangtua.

LN bersama anaknya berinisial LD mendatangi dokter koas FK Unsri, Muhammad Luthfi di sebuah cafe yang berlokasi di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, Sumatra Selatan.

Selain itu LN, turut pula sopir keluarga tersebut berinisial DT.

Baca juga: Tampang Pelaku Pemukulan Dokter Koas di Palembang, Terungkap Profesinya Hingga Belum Jadi Tersangka

Kuasa hukum DT, Titis Rachmawati mengatakan LN ikut campur karena menduga anaknya tidak bisa berkomunikasi dengan Luthfi terkait jadwal piket di malam tahun baru.

"Ibu LN bertujuan berkomunikasi (dengan korban), mungkin dia mengira anaknya (LD) tidak bisa berkomunikasi dengan sesama koas tersebut," kata Titis Rachmawati di Polda Sumsel, Jumat (13/12/2024)., Jumat (13/12/2024).

Titis menduga beban kerja LD terlalu berat sehingga berinisiatif agar jadwal piket tersebut diatur ulang. 

"(Pertemuan) hanya tentang penjadwalan kegiatan koas fakultas kedokteran, karena mungkin berbeda umur. Yang satu mahasiswa, memang dia (Luthfi) mempunyai kewenangan beban dari kampusnya. Kebetulan, LD juga mengikuti proses yang sama. Mungkin dari LD ada beban terlalu berat, ada sesuatu yang tidak diperlakukan sama. Ada yang namanya tingkat stres anak-anak ini kan beda. Jadi kita harus sikapi dengan bijak tanpa berlebihan," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Dalam percakapan tersebut, DT tiba-tiba memukul Luthfi. Alasannnya, dia mengaku terprovokasi karena merasa permintaan majikannya tidak diindahkan Luthfi.

"Menurut dia (DT), korban itu tidak merespons seperti itu saja. Kalau orang tidak direspons, itu tidak ditanggapi, jadi dia (DT) terprovokasi," kata Titis.

Minta Maaf 

Titis memastikan keluarga LD siap bertanggung jawab dan akan menanggung seluruh biaya pengobatan. 

"Saya datang ke sini (Mapolda Sumsel) membawa (DT) baik-baik, memohon maaf, dan bertanggung jawab menemui keluarga korban. Kita akan sebijak mungkin semuanya, anak-anak kita. Dengan kondisi seperti ini, LD juga terganggu kejiwaannya dengan kondisi yang sudah dipelintir-pelintir," kata Titis.

Titis menegaskan bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan, terutama terhadap calon dokter, tidak dapat dibenarkan. 

Baca juga: Pelaku Penganiaya Dokter Koas di Palembang Ternyata Sopir, Alasannya Terprovokasi Sikap Korban

Namun, ia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi karena emosi sesaat yang memicu tindakan penganiayaan oleh DT terhadap Luthfi. 

Meski begitu, sebagai kuasa hukum, Titis akan berupaya mencari jalan damai antara kedua belah pihak.

"Kita akan upayakan mediasi dan bertanggung jawab atas pembiayaan pengobatan. Kita juga akan menemui dekan dan kaprodi untuk meminimalisir masalah ini agar tidak melebar terlalu jauh," ujarnya. 

Hingga Jumat sore, DT masih menjalani pemeriksaan di ruang penyidik Subdit 3 Jatanras Polda Sumatera Selatan.

Diberitakan sebelumnya, heboh dokter muda atau koas di Palembang dianiaya.

Dalam narasi yang beredar, dokter koas tersebut dianiaya karena ribut soal pembagian jadwal.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Dokter Koas di Palembang: FK Unsri Buka Suara, Korban Sudah Buat Laporan

Video berdurasi 52 detik beredar di media sosial, nampak pria berbaju merah memukuli korban.

Korban diketahui sudah tiga kali ganti jadwal jaga, karena tidak pernah puas. 

Dijelaskan juga dalam chat yang beredar, sebelum kejadian pemukulan, korban pulang dari jadwal jaga stase anak pukul 16.00 WIB, karena dapat telepon dari ibu mahasiswi.

Korban bersama kedua teman koasnya akhirnya menemui mahasiswi dan ibunya membahas soal jadwal jaga.

Kemudian, korban dan kedua temannya dianggap tidak merespons atau menyepelekan perkataan ibu mahasiswi.

Singkat cerita sopir keluarga mahasiswi itu naik pitam hingga langsung melakukan aksi penganiyaan.

"Mangkanya dek ngomong baik baik-baik," kata ibu mahasiswi.

"Kami sudah baik-baik," ujar korban.

"Baik-baik apa kau," seru pria baju merah langsung menghajar korban.

Sampai akhirnya terjadi tindak penganiayaan seperti yang ada di video viral. 

"Kawan koass cewek 1 lagi sempat merekam adegan penganiyaan, sempat disuruh hapus video tapi sudah sempat terkirim ke teman koas lain," bunyi pesan tersebut.

Disebutkan bahwa ibu mahasiswi koas itu diduga sempat mengintimidasi korban.

"Brpa tlp masuk ibu ini minta bertemu sempat direkam, kalimat2 mengintimidasi banyak wil direkam saat di TKP," tandasnya.

Kepala Divisi Humas Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah, Yulis mengatakan jika kedua mahasiswa koas yang berselisih sedang melaksanakan praktik di tempatnya.

Yulis pun membenarkan jika dokter koas saat ini tengah melaksanakan praktik di RSUD Siti Fatimah.

"Kami membenarkan kalau RSUD Siti Fatimah menjadi tempat kedua mahasiswa koas tersebut melaksanakan praktik. Tapi peristiwa yang terjadi itu di luar lingkungan rumah sakit ," kata Yulis.

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka lebam di pelipis sebelah kiri, kemudian lebam dibagian mata merah akibat penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor.

Penulis: Laily Fajrianty

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Pengakuan DT Aniaya Dokter Koas di Cafe Palembang, Kesal Permintaan Bosnya Tidak Ditanggapi

 

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas