Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teknologi Canggih dari Negara-negara Ini Bisa Bikin Banjir di Jakarta Minggir, Bagaimana Caranya?

Sejak zaan dulu Jakarta kerap dilanda banjir jika hujan deras bahkan sering direpotkan banjir kiriman dari daerah hulu.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Teknologi Canggih dari Negara-negara Ini Bisa Bikin Banjir di Jakarta Minggir, Bagaimana Caranya?
New Civil Engineer
Thames Barrier untuk mengendalikan banjir di Kota London, Inggris. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan Jakarta namanya kalau tidak lekat dengan persoalan yang sejak zaman kolonial Belanda hingga saat ini tak kunjung selesai yaitu banjir.

Sejak zaman dulu, kota yang dikenal sebelumnya bernama Batavia ini kerap dilanda banjir jika hujan deras bahkan sering direpotkan banjir kiriman dari daerah hulu.

Sejumlah penanganan baik dari sisi teknologi dan inovasi sudah diterapkan di Jakarta, sayang tindakan tersebut belum bisa membendung banjir secara signifikan.

Tak hanya Jakarta, kota-kota di luar negeri banyak pula yang dilanda banjir seperti Jakarta. Negara-negara tersebut umumnya dipusingkan seputar langkah penanganan banjir saat sudah terjadi, langkah itu pun dinilai terlambat.

Para ahli seperti arsitek, insinyur, dan ahli tata kota di dunia ini telah memikirkan inovasi seperti apa yang tepat untuk mencegah banjir dan melindungi manusia dari risiko tersebut.

Meski inovasi ini sangat erat dengan pembangunan infrastruktur yang mahal, para ahli meyakini hal tersebut sebagai solusi yang pas untuk menangani banjir.

Baca juga: Bekasi dan Jakarta Kebanjiran, PLN Masih Padamkan Listrik ke 2.000 Lebih Pelanggan, Ini Rinciannya

Berita Rekomendasi

Negara-negara ini telah menerapkan inovasi penanganan banjir yang mungkin bisa diaplikasikan di DKI Jakarta. Berikut teknologi penanganan banjir di sejumlah negara:

1. Maeslant Storm Surge Barrier di Belanda

Memang sudah terbukti bila negeri tulip yang pernah menjajah Indonesia ini sering disebut suhunya untuk penangan banjir.

Salah satu mega infrastruktur yang dibuat di sana adalah Maeslant Storm Surge Barrier atau Maeslantkering di Kota Rotterdam.

Negeri seribu dam ini sadar bahwa lokasi negaranya memiliki permukaan air yang lebih tinggi ketimbang daratan membuat mereka berpikir keras agar tidak tenggelam.

Baca juga: 4 Aplikasi Ini Hadirkan Peringatan Dini Banjir, Cocok Digunakan di Musim Hujan

Bendungan ini dibuat tahun 1997 yang berupa pintu gerbang raksasa untuk menutup kanal dari ancaman banjir masuk ke pusat kota.

Maklum saja, sungai dan kanal di Belanda terkenal juga sebagai jalur transportasi yang dipakai untuk lalu lintas kapal kecil.

Karena  itu, perlu ada teknologi canggih yang bisa menahan air melalui sistem buka-tutup sungai.

Jika situasi permukaan air normal, sungai di Belanda dibiarkan terbuka untuk lalu lintas kapal yang berseliweran di sungai dan kanal. Jika naik alias banjir, sungainya akan ditutup untuk menahan aliran banjir.

Maeslant Storm Surge Barrier di Belanda.
Maeslant Storm Surge Barrier di Belanda. (thecivilengineer.org)

Cara kerjanya saat ini telah ditingkatkan menjadi lebih canggih. Ketika  permukaan air naik, sensor bahaya akan menyala.

Lalu gerbang bendungan itu otomatis akan menutup secara perlahan dengan cara digeser.

Gerbang ini kemudian diisi air sebagai pemberatnya. Maka, terciptalah bendungan di sungai.

2. LiDAR Flood Risk Mapping di Thailand

Tak disangka dan tak diduga, di negara yang masih dalam kawasan Asia Tenggara atau berdekatan dengan Indonesia ternyata sudah memiliki teknologi penanganan banjir yang oke punya.

Negara berjuluk Negara Gajah Putih alias Thailand punya teknologi ampuh untuk mengatasi banjir. Thailand sendiri memiliki problem banjir yang serius karena dilintasi banyak sungai besar.

Seperti penanganan banjir di Sungai Chao Phraya di Kota Bangkok yang kerap dilanda banjir. Thailand memakai sebuah teknologi bernama LiDAR Light Detection and Ranging untuk memitigasi bencana banjir.

LiDAR saat ini sudah ada di iPhone 12 Pro dan iPad Pro yang saat ini sangat membantu warga lokal bahkan turis asing yang berkunjung ke Bangkok.

Mulanya, para insiyur di Bangkok memakai LiDAR untuk membuat peta elevasi 3D.

Dari situ mereka turut membuat model elevasi yang sangat akurat di area tertentu Kota Bangkok yang rawan banjir.

Pemerintah Bangkok juga memakai drone untuk memantau jaringan drainase kota untuk mendeteksi ancaman air yang tersumbat. Misalnya, batang pohon tersangkut di pipa drainase kota atau karena sampah yang menumpuk.

3. WIPP di Selandia Baru

Selandia Baru juga memiliki teknologi canggih untuk menanggulangi banjir. Negara di benua Australia ini memiliki teknologi penanganan banjir berbasis Hydroresponse.

Para ahli di negara ini membuat sebuah inovasi untuk memitigasi banjir yang bernama WIPP atau Water Inflated Property Protector.

Teknologi ini berbentuk tanggul air portabel sebagi menggantikan fungsi karung pasir kala banjir melanda.

WIPP adalah kantung polyester berlapis vinyl berukuran besar dan bisa disambung-sambung. Uniknya, kantung ini tinggal diisi oleh air banjir dan jadilah tanggul sementara saat banjir berlangsung.

Solusi ini bisa dikatakan masuk akal dan sangat berguna untuk semua kalanhan masyarakat. Ketika terjadi banjir, tentu banyak orang kerepotan dan sibuk mencari sesuatu untuk menahan masuknya air ke dalam sebuah ruangan.

Teknologi WIPP bisa jadi solusi terbaik saat banjir karena fungsinya sangat sederhana namun besar pengaruhnya untuk menahan derasnya arus banjir.

4. Water-Gate di Selandia Baru

Sama halnya dengan WIPP, Water-Gate memiliki alat reaksi cepat anti banjir.

Mempunyai fungsi sama seperti karung pasir saat banjir, Water-Gate memiliki bahan yang sangat cocok untuk si permukaan air.

Alat ini membentuk seperti tanggul darurat dan terbuat dari PVC yang mudah dibongkar pasar, digulung, dan disambung-sambung.

Cara kerjanya sederhana. Water-Gate jika belum dibentuk awalnya memiliki permukaan rata. Namun ketika air banjir datang, tekanan air itu mendorong alat ini sehingga otomatis membuka seperti kipas dan terciptalah tanggul.

Water-Gate bisa digunakan berulang-ulang bahkan bisa dikerjakan oleh sedikit orang. Water-Gate Self-inflating Barrier ini adalah penemuan dari Hydro Response Ltd.

Water-Gate di Selandia Baru banyak digunakan di sungai, jalan raya, akses jalan perumahan dan lokasi lain yang dirasa perlu untuk menahan air banjir.

5. Aquobex Flood Guard di Inggris

Negeri Ratu Elizabeth ternyata masih juga dipusinhkan oleh banjir. Inggris yang terkenal dengan kemajuan teknologi, rupanya juga membuat sebuah inovasi pencegah banjir di rumah-rumah.

Alat itu bernama Aquobex Flood Guard buatan Aquobex. Aquobex ini adalah sebuah alat penahan air yang mudah dipasang di pintu-pintu rumah, sehingga air banjir tidak masuk ke dalam rumah.

Aquobex sangat banyak digunakan di wilayah yang masuk dalam daerah langganan banjir. Selain mudah dipasang dan bisa dipakai berulang-ulang, fungsi dari Aquobex sama seperti karung pasir untuk menjadi tanggul air sementara.

6. Thames Barrier di Inggris

Mungkin banyak yang tidak tahu bila di London ada sebuah daerah yang sering dilanda kebanjiran. Sungai Thames di London, Inggris ternyata sering dilanda banjir bila volume air meningkat dari kapasitas kanal.

Oleh karena itu pemerintah Inggris menciptakan teknologi penahan banjir seperti di Belanda yaitu sebuah tanggul besar dan pintar.

Namun, yang membedakan Thames Barrier dengan Maeslant Storm Surge Barrier di Rotterdam terletak pada cara kerjanya.

Thames Barrier adalah sebuah tanggul sekaligus bendungan yang memakai gerbang dari baja hollow. Gerbang itu memiliki fungsi penahan air dengan cara diangkat, bukan digeser seperti di Belanda.

Alasan dipakainya sistem buka-tutup seperti itu karena Sungai Thames juga berfungsi untuk lalu lintas kapal.

Saat ada ancaman banjir, gerbang akan muncul dari bawah air untuk mencegah London kebanjiran. Teknologi ini sudah ada dari 1984 dan lebih dari 100 kali melindungi London dari banjir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas