Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Rapid Test untuk Tes Massal Corona, Bagaimana Metode dan Prosedurnya?

Rapid test atau uji cepat yang handal untuk melacak infeksi virus SARS-CoV-2, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, dianggap ampuh.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Mengenal Rapid Test untuk Tes Massal Corona, Bagaimana Metode dan Prosedurnya?
TRIBUNNEWS.COM/APFIA
Suasana Pabrik Rapid Test Kimia Farma di Denpasar 

TRIBUNNEWS.COM - Rapid test atau uji cepat yang handal untuk melacak infeksi virus SARS-CoV-2, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, diyakini menjadi jurus paling ampuh untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Lewat metode uji cepat, korban infeksi dan potensi munculnya "titik panas" COVID-19 bisa terdeteksi lebih dini.

Dengan begitu pasien bisa dengan cepat memasuki masa karantina di fasilitas-fasilitas medis yang sudah disiapkan, atau kalau gejalanya ringan, bisa dikarantina di rumah.

Namun banyak hal dan prosedur yang harus dilewati untuk dapat melakukan uji cepat virus corona.

Di negara maju seperti Jerman, ada regulasi yang mengatur prosedurnya.

Juga ketersediaan alat tes, kapasitas laboratorium, jumlah tenaga ahli serta bagaimana penanganan sampel, menjadi faktor penting dalam rapid test.

Penanganan sampel yang keliru bisa menghasilkan diagnosa yang salah pula.

Berita Rekomendasi

Juga terlihat, saat wabah pertama kali berkecamuk di Wuhan, kapasitas laboratorium, peralatan dan tenaga ahli dalam waktu singkat tidak lagi mampu menangani lonjakan jumlah pasien.

Salah seorang pemain PERSIB menjalani tes corona
Salah seorang pemain PERSIB menjalani tes corona (Tangkapan layar laman resmi Persib.co.id/Gregorius A.K.)

Siapa yang harus dites?
Uji cepat pada prinsipnya hanya dibatasi pada dugaan kasus.

Pasalnya tes secara massal, selain tidak logis juga nyaris mustahil dilaksanakan.

Apalagi, gejala batuk-batuk atau demam ringan, juga tidak identik dengan infeksi COVID-19.

Mereka yang harus dites adalah yang menunjukkan gejala radang paru-paru dengan penyebab tidak jelas.

Gejala yang mecolok adalah kesulitan bernafas, batuk kering dan demam.

Apalagi jika mereka pernah mengunjungi kawasan risiko atau kontak langsung dengan penderita COVID-19.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas