Dokter Koas Dianiaya di Palembang: Berawal dari Ibu LD Inisiatif Temui Korban, Kini Merasa Bersalah
Kasus penganiayaan terhadap dokter koas FK Unsri berawal dari ibu LD, yaitu LN berinisiatif menemui korban di salah satu kafe di Kota Palembang.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Terjadi kasus penganiayaan terhadap dokter koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri) bernama Luthfi di salah satu kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), pada Rabu (11/12/2024).
Peristiwa itu berawal dari pertemuan antara LD yang merupakan dokter koas sekaligus rekan Luthfi, datang bersama ibunya, LN, dan DT ke kafe tersebut untuk membicarakan masalah piket jaga malam Tahun Baru.
DT adalah sopir LD yang masih memiliki ikatan keluarga.
Menurut kuasa hukum LD, Titis Rachmawati, pertemuan tersebut terjadi karena LN merasa khawatir dengan kondisi anaknya.
"LD merasa ada ketidakadilan dalam jadwal jaga malam itu, tapi sebenarnya dia tidak melapor kepada ibunya, tetapi ibunya melihat kurang istirahat, terkesan stres, ibunya tanya kenapa kok jaga nggak libur-libur, akhirnya cerita dia."
"Ibunya terus tanya siapa ketuanya, boleh nggak saya (ibu LD) ngobrol," kata Titis, dilansir Tribun Sumsel, Sabtu (14/12/2024).
Meski LD sempat melarang ibunya ibunya untuk bertemu Luthfi, tetapi LN mengambil inisiatif untuk berdiskusi mengenai jadwal jaga.
"Anaknya sih keberatan, gak usahlah ini bukan urusan, biarin aja."
"Nah, tapi kemudian tanpa sepengetahuan anaknya, ibunya berinisiatif dan menemuilah si ketua koas itu, ini dilakukan karena mungkin komunikasi antara anak itu kurang tersambung," ujarnya.
Merasa Bersalah
Titis Rachmawati mengatakan kliennya merasa bersalah usai sang sopir menganiaya Luthfi.
LD dan LN merasa syok atas kejadian yang kini menjadi sorotan publik.
Baca juga: Status DT Penganiaya Dokter Koas di Palembang Belum Ditahan Polisi, Belum Tersangka
"Ibunya merasa bersalah. Karena inisiatif mau menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya, muncul masalah ini," kata Titis, Sabtu.
Menurut Titis, keduanya lebih banyak menyendiri dan terguncang secara psikologis.
"Bukan menyendiri lagi, dua-duanya lebih sering menangis. Masih syok betul, semuanya syok," terangnya.
FK Unsri Buka Suara
Diberitakan sebelumnnya, Dekan FK Unsri, dr. Syarif Husin, menyampaikan keprihatinan atas aksi pemukulan atau penganiayaan tersebut.
"Kami menyatakan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas terjadinya insiden pemukulan yang dialami salah satu mahasiswa kami," kata Syarif Husin, Kamis (12/12/2024).
"Tindakan kekerasan seperti ini jelas tidak bisa dibenarkan, kami dengan tegas mengecam setiap bentuk kekerasan di lingkungan kampus maupun di luar kampus," imbuhnya.
Saat ini pihak kampus telah membentuk tim investigasi internal yang bertugas mengumpulkan informasi dan mengindentifikasi permasalahan.
"Untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden pemukulan, tim investigasi bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan mendalami fakta serta mencari jalan penyelesaian yang terbaik," terangnya.
Pihaknya juga telah memperoleh informasi bahwa korban telah melaporkan kejadian pemukulan itu kepada Polda Sumsel.
"Kasus pemukulan saat sedang ditangani pihak kepolisian Polda Sumsel, kami juga memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian dan sangat berharap agar laporan tersebut ditindaklanjuti secara profesional dan berkeadilan," ungkapnya.
Pihaknya, kata Syarif, mendukung proses penyelidikan dari pihak kepolisian yang telah menerima laporan tersebut.
Ia berharap laporan itu dapat ditangani dengan baik, adil, dan transparan demi memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan kepada semua pihak yang terlibat.
"Kami juga meminta semua pihak untuk menjaga ketenteraman dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkeruh situasi," katanya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul: Pengacara Sebut Lina Dedy Ibu LD Inisiatif Sendiri Temui Dokter Koas Unsri, Sempat Dilarang Anaknya.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunSumsel.com/Laily Fajrianty/Rachmad Kurniawan)