Rekonstruksi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan: Terungkap Dadang Emosi Ulil Ogah Diajak Salaman
Kasus penembakan polisi di Solok Selatan menarik perhatian publik. Apa yang terjadi? Berikut penjelasan lengkapnya.
Editor: Endra Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM, Solok Seltan - Kasus penembakan yang melibatkan anggota kepolisian di Solok Selatan kembali menarik perhatian publik.
Insiden ini terjadi antara tersangka Dadang Iskandar dan Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar, yang menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Solok Selatan.
Kuasa hukum Dadang, Sutan Mahmud Syaukat, mengungkapkan bahwa salah satu pemicu penembakan adalah perlakuan yang diterima kliennya saat berusaha menjalin komunikasi dengan Ulil.
Pemicu Emosi
Menurut Sutan, Dadang merasa tersinggung karena Ulil tidak merespons salam dan jabat tangan yang ia berikan.
"Kami yakin sekali klien kami tidak merencanakan pembunuhan ini," ujar Sutan saat diwawancarai di Mapolres Solok Selatan pada Kamis, 23 Januari 2025.
Baca juga: Polisi Tembak Polisi, Dadang Merasa Bak Bola Pingpong, Dioper Sana Sini, Ujungnya Emosi
Sutan menambahkan bahwa penangkapan mobil truk pasir milik polisi berinisial S, yang kemudian meminta bantuan Dadang untuk menyelesaikan masalah tersebut, diduga kuat menjadi pemicu penembakan.
"Jadi tidak ada hubungannya dengan emas dan galian C. Dadang jelas tidak terlibat," tegasnya.
Rekonstruksi Kasus
Rekonstruksi kasus penembakan ini berlangsung di Mapolres Solok Selatan pada 22 November 2024 dan dihadiri oleh Dadang Iskandar yang mengenakan baju tahanan Bareskrim Polri.
Dia terlihat diawasi ketat oleh personel kepolisian.
Rekonstruksi ini dibatasi untuk wartawan, yang hanya diperbolehkan meliput pada adegan tertentu.
Kapolres Solok Selatan, AKBP M Faisal Perdana, menjelaskan bahwa rekonstruksi ini bertujuan untuk mencari sistematis atau urutan kejadian. "Ini rekonstruksi tidak tertutup, cuman beberapa adegan kita sesuaikan koordinasikan dengan tim Mabes," ujarnya.
Baca juga: Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Mengancam Polisi Lain usai Tembak AKP Ulil
Kuasa hukum lainnya, Hendri Syahputra, menambahkan bahwa penembakan tersebut merupakan luapan emosi Dadang.
"Saat Dadang meminta penyelesaian terkait penangkapan truk galian C, dia merasa di-bola pingpong-kan," ungkap Hendri.
Dia juga menyoroti bahwa dorongan emosional sesaat bisa menjadi faktor pemicu tindakan Dadang.
Kasus penembakan polisi di Solok Selatan menunjukkan kompleksitas situasi di dalam tubuh kepolisian.
Dengan adanya rekonstruksi, diharapkan dapat terungkap fakta-fakta lebih jelas mengenai insiden yang menewaskan Kompol Ulil ini.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan: Pemicu Emosi Dadang Terungkap, Ulil Tak Mau Diajak Salaman
(TribunPadang.com/Wahyu Bahar)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.