Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Kanibalisme Antar Beruang Kutub Meningkat, Iklim dan Pengeboran Minyak Bumi Jadi Penyebab

Seorang ilmuwan menerangkan fakta mengejutkan, tentang kondisi bumi yang memengaruhi iklim di Kutub Utara, habitat beruang kutub.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kasus Kanibalisme Antar Beruang Kutub Meningkat, Iklim dan Pengeboran Minyak Bumi Jadi Penyebab
4Search.com
Beruang kutub - Kasus Kanibalisme Antar Beruang Kutub Meningkat, Iklim dan Pengeboran Minyak Bumi Jadi Penyebab 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ilmuwan menerangkan fakta mengejutkan, tentang kondisi bumi yang memengaruhi iklim di Kutub Utara, habitat beruang kutub.

Perubahan iklim dan perbuatan manusia pada alam, perlahan mendorong beruang kutub menjadi kanibal.

Seorang Ilmuwan asal Rusia mengungkapkan, sejumlah satwa di Kutub Utara mulai memangsa satu sama lain untuk bertahan hidup.

Sebab es mulai mencair dan dampak dari ekstrasi bahan fosil menghancurkan kebiasaan makan mereka.

Es perlahan mencair, karena naiknya suhu dan perusahaan industri mulai bergerak ke Kutub Utara.

Pada akhirnya, ulah manusia memaksa beruang berbulu putih ini keluar dari tempat perburuan tradisionalnya yakni di dataran atau pesisir pantai.

Meningkatnya insiden kanibalisme oleh beruang kutub juga bisa disebabkan karena maraknya aktivitas manusia di Arktik.

Berita Rekomendasi

Mereka ada di sana untuk melihat insiden kanibalisme tersebut.

"Kasus kanibalisme antara beruang kutub adalah fakta yang sudah lama diketahui," ujar seorang ilmuwan, Mordvintsev.

"Tetapi kami khawatir, bila kasus-kasus seperti itu jarang ditemukan tapi sebenarnya tercatat cukup sering terjadi," tambahnya dilansir Daily Mail dari AFP.

"Kami menyatakan, kanibalisme pada beruang kutub telah meningkat."

Mordvintsev percaya, satwa ini saling memangsa karena persediaan makanan mereka mulai langka.

Biasanya, pejantan yang tubuhnya lebih besar akan menyerang betina dan anak-anaknya yang masih kecil.

Sementara itu, sang induk menjadikan anaknya sendiri sebagai sasaran empuk.

Krisis iklim yang terjadi selama 25 tahun terakhir, patut disalahkan karena menyebabkan tingkat es di Kutub Utara menurun 40 persen.

Hubungan sebab akibat ini menjadi sebuah rantai, karena es yang mencair menyebabkan persediaan makan menipis.

Beruang kutub menggunakan es yang ada di laut untuk berburu anjing laut yang tengah berenang di permukaan.

Namun dengan kurangnya es, terlebih di tengah laut, maka beruang terpaksa harus menuju pantai untuk berburu.

Padahal, para beruang yang habitatnya di es ini tidak bisa berburu seperti biasa jika di pinggir pantai.

Kedua yang harus disalahkan lagi adalah manusia.

Apalagi mereka yang mendirikan toko di rumahnya, membuang limbah sembarangan, dan menggunakan esktrasi bahan bakar fosil.

Area dingin dari Teluk Ob ke Laut Barents merupakan lokasi strategis para beruang bulu putih ini berburu anjing laut.

Nahasnya, kini wilayah itu berubah menjadi jalur dan rute tetap kapal-kapal yang mengangkut gas alam cari atau Liqufied Natural Gas (LNG).

"Teluk Ob selalu menjadi tempat berburu beruang kutub."

"Sekarang es itu pecah sepanjang tahun," ujar Mordvintsev.

Temuan Mengejutkan Beruang Kutub Terpaksa jadi Kanibal, Iklim dan Pengeboran Minyak Bumi Jadi Penyebab
Temuan Mengejutkan Beruang Kutub Terpaksa jadi Kanibal, Iklim dan Pengeboran Minyak Bumi Jadi Penyebab (BBC Earth Youtube)

Menurutnya, kondisi ini berhubungan erat dengan pengeboran minyak bumi di semenanjung Yamal yang berbatasan dengan Teluk Ob sekaligus lokasi pabrik LNG Arktik.

Ilmuwan Rusia lainnya, Vladimir Sokolov melakukan ekspedisi dengan Institut Penelitian di Kutub Utara dan Antartika, yang berbasis di St Petersburg.

Dia menyebut, tahun ini beruang kutub terganggu dengan cuaca ekstrem di Pulau Spitsbergen utara dan di Kepulauan Svalbard Norwegia.

Kini di dua wilayah itu, tidak ada es yang mengapung di tengah lautan dan intensitas salju berkurang.

Studi lain yang minggu ini baru dirilis, menemukan fakta, beruang kutub menimbun buruan mereka yang mati di bawah tanah dan salju.

Sehingga, mereka bisa memakannya di kemudian hari.

Baca: Ibu Rumah Tangga Diserang Beruang Saat Sedang Memanen Hasil Sawit di Kebun

Baca: Dua Beruang Madu Muncul di Pemukiman Bukit Timah Dumai Selatan, Begini Pesan BKSDA Riau

Perilaku ini disebut caching, sebenarnya biasa dilakukan spesies beruang lainnya terutama beruang cokelat.

Beruang yang bisa ditemui di tempat tropis ini merupakan hasil evolusi beruang kutub sekitar 500.000 tahun lalu.

Jadi ini sangat jarang dilakukan beruang kutub.

Namun seorang ilmuwan, Ian Stirling dari Universitas Alberta dan Dewan Peneliti untuk Beruang Kutub memutuskan untuk mendalami peristiwa ini.

Dia sebelumnya mendapat foto dari teman tentang beruang kutub yang mengubur mayat buruan, lantas tertarik menyelidikinya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas