Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Langit September 2020: Bisa Saksikan Bulan Sabit Tua dan Spica Bintang yang Paling Terang

Ini Fenomena Langit Sepanjang September 2020, Bisa Saksikan Bulan Sabit Tua dan Spica Bintang yang Paling Terang

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Fenomena Langit September 2020: Bisa Saksikan Bulan Sabit Tua dan Spica Bintang yang Paling Terang
http://in-the-sky.org
Fenomena Langit September 2020 - Okultasi Mars oleh Bulan 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut beberapa fenomena langit yang terjadi pada bulan September 2020, Anda bisa menyaksikan Bulan Sabit Tua hingga Spica bintang yang paling terang.

Ketampakan Terakhir Bulan Sabit Tua dapat Anda saksikan dengan mata telanjang pada Rabu, 16 September 2020, sementara Konjungsi Merkurius-Spica akan terlihat pada Selasa, 22 September 2020.

Informasi tersebut juga telah disampaikan secara langsung melalui akun resmi Instagram @lapan_ri.

"Bulan September ini akan ada banyak Fenomena antariksa yang menarik. Mulai dari fase - fase Bulan sampai dengan Oposisi Neptunus," tulis akun Instagram @lapan_ri.

Melansir Edukasi Sains Antariksa, berikut Fenomena Langit September 2020:

1. Fase Bulan Purnama (Rabu, 2 September 2020)

Puncak purnama akan terjadi pada pukul 12.21.58 WIB dengan jarak geosentris 399200 km dan diameter sudut 29,5 menit busur.

Berita Rekomendasi

Pengamat di wilayah Indonesia bagian Barat dapat menikmati purnama selama dua hari berturut-turut yakni pada malam hari tanggal 1 dan 2 September 2020, karena puncak purnama berdekatan dengan tengah hari.

Bulan purnama dapat diamati pada arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya dan terletak pada konstelasi Akuarius.

Purnama ini dapat disebut juga sebagai Bulan Jagung Penuh (Full Corn Moon) dan Bulan Jelai Penuh (Full Barley Moon) karena pada saat itu tanaman jagung dan jelai sedang panen.

2. Konjungsi Bulan-Mars dan Okultasi Mars oleh Bulan (Sabtu, 5 September 2020 - Minggu, 6 September 2020)

Puncak Konjungsi Bulan Mars di Indonesia terjadi pada tanggal 6 September 2020 dengan waktu puncak bervariasi antara pukul 13.42.57 WIT hingga 11.43.04 WIB.

Mars mengalami okultasi dengan Bulan pada Minggu, 6 September 2020 yakni ketika Mars melintas di belakang Bulan.

Okultasi Mars oleh Bulan terjadi mulai pukul 02.25 Universal Time (09.25 WIB) hingga 07.03 Universal Time (14.03 WIB).

Tetapi, baik Mars maupun Bulan berada di bawah ufuk.

Fenomena Langit September 2020 - Okultasi Mars oleh Bulan
Fenomena Langit September 2020 - Okultasi Mars oleh Bulan (http://in-the-sky.org)

Oleh karena itu, di Indonesia hanya dapat menyaksikan fenomena konjungsi Bulan Mars pada 5 September 2020 pukul 21.00 WIB (ketika Mars di atas ufuk) hingga keesokan harinya pukul 05.30 WIB dari arah Timur hingga Barat-Barat Laut.

Sementara pada 6 September 2020, konjungsi Bulan Mars dapat disaksikan mulai pukul 21.15 WIB (ketika Bulan di atas ufuk) hingga keesokan harinya pukul 05.30 WIB dari arah Timur hingga Barat-Barat Laut.

3. Apogee Bulan (Minggu, 6 September 2020)

Bulan akan berada pada titik terjauh Bumi (apogee) pada pukul 13.21.34 WIB.

Bulan terletak di konstelasi Pisces ketika apogee, dan baru dapat disaksikan mulai pukul 21.00 WIB di arah Timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 09.00 WIB.

4. Fase Perbani Akhir (Kamis, 10 September 2020)

Puncak fase perbani akhir akan terjadi pada 10 September 2020 pukul 16.25.40 WIB.

Bulan akan terbit di sekitar tengah malam dari arah Timur-Timur Laut, kemudian berkulminasi di arah Utara menjelang terbit Matahari dan terbenam dari arah Barat-Barat Laut menjelang tengah hari.

5. Retrograde Mars (Kamis, 10 September 2020)

Retrograde merupakan gerak semu planet yang tampak berlawanan arah (dari Timur ke Barat) dibandingkan dengan gerak normalnya (dari Barat ke Timur) jika diamati dari Bumi.

Retrograde Mars dimulai pada tanggal 10 September 2020 pukul 05.23 WIB dan berakhir pada 14 November 2020 pukul 07.36 WIB, sehingga retrograde Mars berlangsung selama 65 hari.

Puncak retrograde Mars adalah Oposisi Mars, yakni ketika seluruh permukaan Mars yang menghadap Bumi terkena sinar Matahari sehingga akan tampak lebih terang.

Oposisi Mars tahun ini akan terjadi pada tanggal 14 Oktober 2020.

Retrograde Mars berikutnya akan terjadi 2 tahun mendatang yakni pada 30 Oktober 2022.

Baca: Fenomena Langit September 2020, Mulai dari Fase-fase Bulan, Retrograde Mars, hingga Oposisi Neptunus

Baca: Fenomena Cahaya & Suara Dentuman di Pulau Belitung, Lapan Sebut Fase Puncak Hujan Meteor Perseids

6. Deklinasi Maksimum Utara Bulan (Sabtu, 12 September 2020)

Bulan akan berada pada deklinasi maksimum Utara pada pukul 12.25.04 WIB.

Deklinasi maksimum utara bermakna Bulan terletak pada posisi paling utara dari ekuator langit.

7. Oposisi Neptunus (Sabtu, 12 September 2020)

Oposisi Neptunus merupakan fenomena konfigurasi ketika Matahari, Bumi dan Neptunus tampak segaris lurus dan Neptunus terletak pada posisi berlawanan arah terhadap Matahari.

Fenomena ini akan terjadi pada 12 September 2020 pukul 03.10 WIB.

Neptunus akan berada di atas ufuk mulai pukul 19.00 WIB hingga 04.30 WIB keesokan harinya, dan berkulminasi menjelang tengah malam di dekat Zenit.

Agar dapat menyaksikan titik biru pucat ini pastikan cuaca cerah dan bebas dari polusi cahaya ataupun penghalang lainnya.

8. Triple Konjungsi Bulan-Venus-Beehive (Senin, 14 September 2020)

Fenomena ini dapat diamati sejak pukul 03.30 WIB hingga 05.30 WIB dari arah Timur-Timur Laut.

Gugus Beehive (sarang lebah) merupakan gugus bintang terbuka yang terletak di konstelasi Cancer.

Gugus bintang ini terdiri dari 50-100 bintang dan dikenal juga dengan sebutan Praesepe atau Manger.

9. Ketampakan Terakhir Bulan Sabit Tua (Rabu, 16 September 2020)

Bulan sabit tua dapat disaksikan terakhir kali dengan mata telanjang pada 16 September 2020 sejak pukul 04.45 WIB hingga terbit Matahari pukul 05.45 WIB.

Bulan sabit tua kali ini telah berumur 27 hari 20 jam, elongasi 21,5 derajat dan terbit dari arah Timur-Timur Laut.

10. Fase Bulan Baru (Kamis, 17 September 2020)

Bulan akan memasuki fase konjungsi Bulan Baru pada 17 September 2020 pukul 17.59.56 WIB.

Ketinggian Bulan di Indonesia pada petang hari 17 September 2020 bervariasi antara -1,63 derajat (Merauke) hingga 1,04 derajat (Sabang), sehingga Bulan mustahil dapat terlihat bahkan dengan alat optik sekalipun.

Ketika senja, kalian dapat menyaksikan Merkurius di ufuk Barat, sementara Saturnus dan Jupiter bertengger di dekat ufuk dan terbenam setelah tengah malam.

Sementara itu, Mars dapat disaksikan sejak pukul 20.00 WIB dan Venur terbit keesokan harinya pada pukul 03.30 WIB dan dapat terlihat hingga terbitnya Matahari.

11. Ketampakan Pertama Bulan Sabit Muda (Jumat, 18 September 2020)

Bulan sabit muda dapat disaksikan pertama kali dengan mata telanjang pada 18 September 2020 sejak terbenamnya Matahari 17.45 WIB hingga 18.45 WIB ketika Bulan terbenam.

12. Perigee Bulan (Jumat, 18 September 2020)

Bulan akan berada pada titik terdekat Bumi (perigee) pada pukul 20.41.12 WIB.

Bulan terletak di konstelasi Virgo ketika perigee dan baru dapat disaksikan mulai pukul 17.45 WIB di arah Timur dan terbenam pada pukul 18.45 WIB.

Baca: Fenomena Astronomi Pekan Kedua Agustus 2020: Puncak Hujan Meteor Perseid hingga Konjungsi Bulan-Mars

13. Konjungsi Merkurius-Spica (Selasa, 22 September 2020)

Puncak konjungsi Merkurius Spica terjadi pada pukul 18.26.58 WIB dengan sudut pisah 0,27 derajat.

Fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang dari arah Barat selama kondisi langit cerah, bebas dari polusi cahaya maupun bebas dari pengahalang di sekitar medan pandang.

Spica merupakan bintang paling terang di antara bintang lainnya yang terletak di konstelasi Virgo.

14. Ekuinoks September (Selasa, 22 September 2020)

Ekuinoks September merupakan satu dari dua ekuinoks yang selalu terjadi setiap tahunnya.

Ekuinoks September adalah titik perpotongan ekliptika dan ekuator langit yang dilewati Matahari dalam perjalanan semu tahunan Matahari dari langit belahan Utara menuju ke langit belahan Selatan.

Ekuinoks September dikenal sebagai Ekuinoks Musim Gugur di belahan Utara dan Ekuinoks Musim Semi di belahan Selatan.

Tahun ini, Ekuinoks September terjadi pada tanggal 22 September 2020 pukul 20.30 WIB.

Bagi pengamat yang berada di garis katulistiwa, kalian akan mendapat Matahari tepat di atas kepala ketika tengah hari.

Posisi Bumi ketika Ekuinoks September
Posisi Bumi ketika Ekuinoks September (http://timeanddate.com)

15. Fase Perbani Awal (Kamis, 24 September 2020)

Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 24 September 2020 pukul 08.54.51 WIB.

Bulan akan terbit di sekitar tengah hari dari arah Timur Menenggara, kemudian berkulminasi di arah Selatan setelah terbenam Matahari dan Bulan terbenam dari arah Barat-Barat Daya setelah tengah malam.

16. Deklinasi Maksimum Selatan Bulan (Jumat, 25 September 2020)

Bulan akan berada pada deklinasi maksimum Selatan pada pukul 02.10.52 WIB.

Deklinasi Maksimum Selatan Bulan bermakna Bulan terletak pada posisi paling Selatan dari ekuator langit.

17. Triple Konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus (Kamis, 24 September hingga Sabtu, 26 September 2020)

Selama tiga hari berturut-turut, Bulan akan berkonjungsi triple dengan Jupiter dan Saturnus.

Mula-mula Bulan akan berada di sebelah Selatan Jupiter dan Saturnus.

Keesokan harinya, Bulan berada di arah Tenggara bersama-sama Jupiter dan Saturnus.

Keesokan harinya lagi, Bulan sudah bergeser di arah Timur Menenggara.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas