Polisi Bantah Gunakan Senjata Api Saat Amankan Demo Tolak MBG di Papua
Dia mengakui jika dalam aksi tersebut memang sempat berujung ricuh dari peserta demonstrasi.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Polda Papua membantah menggunakan senjata api (senpi) saat mengamankan aksi unjuk rasa penolakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berujung ricuh di Yalimo, Papua.
Baca juga: Program MBG Ditolak di Papua, Pemerintah Janji Atasi Ketertinggalan di Papua, Termasuk Pendidikan
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan isu adanya foto selongsong peluru itu merupakan rekayasa untuk menyudutkan pemerintah.
"Itu hoaks. Itu isu sengaja diangkat kelompok KNPB (Komite Nasional Papua Barat)/KKP untuk menyudutkan Polri (pemerintah)," ujarnya saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Selasa (18/2/2025).
Dia mengakui jika dalam aksi tersebut memang sempat berujung ricuh dari peserta demonstrasi. Kendati demikian, Benny memastikan tidak ada penggunaan senjata api oleh petugas dalam insiden itu.
"Polri membubarkan dengan gas air mata karena massa demo mereka anarkis melempar aparat dengan batu," ujarnya.
Baca juga: Respons Istana Soal Demo Ricuh Tolak MBG di Papua
Sebelumnya, Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) di Papua Pegunungan menggelar aksi tolak program makan bergizi gratis (MBG) yang sama di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan pada Senin, (17/2/2025).
Aksi ini membuat aparat kepolisian terpaksa melepaskan tembakan sebanyak 12 kali.
Ketua Koordinator Lapangan (Korlap) Amilia Walilo saat memberikan keterangan kepada Tribun-Papua.com, Senin malam (17/2/2025) menjelaskan aksi dilakukan di beberapa titik diantaranya ujung Soba, ujung Pirip dan Pertengahan Ibu Kota Elelim.
Awalnya massa dari tiga titik ini mulai bergerak sekitar pukul 07:00 pagi WIT dan aksi berjalan dengan aman terakomodasi oleh korlap di masing-masing titik.
Namun sekitar pukul 08.30 WIB massa yang datang dari titik Pirip dan pertengahan Elelim, bertemu di pertigaan kota Elelim jalan Pirip, lalu mulai bergerak perlahan menuju kantor pendidikan. Sementara massa yang datang dari titik Soba sudah berada di depan kantor bupati Yalimo.
Baca juga: Tingkatkan Patroli, TNI dan Polri Buru KKB yang Bakar Gedung Sekolah di Kabupaten Puncak Papua
Lanjut kata dia, massa aksi yang dari titik Pirip dan Elelim Kota, didatangi oleh Kapolres Yalimo bersama anggota dengan menggunakan mobil hilux hitam. Di bagian belakang mobil, terdapat sekitaran 10 anggota polisi.
"Kami bernegosiasi dengan Kapolres Yalimo, dan permintaan kapolres itu bahwa ia mau lewat jalanan yang dipadati oleh massa aksi tersebut, sehingga kami juga izinkan beliau lewat," katanya.
Namun sambung dia, pihak anggota polres yang berada di belakang hilux, memancing teman-teman pelajar yang sudah di dalam tali komando, sehingga terjadi kericuhan antara teman-teman pelajar Yalimo dan anggota Polres Yalimo.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam kericuhan itu, anggota Polres Yalimo menembak menggunakan peluru sebanyak 12 butir peluru besi, namun massa aksi tidak ada yang terkena. Massa hanya terkena gas air mata.
Baca juga: Pelajar Papua Pegunungan Tolak Program Makan Bergizi Gratis, Apa Solusi Prabowo?
"Sehingga saya sebagai korlap mengundurkan dan mengarahkan massa aksi pelajar di pertigaan jalan Pirip,"ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.