Tampang Pelaku Pemukulan Dokter Koas di Palembang, Terungkap Profesinya Hingga Belum Jadi Tersangka
Dokter koas FK Unsri bernama Luthfi dianiaya seorang pria saat sedang berada di sebuah kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang.
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penganiayaan dialami oleh dokter koas FK Unsri bernama Luthfi saat sedang berada di sebuah kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang.
Akibat peristiwa penganiayaan tersebut, dokter koas itu sampai menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Moh Hasan Palembang.
Baca juga: Viral Dokter Koas Dipukuli di Palembang, Pihak FK Unsri Turun Tangan Bentuk Investigasi
Diketahui sosok pria yang nekat menghajar dokter koas itu diduga merupakan sopir dari keluarga mahasiswi koas FK Unsri yang diduga tak terima mendapatkan jadwal piket malam saat pergantian akhir tahun.
Pria tersebut melayangkan bogemannya setelah Luthfi membantah ucapan dari seorang wanita diduga majikannya.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Penganiayaan Bocah 12 Tahun di Boyolali, Polisi: Tak Ada Pencabutan Kuku
Tertera di tangkapan layar WhatsApp jika korban pemukulan adalah ketua stase anak.
Singkat cerita sopir keluarga mahasiswi itu naik pitam hingga langsung melakukan aksi penganiayaan.
"Mangkanya dek ngomong baik baik-baik," kata ibu mahasiswi.
"Kami sudah baik-baik," ujar korban.
"Baik-baik apa kau," seru pria baju merah langsung menghajar korban.
Sampai akhirnya terjadi tindak penganiayaan seperti yang ada di video viral.
"Kawan koass cewek 1 lagi sempat merekam adegan penganiyaan, sempat disuruh hapus video tapi sudah sempat terkirim ke teman koas lain," bunyi pesan tersebut.
Disebutkan bahwa ibu mahasiswi koas itu diduga sempat mengintimidasi korban.
"Brpa tlp masuk ibu ini minta bertemu sempat direkam, kalimat2 mengintimidasi banyak wil direkam saat di TKP," tandasnya.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Dokter Koas di Palembang: FK Unsri Buka Suara, Korban Sudah Buat Laporan
Kronologis Kejadian
Pria berinisial D yang nekat menghajar dokter koas itu diduga merupakan sopir dari keluarga mahasiswi koas FK Unsri, dimana diduga tak terima mendapatkan jadwal piket yang dikeluarkan oleh korban.