Ingin Saksikan Gerhana Matahari Cincin Besok dengan Aman? Ini Saran Ahli
Gerhana Matahari Cincin akan terjadi esok 26 Desember 2019. Ahli astronomi sarankan kepada warga yang ingin menyaksikan fenomena gerhana ini
Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Sri Juliati
TRIBUNENWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Indonesia akan mengalami fenomena alam berupa Gerhana Matahari Cincin pada Kamis(26/12/2019).
Hal ini disampaikan oleh BMKG melalui laman Twitter-nya @infoBMKG.
Secara pengertian, Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, serta Bulan berada pada titik apogee (terjauh).
Piringan bulan akan tampak lebih kecil dibanding piringan matahari, hingga tidak menutupi seluruhnya.
Kerucut umbra tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra.
Menariknya, Gerhana Matahari Cincin akan menghiasi langit sebagian wilayah di Indonesia.
Masyarakat pun bisa menyaksikanya secara langsung.
Namun apakah menyaksikan Gerhana Matahari Cincin aman untuk mata?
Lantas bagaimana caranya untuk melihat fenomena Gerhana Matahari Cincin agar tetap aman?
Astronom amatir Indonesia, Ma'rufin Sudibyo menyebutkan, hal utama yang bisa dilakukan untuk melihat Gerhana Matahari Cincin secara aman yaitu memakai atau menempatkan penghalang optis.
"Pertama dengan menempatkan penghalang optis memadai di antara mata kita dengan Matahari sehingga sinar Matahari yang memasuki telah terkurangi hingga mencapai batas aman," kata Ma'rufin kepada Tribunnews.com, Rabu (25/12/2019).
Ma'rufin juga menjelaskan, untuk melihat Gerhana Matahari Cincin secara aman, dapat melakukan tiga cara ini.
1. Menggunakan filter Matahari dalam bentuk kacamata gerhana.
Yang diperbolehkan adalah filter ND5 (Neutral Density 5) yang hanya bisa melewatkan 0,00001 bagian sinar Matahari.
2 . Kacamata pengelas (welder glass) bernomor minimal 14.
3. Filter–buatan–sendiri, berupa tiga lapis negatif film fotografi hitam putih mengandung perak yang telah dipapar cahaya dan dicuci lalu direkatkan menjadi satu.
Selain itu, Ma'rufin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melihat Gerhana Matahari Cincin secara langsung.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan beberapa hal saat menyaksikan Gerhana Matahari Cincin:
1. Menggunakan pantulan sinar Matahari pada air yang tenang
Pasalnya, intensitas sinar Matahari yang terpantulkan masih sebesar 0,02 bagian, sehingga masih jauh di atas nilai ambang batas sinar Matahari aman bagi mata manusia (0,00002 bagian saja).
2. Menggunakan bagian dalam disket (floppy disk) berupa cakram magnetik hitam
Sebab, intensitas sinar Matahari yang diteruskan masih jauh di atas nilai ambang batas aman sinar Matahari.
3. Menggunakan CD (compact disc)
4 . Menggunakan film X–ray / Roentgen yang telah terpakai
5. Menggunakan filter fotografi netral dengan beragam kerapatan maupun kombinasi filter fotografi (termasuk filter polarisasi silang),
6. Menggunakan filter–buatan–sendiri dari negatif film berwarna
7. Menggunakan filter apapun yang dapat meneruskan cahaya benda terang selain Matahari, misalnya sinar Bulan
Bila ketujuh hal tersebut dilakukan, bisa berdampak buruk bagi kesehatan mata.
Ma'aruf mengimbau saat menyaksikan Gerhana Matahari Cincin, masyarakat harus memastikan punya alat optik atau pelindung mata yang baik.
Gerhana Matahari Cincin akan melewati 25 pusat kota/kabupaten di tujuh provinsi, di antaranya:
1. Aceh: Sinabang dan Singkil
2. Sumatera Utara: Sibolga, Pandan, Tarutung, Padang Sidempuan, Sipirok, Gunung Tua, dan Sibuhan.
3. Riau: Pasir Pengaraian, Dumai, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, Selat Panjang.
4. Kepulauan Riau: Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Batam, dan Bandar Seri Bentan.
5. Kalimantan Barat: Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang, Putussibau.
6. Kalimantan Timur: Tanjungredep
7. Kalimantan Utara: Tanjungselor
Di kota–kota tersebut Matahari akan terlihat sebagai cincin bercahaya.
Sementara sisa wilayah Indonesia lainnya tercakup ke dalam Zona Penumbra.
Sehingga hanya akan menyaksikan gerhana sebagian dengan magnitudo gerhana.
Besaran persentase penutupan cakram Matahari oleh cakram Bulan pada saat puncak gerhana bergantung kepada lokasi masing–masing.
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)