Peneliti Ini Justru Sebut Trenggiling yang Paling Berpotensi jadi Perantara Virus Corona
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bukan hewan kelelawar rupanya yang menjadi potensi perantara oenyebaran virus corona di China.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah penelitian terbaru menyebutkan, bukan kelelawar berpotensi menjadi perantara penyebaran virus corona di China.
Dilansir dari Xinhua Net, para peneliti menyebut, trenggiling mungkin saja merupakan inang perantara penyebaran virus tersebut.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Universitas Pertanian China Selatan.
Menurut Liu Yahong, presiden universitas tersebut, awalnya tim peneliti menganalisis lebih dari 1.000 sampel metagenome hewan liar.
Hasilnya menemukan trenggiling sebagai inang perantara yang paling potensial sehingga virus Corona menginfeksi banyak orang.
Deteksi biologis molekuler mengungkapkan, tingkat positif betacoronavirus dalam trenggiling adalah 70 persen.
Para peneliti selanjutnya mengisolasi virus dan mengamati strukturnya dengan mikroskop elektron.
![Ilustrasi Sebanyak 101 Trenggiling diamankan di Kantor BBKSDA Riau, Pekanbaru, Rabu (25/10/2017). Trenggiling tersebut diamankan dari tersangka penyelundupnya berinisial A (25) dan B (22) yang ditangkap oleh pihak Pangkalan TNI AL Dumai di depan perairan Bukit Batu Bengkalis sehari sebelumnya. Dua tersangka penyelundupan itu mengaku dibayar Rp 800 ribu per orang untuk membawa trenggiling dari Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis ke Malaysia. Dari 101 trenggiling yang diamankan, dalam perjalanan melahirkan 1 ekor, namun mati, sehingga total trenggiling yang mati ada lima termasuk yang baru lahir. Trenggiling yang mati akhirnya dibakar di Kantor BBKSDA Riau. Sebanyak 96 trenggiling yang masih hidup dilepasliarkan di Taman Nasional Rimbang Baling Kabupaten Kampar. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/101-trenggiling-diamankan-di-bbksda-riau_20171025_220831.jpg)
Mereka menemukan, urutan genom dari strain coronavirus adalah 99 persen identik dengan orang yang terinfeksi.
Liu juga menambahkan, penelitian ini akan mendukung pencegahan dan pengendalian epidemi Virus Corona, serta menawarkan referensi ilmiah untuk kebijakan tentang hewan liar.
Sementara itu, dilansir dari Daily Sabah, trenggiling dianggap sebagai hewan yang paling diperdagangkan di dunia.
Lebih dari 1 juta trenggiling telah diambil dari hutan Asia dan Afrika dalam dekade terakhir, menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).
Virus corona tidak langsung berpindah dari dari kelelawar ke manusia
Arnaud Fontanet dari France's Pasteur Institute menyebut, peran trenggiling sebagai perantara virus corona bisa saja benar.
Pihaknya membandingkannya dengan kelelawar yang sebelumnya disebut-sebut sebagai perantara virus corona.
Pihaknya menyebut, banyak hewan yang bisa menularkan virus ke spesies lain, salah satunya kelelawar.
Dilansir dari Kompas.com, dalam kasus ini, ia menyebut, virus corona tidak langsung berpindah dari dari kelelawar ke manusia.
Beberapa penelitian menunjukkan, virus yang bersumber dari kelelawar tidak memiliki fitur yang diperlukan untuk menempel pada reseptor sel manusia.
![Sebanyak 101 Trenggiling diamankan di Kantor BBKSDA Riau, Pekanbaru, Rabu (25/10/2017). Trenggiling tersebut diamankan dari tersangka penyelundupnya berinisial A (25) dan B (22) yang ditangkap oleh pihak Pangkalan TNI AL Dumai di depan perairan Bukit Batu Bengkalis sehari sebelumnya. Dua tersangka penyelundupan itu mengaku dibayar Rp 800 ribu per orang untuk membawa trenggiling dari Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis ke Malaysia. Dari 101 trenggiling yang diamankan, dalam perjalanan melahirkan 1 ekor, namun mati, sehingga total trenggiling yang mati ada lima termasuk yang baru lahir. Trenggiling yang mati akhirnya dibakar di Kantor BBKSDA Riau. Sebanyak 96 trenggiling yang masih hidup dilepasliarkan di Taman Nasional Rimbang Baling Kabupaten Kampar. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/101-trenggiling-diamankan-di-bbksda-riau_20171025_220612.jpg)
Hanya saja, masih belum jelas hewan mana yang jadi perantaranya.
"Kami pikir ada hewan lain yang merupakan perantara," katanya seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (8/2/2020).
Fontanet percaya, jika mata rantai yang hilang itu kemungkinan adalah mamalia, dan bisa saja trenggiling memang perantara itu.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Monika Novena)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.