Mungkinkah Corona Menjadi Virus Musiman? Ini Kata Ilmuwan
Covid-19 memiliki karakteristik yang cukup mirip dengan penyakit gangguan pernapasan lainnya, seperti selesma (common cold) dan influenza.
Editor: Sanusi
McGraw dari Penn State University menjelaskan ada banyak faktor yang dapat menentukan bagaimana dan kapan virus tersebut akan berhenti.
"Tingkat penyebaran virus, efektivitas dari pengendalian infeksi virus, cuaca, dan kekebalan tubuh manusia sepertinya akan memainkan peran penting untuk menentukan nasib ke depannya," ucapnya.
Para peneliti membandingkan dengan dua virus corona mematikan lainnya, yaitu SARS dan MERS, untuk dapat lebih memahami bagaimana Covid-19 akan bekerja pada musim panas nanti.
"SARS dan MERS tidak dipengaruhi oleh musim. Wabah SARS memang berakhir pada Juli, namun tidak jelas apakah itu karena cuaca atau tidak. MERS sama sekali tidak menunjukkan tanda bahwa dia dipengaruhi oleh musim," kata Thomas Bollyky, Direktur Global Health Program di Washington D.C.
Apalagi tidak semua negara di dunia mengalami musim panas pada waktu yang sama, sedangkan virus ini telah menyebar secara global.
Para ahli memperingkatkan, meskipun nanti penyebaran virus menunjukkan penurunannya di dunia bagian utara saat musim panas berlangsung, bisa jadi bagian selatan justru semakin rentan terhadap penyebaran virusnya.
Selain itu, meskipun virus corona dapat mereda saat musim panas, ada kemungkinan virusnya akan kembali pada musim dingin.
Oleh karena itu, para ahli memeringatkan para pejabat kesehatan publik untuk tidak bergantung dengan suhu panas dan tetap mengontrol perkembangan virus corona agar virus ini tidak menjadi penyakit musiman.
"Hal yang harus dilakukan adalah kesiapsiagaan kesehatan masyarakat dan kebijakan untuk mengurangi jumlah orang yang terinfeksi (virus corona), melindungi para pekerja kesehatan, dan meningkatkan kemampuan diagnosa dan pelayanan terhadap orang-orang sakit," jelas Bollyky.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mungkinkah Corona Menjadi Virus Musiman? Ilmuwan Jelaskan"