Cara Aman Saksikan Gerhana Matahari Cincin, Kacamata Hitam Biasa Tak Cukup Aman Melindungi
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak melihat Gerhana Matahari Cincin secara langsung tanpa menggunakan penapis cahaya. Berikut cara amannya
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Gerhana Matahari Cincin akan menghiasi langit di beberapa wilayah Indonesia, Kamis (26/12/2019).
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak melihat Gerhana Matahari Cincin secara langsung tanpa menggunakan penapis cahaya.
Karena, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan mata.
Lantas bagaimana cara aman menikmati fenomena alam tersebut?
Gunakan Kacamata Gerhana
Kacamata gerhana merupakan kacamata yang menggunakan filter khusus agar mata tahan melihat Matahari.
Jika Anda berencana menggunakan kacamata hitam biasa untuk melihat Gerhana Matahari, sebaiknya urungkan niat tersebut.
BMKG mengungkapkan, kacamata hitam biasa ternyata tidak mampu melindungi mata untuk melihat gerhana matahari.
Pasalnya, kacamata biasa tidak memiliki filter Matahari.
Tanpa filter matahari, segelap apapun kacamata tersebut tidak bisa melindungi mata.
Juga termasuk film foto, film rontgen, atau alat optik apa pun tidak akan bisa melindungi secara optimal jika tidak ada filter Matahari.
Membuat Kacamata Gerhana
Cara lain yang bisa digunakan untuk melihat Gerhana Matahari Cincin besok adalah dengan membuat sendiri alat bantu pengelihatan.
Berikut ini cara membuat kacamata gerhana Matahari yang telah dilansir Tribunnews dari instructables.com.
Alat dan Bahan :
1. Karton dengan tekstur yang kuat
2. Filter matahari tipe Neutral Density (ND) 5
3. Cutter atau gunting
4. Lem
5. Pensil
Filter matahari dapat diganti dengan negatif film hitam-putih yang telah terpapar dinar matahari minimal 60 detik dan dicuci di studio foto.
Apabila memiliki kacamata 3D yang sudah tidak digunakan, dapat menjadi sebuah alternatif sehingga tidak memerlukan karton, cutter, lem, dan pensil.
Cara membuat kacamata gerhana matahari :
1. Membuat bingkai
Pertama-tama gambar pola untuk bingkai seperti gambar di bawah ini.
Download pola kacamata gerhana matahari di infoastronomy.org.
Seusai menggambar, potong pola dengan menggunakan cutter atau gunting.
Jangan lupa lubangi empat kotak yang nantinya akan menjadi tempat menyisipkan lensa matahari.
2. Sisipkan filter matahari
Potong filter matahari sesuai dengan ukuran yang ditunjukkan pada pola.
Kemudian, lem filter matahari pada dua kotak yang sejajar.
Apabila menggunakan negatif film hitam putih, susun masing-masing tiga lapis.
Lem semua sisi kacamata, dan lipat kacamata hingga berbentuk menyerupai kacamata.
3. Lakukan uji coba
Sebelum digunakan untuk melihat gerhana matahari cincin, kacamata perlu diuji ketahanan terlebih dahulu.
Cara mengujinya, yakni dengan menggunakannya di ruang yang gelap.
Kemudian, sinari mata yang telah mengenakan kacamata dengan menggunakan lampu senter.
Apabila ada cahaya terang yang masih masuk melewati kacamata, artinya pembuatan kacamata belum berhasil, dan perlu mengganti lensa matahari.
Melihat Melalui Live Streaming
Masyarakat bisa melihat fenomena Gerhana Matahari Cincin ini melalui live streaming yang disiarkan oleh BMKG dari berbagai wilayah pemantauan di seluruh Indonesia.
Berikut link streaming pantauan Gerhana Matahari Cincin dari pengamatan berbagai wilayah yang dirangkum Tribunnews dari situs BMKG:
- Pengamatan dari Nias Utara, klik di sini
- Pengamatan dari Medan, klik di sini
- Pengamatan dari Banda Aceh, klik di sini
- Pengamatan dari Batam, klik di sini
- Pengamatan dari Jakarta, klik di sini
- Pengamatan dari Bandung, klik di sini
- Pengamatan dari Yogyakarta, klik di sini
- Pengamatan dari Denpasar, klik di sini
- Pengamatan dari Makassar, klik di sini
- Pengamatan dari Ambon, klik di sini
- Pengamatan dari Palu, klik di sini
- Pengamatan dari Kupang, klik di sini
- Pengamatan dari Jayapura, klik di sini
Penjelasan Ilmiah
Dikutip dari situs BMKG, Gerhana Matahari Cincin adalah peristiwa yang terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris.
Disebut Gerhana Matahari Cincin karena hampir semua bagian tengah piringan Matahari terhalang oleh piringan Bulan.
Sehingga saat puncak gerhana, Matahari yang terlihat dari Bumi akan terlihat seperti cincin.
Ilustrasi Proses Gerhana Matahari Cincin
Diketahui, Gerhana Matahari akan terjadi apabila Bulan berada di tengah-tengah antara Bumi dan Matahari.
Pada Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019, BMKG mengungkapkan ada empat kontak yang terjadi antara piringan Bulan dan Matahari.
Gerhana dimulai saat Kontak Pertama terjadi, yaitu ketika piringan Bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran abu-abu, mulai menutupi piringan Matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning.
Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya seluruh Bulan mulai menutupi piringan Matahari.
Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut Kontak Kedua dan akan berakhir saat seluruh piringan Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Ketiga.
Waktu dari Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga tersebut disebut sebagai Durasi Cincinatau Fase Cincin, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya.
Pada saat fase cincin, daerah yang dilewati gerhana, langitnya akan meredup hingga seperti saat fajar atau senja.
Puncak keredupannya adalah saat terjadinya Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase cincin ini.
Setelah Kontak Ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak semakin kecil hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Keempat.
Sementara itu, durasi waktu Gerhana Matahari Cincin dari kontak awal hingga terakhir berbeda-beda di tiap daerah.
Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Bengkalis, Riau, yaitu selama 3 jam 51 menit 24,7 detik.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Rica Agustina)