Polisi Lakukan Ekshumasi, Keluarga Pandu Bawa Dokter Independen, Pengacara: Untuk Mengawal
Pihak keluarga siswa SMA yang diduga tewas dianiaya polisi bawa dokter sendiri saat proses pembongkaran makam.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Suci BangunDS

TRIBUNNEWS.COM - Makam siswa SMA di Asahan, Sumatera Utara yang diduga tewas ditendang polisi dibongkar untuk diautopsi.
Pembongkaran makam atau ekshumasi ini, dilakukan di Desa Parlaki Tangan, Ujung Pandang, Kabupaten Simalungun, Sumut, Minggu (16/3/2025).
Pengacara keluarga korban, Chrisye Sitorus mengatakan, kliennya turut mendatangkan dokter independen.
Hal tersebut, dilakukan guna mengawal proses ekshumasi.
"Kami menghadirkan dokter ini diharapkan menjadi pembanding dari dokter yang kita hadirkan dan juga dari dokter yang dihadirkan pihak kepolisian," ujar pengacara korban, Chrisye Sitorus, dikutip dari Tribun-Medan.com.
Ia menuturkan, kematian korban dirasa banyak kejanggalan.
Sebab, ada luka di bagian wajah korban.
"Karena sebelumnya, dia ini sehat. Tiba-tiba meninggal dunia. Kami merasa ada kejanggalan atas kematian korban," ungkapnya.
Diketahui, makam korban bernama Pandu Brata Siregar (18) dibongkar untuk jasadnya diautopsi.
Dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan, Ismurizal, mengatakan pihaknya menemukan sejumlah kejanggalan di jasad korban.
"Sudah kita autopsi, sudah kita ambil semua dan kita lihat. Nanti dia dirangkum semua ya," ujarnya, dikutip dari Tribun-Medan.com, Minggu (16/3/2025).
Baca juga: Investigasi Kematian Siswa SMA di Asahan, Polisi: Tim Khusus Dibentuk
Ia menuturkan, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan hasilnya.
"Kan dia sudah dikubur, kita lihatlah nanti. Ada memang seperti warna kemerahan gitu ya."
"Tapi, belum bisa kita simpulkan karena harus ada pemeriksaan tambahan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.