Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dewi Harus Tidur Hingga Larut Malam Mengerjakan Animasi

Film animasinya berjudul 'Unstring Your Heart' masuk dalam nominasi Kansas International Film Festival di Amerika Serikat pada 2020.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Dewi Harus Tidur Hingga Larut Malam Mengerjakan Animasi
TRIBUN JATENG
Salah seorang siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kabupaten Kudus saat memproduksi film animasi berjudul 'Unstring Your Heart'. Film ini masuk dalam nominasi Kansas International Film Festival di Amerika Serikat pada 2020. 

Laporan wartawan Tribun Jateng,Raka F Pujangga

TRIBUNNEWS.COM, KUDUS-Sekolah di daerah tak selalu bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, mereka juga mampu menghasilkan karya bagus. Sebut saja misalnya yang dikerjakan siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kabupaten Kudus. Film animasinya berjudul 'Unstring Your Heart' masuk dalam nominasi Kansas International Film Festival di Amerika Serikat pada 2020.

Film karya siswa SMK RUS Kabupaten Kudus itu menyuguhkan animasi realis yang dibuat sesuai keadaan sebenarnya. Dengan latar belakang lokasi kota lama Semarang, film tersebut menarik‎ perhatian dan memenangkan Best Student Creation Hello Fest Indonesia pada 2019 lalu.

Dewi Sekar ‎Ayu Kinasih (19), yang menjadi animator production coordinator Unstring Your Heart menceritakan kesulitannya membuat film yang diproduksi tahun 2018 itu.

Saat mengerjakan film itu, Dewi masih duduk di bangku kelas XI SMK RUS. "Kesulitannya karena proyek itu pertama kalinya saya membuat animasi realis. Jadi membuatnya harus detil," ujar Dewi yang Kini bekerja menjadi guru di SMK Rus, saat ditemui, Selasa (5/1/2020).

Baca juga: BPIP Gandeng RANS Entertainment dan Sinergy for Indonesia Buat Animasi “Lorong Waktu Si AA”

Dia mengaku harus tidur hingga larut malam untuk mengerjakan proyek tersebut karena tingkat kesulitannya tinggi.Bahkan, jika dibandingkan animasi tiga dimensi biasanya, waktu pengerjaannya bisa lebih lama tiga sampai empat kali."Kesulitannya tiga kali lipat, bahkan empat kali lipatnya. Sampai saya harus pulang malam hari," ujar warga Nalumsari, Kabupaten Jepara.

Baca juga: Sherina Munaf Akan Menjadi Seiyuu sekaligus Penyanyi Soundtrack Film Animasi Terbaru Studio Ghibli

‎Proyek yang memakan waktu pekerjaan sekitar enam sampai sembilan bulan tersebut, membuatnya juga jarang bermain. "Saya sampai berkurang jam main‎nya karena pulang sampai malam," jelasnya.

Berita Rekomendasi

‎Sementara itu, Kepala SMK RUS, Fariduddin mengapresiasi karyanya bisa diterima di kancah nasional dan internasional. ‎Film itu menggunakan latar belakang Lawang Sewu Semarang karena dinilai lebih dikenal masyarakat dunia.

"Pemilihan tempat itu karena lebih mudah dikenal, tapi rencananya kami juga akan membuat film Animasi dengan setting di Kudus," ucap dia.

Baca juga: Rilis Animasi Lorong Waktu Si Aa, Raffi Ahmad Suguhkan Hiburan Sekaligus Pendidikan Ideologi

Fariduddin mengatakan, daya tarik film animasi itu juga karena ceritanya yang menarik mengisahkan tentang sepasang boneka tali ‎yang berusaha menarik perhatian pengunjung. Hingga akhirnya boneka itu justru saling jatuh cinta satu sama lainnya."Ini film tentang percintaan sepasang boneka marionette yang tadinya bersaing jadi jatuh cinta. Karena boneka itu satunya laki-laki dan perempuan," katanya.

Kepala Studio ‎SMK RUS, Riko Andriansyah menjelaskan, film animasi yang diproduksi tahun 2018 itu bisa tetap eksis dan mengikuti ajang festival film di dunia. "Film ini memang sengaja dibuat untuk mengikuti festival film dan telah bisa menyabet nominasi," ucapnya.

Pekerjaan pembuatan film itu membutuhkan waktu sekitar enam sampai sembilan bulan yang dibantu sebanyak 60 siswa. "Pengerjaannya enam bulan, tapi ada risetnya juga membutuhkan waktu total sampai sembilan bulan," ujar dia.

Dia berharap, film tersebut dapat menjadi motivasi bagi generasi penerus ‎agar bisa menghasilkan karya membanggakan lainnya."Film ini akan menjadi ikon bagi sekolah kami dan menjadi pemicu untuk generasi penerus menghasikan film lainnya," jelas dia.

Juara Nasional 3D Game Art
Selain masuk nominasi di dunia internasional, siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kabupaten Kudus lainnya, Ilham Aditya Pratama (17), juga memperoleh juara nasional Lomba Keterampilan Siswa (LKS) 3D Game Art pada bulan Oktober 2020 lalu. Pelaksanaan kompetisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut diselenggarakan secara daring pada tanggal 18-24 Oktober 2020.

Ilham menceritakan, ide membuat karakter tiga dimensi ‎itu karena kesukaannya bermain game.Sehingga dia tertarik untuk membuat karakter 3D Game Art terse‎but. ‎"Daripada animasi, saya lebih suka membuat 3D Game Art," ujar Ilham.

Dia menceritakan, untuk membuat desain tiga dimensi itu dilaksanakan di rumah secara online. Setiap peserta, kata dia, hanya bisa melakukan desain pada saat waktu yang ditentukan panitianya. "Jadi harus melakukan desain online, nggak bisa offline walaupun mengerjakannya dari rumah," ucap‎ pria kelahiran Kudus, 4 Juli 2003 ini.

Ilham menceritakan pada hari pertama, dia harus membuat desain selama lima jam. Kemudian hari kedua lima jam, dan hari ketiga tujuh jam. "Jadi totalnya untuk menyelesaikan desain 3D Game Art dalam kompetisi ini 17 jam," ucapnya.

‎Panitia menawarkan tiga karakter desain yang bisa dipilih masing-masing peserta yakni tank, fighter dan healer.Kemudian Ilham memilih untuk membuat desain fighter yang deskripsi k‎arakternya sudah ditentukan panitia. "Saya pilih fighter karena lebih suka karakternya. Pembuatannya juga nggak sulit, kendalanya paling konektivitasnya saja," Ilham menjelaskan.

Setelah menjuarai kompetisi nasional, Ilham juga mengincar kompetisi internasional yang akan digelar di Shanghai. "Ya rencananya ikut kompetisi internasional tapi nanti melihat kondisi bagaimana," ucapnya.

Baca juga: Serial Animasi Bima S Sudah Bisa Disaksikan di Digital Streaming Vision+

Kepala SMK RUS Kudus, ‎Fariduddin mendukung terus siswanya untuk mengasah keterampilannya dalam mengikuti beragam kompetisi. Kendati demikian, pihaknya tidak mematok prestasi pada siswanya untuk meraih sebuah kompetisi."Kami tidak hanya mengerjar prestasi, tetapi yang terpenting menciptakan siswa yang dibutuhkan dunia industri," jelas dia.

Pihaknya juga menekankan, untuk menciptakan siswa yang memiliki kemampuan sesuai kebutuhan industri membuat 70 persen kurikulum tak bisa diterapkan. "Kami memakai kurikulum berbasis industri sehingga 70 persen kurikulum tidak dipakai. Karena standar kami industri," jelas dia.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas