Hujan di Atas Normal Bakal Guyur 27,5 Persen Wilayah Indonesia, BMKG Ingatkan Ancaman Duet La Nina
Pemerintah tengah mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam menyusul peringatan BMKG soal fenomena La Nina
Editor: Anita K Wardhani
Menurut Jokowi, kenaikan curah hujan sebesar 20 persen-40 persen tidak bisa 'disepelekan'. "Saya minta supaya disampaikan, disebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca secepat-cepatnya ke seluruh provinsi dan daerah, sehingga tahu semua sebetulnya curah hujan bulanan ke depan akan terjadi kenaikan seperti apa,"
ucap Jokowi.
Sebelumnya Jokowi juga sudah meminta jajarannya untuk menjaga sektor pertanian di masa pandemi Covid-19. Sebab, hanya sektor itu yang masih tumbuh positif di tengah anjloknya ekonomi dalam negeri.
"Saya ingin mengingatkan bahwa di tengah pandemi, sektor pertanian menyumbang yang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasioal yang sedang dalam posisi perlambatan. Sektor pertanian perlu dijaga momentumnya,"
tutur Jokowi belum lama ini.
Jokowi mengatakan, pertumbuhan sektor pertanian akan membawa dampak positif bagi petani dan nelayan. Jika sektornya tumbuh, maka akan memberikan kesejahteraan bagi petani dan nelayan.
Sebagai informasi, sektor pertanian tumbuh positif sebesar 16,24 persen pada kuartal II 2020. Sementara, ekonomi nasional anjlok hingga minus sebesar 5,32 persen di periode tersebut.
Sementara itu Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai rapat kabinet terbatas kemarin mengatakan bahwa fenomena La Nina berpotensi menimbulkan multibencana seperti longsor, banjir, gempa bumi hingga tsunami.
”Tadi Bu Dwikorita (Kepala BMKG) mengingatkan bisa saja dan nanti multibencana, misalnya La Nina ini tadi hujan deras atau gempa atau tsunami. Nah itu perlu diantisipasi,” kata Luhut.
Ia mengungkapkan, BMKG telah melaporkan kepada Presiden bahwa selama enam bulan ke depan akan ada fenomena La Nina yang akan berpengaruh pada curah hujan di Indonesia.
“Curah hujan di Indonesia akan bisa naik sampai 40 persen. Itu yang membuat kita melakukan antisipasi,” ujar Luhut Pandjaitan.
Melihat kondisi itu, kata Luhut, Presiden Jokowi memerintahkan jajaran kementerian/lembaga untuk bekerja melakukan antisipasi berlandaskan data dan prediksi dari BMKG.
“Presiden mengingatkan kami untuk betul-betul melihat semua laporan BMKG sebagai landasan kita bekerja. Karena dengan itu, nanti kita akan bisa mengurangi kemungkinan-kemungkinan keterlambatan dalam menangani peristiwa
semacam itu,” terang Luhut.
Menurut Luhut, BMKG memprediksikan mulai Oktober curah hujan akan semakin meningkat.
Sehingga diprediksi akan terjadi tanah longsor bahkan berpotensi tsunami hingga gempa bumi. Semua bencana alam ini, lanjut Luhut, akan berpengaruh pada penularan Covid-19.
“Itu juga berpengaruh pada tadi, Covid-19. Nah ini karena ada pengungsian dan sebagainya. Oleh karena itu, kita juga minta, baik masyarakat juga ikut membantu, jangan sampai tidak menuruti warning yang sudah disebarluaskan oleh BMKG,” jelasnya.
Luhut.(tribun network/fik/yud/ras/dod)