Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penggunaan Teknologi UHT Mampu Menjaga Nutrisi dan Rasa Alami Santan Kelapa

Teknologi ini memanaskan produk santan kelapa kemasan pada 140oC dalam waktu 8-15 detik sehingga kondisi sterilitas komersial ini telah tercapai

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Penggunaan Teknologi UHT Mampu Menjaga Nutrisi dan Rasa Alami Santan Kelapa
Istimewa
Narasumber diskusi bertema Melindungi Kebaikan Santan Kelapa Indonesia yang diadakan Tetra Pak® Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi Ultra High Temperature (UHT) mampu memusnahkan mikroba target berupa Clostridum botulinum dan mikroorganisme patogen maupun pembusuk yang terdapat dalam produk.

Teknologi ini memanaskan produk santan kelapa kemasan pada 140oC dalam waktu 8-15 detik sehingga kondisi sterilitas komersial ini telah tercapai (Fo ≥ 3 menit). 

"Implikasi dari proses ini adalah produk dapat bertahan lebih lama jika disimpan pada suhu ruang dan waktu proses yang relatif cepat dapat menjaga nutrisi dan rasa alami dari santan kelapa tersebut," kata Dr.-Ing. Azis Boing Sitanggang, STP, MSc, Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Ini diungkapkan Azis saat menjadi pembicara diskusi bertema Melindungi Kebaikan Santan Kelapa Indonesia yang diadakan Tetra Pak® Indonesia.

Salah satu pokok bahasannya adalah peran kemasan dalam memastikan aspek keamanan pangan pada santan kelapa untuk didistribusikan ke seluruh pelosok Indonesia hingga pasar ekspor luar negeri.

"Penggunaan teknologi UHT itu, konsumen tidak perlu lagi ragu untuk memanfaatkan produk ini sebagai bahan dasar dan pelengkap makanan dan minumannya," katanya.

Baca: Program Bersih Sampah Tahun 2020, Melalui Perluas Wilayah Cakupan Program Dropbox

Ia mengelaborasikan lebih lanjut bagaimana teknologi pemrosesan dan pengemasan dapat menjawab tantangan perluasan distribusi produk santan kelapa kemasan.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut menurutnya, dengan memperhatikan kondisi kemasan yang baik (tidak penyok, tidak adanya penggelembungan) dan disertai dengan informasi pelabelan yang sesuai dengan peraturan (informasi kadaluarsa, nomor registrasi produk, dan lainnya), maka konsumen seharusnya tidak perlu ragu untuk menggunakan produk santan kelapa kemasan.

John Jose, Marketing Director Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filipina dan Indonesia mengatakan kehadiran teknologi pengolahan dan pengemasan aseptik Tetra Pak merupakan cara yang tepat untuk  mengatasi tantangan distribusi logistik yang ada.

Baca: Pasar Asia Tumbuh Cepat, Perusahaan Ini Bangun Pusat Inovasi Pelanggan di Singapura

"Santan segar yang terjaga kealamian dan nutrisinya dapat dikemas dan distribusikan secara merata bahkan hingga ke pelosok terpencil di seluruh wilayah Indonesia dan dunia,' katanya.

 Melalui serangkaian teknologi pemrosesan dan pengemasan, beragam kebaikan santan kelapa kemasan yang dapat dinikmati oleh konsumen, mulai rasa dan nutrisi yang terlindungi melalui teknologi UHT dan kemasan aseptik dari Tetra Pak, sehingga tidak membutuhkan pengawet.

"Lebih praktis dan tidak membutuhkan waktu lama saat menyiapkan sehingga dapat dipakai secara langsung, aspek kebersihan dan higienitas yang terjaga melalui kemasan aseptik dan tersedia dalam beragam ukuran kemasan," katanya.

Panji Cakrasantana, Marketing Manager Tetra Pak Indonesia mengatakan, selain santan, perusahaan kami telah bermitra dengan beragam industri makanan minuman Indonesia seperti susu, teh, kopi,  jus, air kelapa, yoghurt, dan lainnya.

Selain itu, kemasan makanan minuman Tetra Pak juga telah di daur ulang sebagaimana yang bisa dilihat dari hasil produk daur ulang seperti atap gelombang yang berkualitas hingga karya kreatif lain yang berwawasan lingkungan.

"Tahun 2018 lalu Tetra Pak telah mendaur ulang lebih dari 10.338 ton kemasan karton," katanya.

Tahun ini, Tetra Pak Indonesia berhasil berhasil menggandeng beberapa mitra pengumpul baru dan total telah ada 5 mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga tingkat daur ulang diharapkan naik mencapai 24% pada tahun mendatang. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas