Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

2 Acara yang Berujung Keracunan Massal di Sleman Sajikan Siomay, Produsen Langsung Klarifikasi

Produsen siomay, salah satu makanan yang dihidangkan di 2 acara yang ditemukan kasus keracunan massal di Sleman, meminta maaf kepada para korban.

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in 2 Acara yang Berujung Keracunan Massal di Sleman Sajikan Siomay, Produsen Langsung Klarifikasi
Tribun Jogja/Ahmad Syarifudin
KERACUNAN MASSAL SLEMAN - Kondisi di Posko kesehatan penanganan dugaan keracunan massal di Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (10/2/2025). Warga diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan di Dusun Krasakan, Sabtu (8/2/2025) dan pada hari yang sama, puluhan warga di Dusun Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati, Sleman juga mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan di sebuah acara arisan. Jumlah korban mencapai 160 orang. Kedua acara tersebut sama-sama menghidangkan siomay yang diproduksi di satu tempat. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) menyusul ditemukannya dua kasus keracunan massal yang menimbulkan jumlah korban hingga 160 orang.

Dua kasus keracunan massal itu terjadi di Dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, dan Dusun Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati.

Di Dusun Krasakan, ratusan warga mengalami mual, demam, nyeri otot, hingga dehidrasi setelah mengonsumsi makanan yang dihidangkan dalam sebuah acara pesta pernikahan yang dihadiri 500 tamu pada Sabtu (8/2/2025).

Di Dusun Sanggrahan, puluhan warga mengalami mual, diare, lemas, nyeri sendi, pusing kepala, muntah, kram perut, hingga sesak nafas setelah mengonsumsi makanan di sebuah acara arisan pada hari yang sama, Sabtu.

Hingga kini belum dapat dipastikan makanan atau minuman apa yang menjadi penyebab keracunan massal di dua desa di Sleman ini.

Namun, belakangan diketahui bahwa dua acara tersebut sama-sama menghidangkan siomay.

Setelah dicari tahu lebih dalam, ternyata siomay tersebut diolah di dapur produksi yang sama dan dibuat oleh Pipit Rahayu, warga Ngentak, Pondokrejo, Tempel, Sleman.

Baca juga: Jumlah Korban Keracunan Massal di Sleman Capai 160 Orang, Pemkab Tetapkan Status KLB

Berita Rekomendasi

Pipit pun memberikan penjelasan tentang produksi siomay, makanan yang disajikan dalam 2 acara yang ditemukan kasus keracunan massal di Sleman tersebut.

Diceritakan bahwa selepas pukul 6 pagi pada hari Sabtu itu, Pipit sudah sibuk menyiapkan dagangan siomay berikut bahan-bahan pelengkapnya yang akan menjadi salah satu menu hidangan di pesta pernikahan warga di Dusun Krasakan.

Perempuan yang telah memproduksi Siomay sejak 2015 itu datang ke lokasi resepsi pagi buta karena tamu akan mulai mencicipi hidangan pukul 8 pagi.

Semua berjalan lancar. Sebab, adonan siomay sudah disiapkan sejak Kamis (6/2/2025) lalu. 

"Adonan itu saya buat hari kamis, tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari senin Alhamdulillah baik-baik saja. Jadi adonan hari kamis kemudian masukkan freezer hari Sabtu pagi saya penyajian itu," kata Pipit, dilansir dari TribunJogja.com.

Biasanya Pipit memproduksi adonan untuk siomay di tempat penggilingan daging di Tempel, yang selama ini menjadi langganannya.

Adapun sistem pembuatannya adalah ia datang membawa daging dan bumbu yang telah diracik sesuai dengan takaran untuk diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas